GAZA MEDIA , GAZA – Puluhan warga Palestina telah mengambil bagian dalam protes di kamp pengungsi Jablia di Jalur Gaza yang terkepung untuk menuntut Inggris mengakui negara Palestina yang merdeka.
Protes itu terjadi pada peringatan 104 tahun Deklarasi Balfour, sebuah janji publik yang dibuat oleh Inggris, yang menyatakan dukungannya untuk “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi” di Palestina. Pernyataan itu datang dalam bentuk surat dari Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour.
Faksi-faksi Palestina mengorganisir rapat umum hari Selasa, di mana para pengunjuk rasa memegang spanduk dan meneriakkan slogan-slogan yang mendesak Inggris untuk berdiri dengan tanggung jawabnya dan mengakui negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya dan untuk mengakui penderitaan yang disebabkan oleh pernyataan itu.Juru bicara Hamas Abdel Latif al-Qanou mengatakan kepada Al Jazeera , bahwa Inggris bertanggung jawab penuh atas “kejahatan sejarah, politik dan moral” terhadap rakyat Palestina.
“Sejak janji itu, rakyat kami terus-menerus menderita dan berperang terbuka dengan pendudukan Israel untuk mendapatkan hak-hak mereka di tanah mereka yang diberikan kepada Israel untuk mendirikan tanahnya,” katanya. Al-Qanou mengatakan Inggris harus memberikan kompensasi kepada warga Palestina atas ketidakadilan yang mereka derita sebagai akibat dari deklarasi tersebut. “Tidak peduli berapa lama, kami tidak akan melepaskan hak kami untuk melawan dan berjuang sampai dibebaskan dari pendudukan,” tambahnya. Sementara itu, Aref Naim, seorang anggota Partai Fida, mengatakan “janji yang tidak menyenangkan” menyebabkan pemindahan massal, pembunuhan dan perampasan tanah dan tidak dilupakan oleh orang-orang Palestina. “Masyarakat internasional diam tentang kejahatan mencuri tanah Palestina dan menggusur ribuan warga Palestina hingga hari ini. Orang-orang Palestina membayar harga yang mahal dan masih melakukannya.” Naim meminta masyarakat internasional untuk meningkatkan tekanan pada Israel untuk mengakhiri pendudukan selama puluhan tahun atas wilayah Palestina, dan untuk menerapkan semua resolusi PBB, termasuk hak untuk kembali dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi warga Palestina.
Deklarasi Balfour secara luas dipandang telah meluncurkan proses yang akan mengarah pada pembentukan negara Israel pada tahun 1948. Dalam perang seputar pembentukan negara Israel, lebih dari 750.000 warga Palestina dipindahkan secara paksa dari rumah mereka dalam apa yang orang Palestina sebut sebagai Nakba, atau “bencana”. Awal pekan ini,
Presiden Mahmoud Abbas mengeluarkan dekrit presiden yang memerintahkan bendera nasional dikibarkan setengah tiang pada 2 November setiap tahun menandai peringatan Deklarasi Balfour, menurut kantor berita resmi Palestina WAFA. Dekrit tersebut menyatakan pentingnya “mengingatkan dunia pada umumnya dan Inggris pada khususnya tentang penderitaan rakyat Palestina dan hak-hak mereka untuk mencapai kemerdekaan, kenegaraan, dan penentuan nasib sendiri”. []