Hampir Sebulan Banjir di Sintang Kalbar Tak Kunjung Surut

GAZA MEDIA, KALIMANTAN BARAT – Sudah sebulan lamanya banjir akibat meluapnya Sungai Kapuas melanda beberapa wilayah di Kalimantan Barat, salah satunya Kabupaten Sintang.

Sejak pertengahan Oktober lalu hingga kini, beberapa wilayah di Kalimantan Barat masih terdampak banjir, di antaranya Kota Sintang, Kec. Batang Lupar, Kec Badau (Pulau Majang), Kec. Silat Hilir, Kec. Semitau, Kec, Selimbau, Kec. Jongkong, Kec. Suhaid, Kec. Embaloh Hilir dan Kec. Bunut Hilir.

Menurut Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD Kalimantan Barat) sebanyak 29.648 rumah dan 42.966 jiwa terdampak banjir. Ketinggian air diperkirakan bisa mencapai 7 meter.

Kebutuhan darurat warga Kalbar saat ini adalah air bersih, dapur umum, toilet, pangan, perahu karet untuk mobilitas mereka, dan terpal. Tidak main-main dampak banjir di Kalimantan. Tak terbayangkan betapa sulitnya warga beraktivitas dalam kondisi seperti ini.

Banjir yang menerjang Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat tak kunjung surut. Sudah hampir satu bulan terhitung sejak Kamis pagi (21/10) itu merendam puluhan ribu rumah warga.

Beberapa orang dinyatakan meninggal imbas banjir itu, yang salah satunya karena tersengat aliran listrik. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelontorkan Rp500 juta untuk bantuan warga terdampak. Kementerian Sosial (Kemensos) dan Gubernur Kalbar Sutarmidji juga turut memberikan bantuan. Belakangan, Sutarmidji pun menyatakan telah melepas 5.000 paket sembako dari Presdien RI Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Sintang.

“Saya menyampaikan terimakasih kepada pak Presiden yang telah memberikan bantuan khusus untuk masyarakat yang menjadi korban banjir di Sintang sebanyak 5 ribu paket. Tetapi saya juga sudah sampaikan ke Presiden, banjir ini bukan hanya di Sintang, tetapi Kapuas Hulu, Sekadau, Sanggau, dan Melawi,” kata Sutarmidji, di Pontianak, Kamis (18/11) seperti dikutip dari Antara.

Bantuan datang setelah setidaknya hampir sebulan banjir di kawasan DAS Kapuas itu tak surut signifikan. Namun banyak warga Sintang mengaku tak merasakan bantuan tersebut. Mereka masih banyak yang mengeluhkan sulitnya makan, minum dan memenuhi kebutuhan primer lainnya.

Dirinya berharap, setelah Sintang, ada lagi bantuan untuk kabupaten lain, sehingga setelah itu bantuan dari masyarakat yang dikoordinasikan Pemprov Kalbar bisa didistribusikan ke daerah lainnya. Pada hari itu, sambungnya, Pemprov Kalbar pun sudah mengirim bantuan untuk dapur umum ke Kapuas Hulu, ke Sanggau, Sekadau dan Melawi.

“Hampir 2 bulan kami mengalami kesulitan mencari uang, air bersih dan yang lain, barang barang banyak hancur mau pergi sana sini susah kami hanya mendapat kan bantuan beras, mie dari relawan-relawan,” kata Ina kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/11).

Sebagai ibu, Ina mengaku pusing lantaran masih harus membayar kuliah anaknya. Sebab, untuk makan saja urusannya belum tuntas tapi tagihan jalan terus.

“Mana ndak bisa bekerja, mana mau bayar biaya anak kuliah, belum lagi bayar kredit yang lain,” ujarnya.
mengatakan sudah beberapa hari terakhir anaknya mengalami sakit-sakitan.

Tentu, ia menganggap masalah kesehatan dan keselamatan penting. Apalagi, ia pernah menyaksikan tetangganya tersetrum aliran listrik dan meninggal dunia.

“Kami benar benar merasa sedih sekarang anak sakit sakit kena muntah. Semoga kesulitan kami ini cepat berlalu seperti sedia kala, tapi masih bersyukur diberi keselamatan, ada juga di gang kami yang meninggal kena setrum listrik,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah lebih perhatian lagi terhadap orang terdampak. Ia juga ingin bantuan itu sampai kepada dirinya. []