GAZA MEDIA, AL-QUDS – Lembaga Eropa Peduli Al-Quds mengecam keras statmen Dubes Ukraina di Israel Yevgen Kornichuk, yang menyatakan negaranya mengakui Al-Quds sebagai ibukota Israel, dan menerima pemindahan kedutaan besarnya kesana, seperti dikutip dari Palinfo, Sabtu (18/12).
Saat menghadiri pesta yang diselenggarakan salah satu menteri Israel mengenang 30 tahun hubungan antara Ukraina dan Israel, Kornichuk mengklaim bahwa menteri maupun dubes asing yang bisa menamakan Al-Quds selain ibukota Israel. Ditegaskannya bahwa Ukraina membuka cabang kedubesnya di kota Al-Quds dalam beberapa bulan kedepan.
Lembaga Peduli Al-Quds menyebutkan, sikap Kornichuk bertentangan dengan sikap resmi Ukraina sampai saat ini, dan juga sikap Uni Eropa terkait kota Al-Quds. Sehingga perlu adanya langkah cepat untuk meluruskan hal ini, dan membuat kebijakan sesuai terkait ungkapan diplomatic yang disampaikannya.
Sangat disayangkan pernyataan Dubes Ukraina ini bersamaan dengan eskalasi Israel mengubah peta demografi dan identitas Arab dan Islam di kota Al-Quds, dalam rangkaian kebijakan apartheid dan rasial, baik penggusuran rumah maupun penyitaan lahan dan harta benda milik Palestina.
Lembaga Peduli Al-Quds menyerukan kepada pemerintah Ukraina untuk menyatakan sikap jelas, untuk mencabut statmen dubesnya yang merupakan pelanggaran terhadap status hukum Al-Quds, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari bumi Palestina menurut hukum internasional.[]