GAZA MEDIA, UMM-FAHM – Syeikh Raed Sholah mengungkap sejumlah persoalan yang mengganggu pikirannya saat berada di penjara Israel beberapa waktu lalu, dijelaskannya bahwa hari-harinya di dalam penjara sangat sulit, terutama menghadapi kebijakan otoriter, penghinaan dan balas dendam yang dilakukan otoritas zionis terhadap dirinya, seperti dikutip dari Palinfo, Sabtu (18/12).
Dalam wawancara khusus dengan Quds Press, Syeikh Sholah mengatakan bahwa pikirannya sibuk dengan peristiwa yang menimpa Masjidil Aqsha dan kota Al-Quds, tindakan brutal yang dialami para tawanan Palestina di penjara Israel, siksaan yang mereka lalui pagi dan sore, serta realitas perpecahan di internal Palestina yang belum berakhir.
Syeikh Sholah menjelaskan, bagi yang memantau pentas Palestina, pasti melihat fenomena kelemahan, penjara, kezaliman dan otoritarianisme politik, namun konsistensi rakyat Palestina dalam berjuang mampu mengeliminir semua fenomena tersebut.
Penjajah zionis di semua sejarahnya yang panjang, belum pernah sekalipun mengalami fenomena positif, yang terjadi semuanya negative, dan ini gambaran nyata bagi mereka, lanjut syeikh Sholah.
Kita semua mendapati tindakan penjajah Israel tak lepas dari kejahatan, represif, kekerasan dan balas dendam, hal ini mengharuskan pihak Palesina untuk komitmen terhadap hak-hak bangsa, dan harus lebih kuat berjuang dan menganggap enteng semua tindakan zionis, tegas tokoh Palestina ini.
Berkat pertolongan Allah, kemudian keutamaan doa orang-orang shalih, saya mampu bersabar menghadapi semua intimidasi dan kejahatan yang menimpa, Allah telah memuliakan saya, sehingga tetap berada di jalan perjuangan secara konsisten, dan saya berharap tetap di jalan ini hingga bertemu Allah kelak, sebagaimana kita masuk penjara Israel secara mulia, dan keluar secara mulia, dan perjuangan kita akan terus berlanjut dengan ijin Allah.
Otoritas Israel membebaskan syeikh Raed Sholah pada Senin lalu, setelah menahannya sekitar 17 bulan di penjara. Beliau disambut gempita oleh rakyat Palestina di gerbang kota Umm Fahm Palestina 48. []