Hamas Belasungkawa Uskup Desmond Tutu

GAZA MEDIA, GAZA – Pada Ahad (26/12) kemarin, Gerakan Perlawanan Islam “Hamas” menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Uskup Agung Afrika Selatan Desmond Tutu, yang meninggal pada usia 90 tahun.

Hamas mengatakan dalam pernyataan persnya, “Kami berduka atas perjuangan Uskup Agung Afrika Selatan, Desmond Tutu, dan juga kepada keluarganya, pemerintah dan rakyat ramah Afrika Selatan, belasungkawa kami yang terdalam atas meninggalnya beliau.”  Seperti dikutip dari Palinfo.

Hamas menambahkan, “Palestina, seperti Afrika Selatan, telah kehilangan pejuang yang keras dan sosok yang hebat dalam membela hak asasi manusia, anti-rasisme, dan pembela yang solid untuk perjuangan Palestina, di banyak forum-forum internasional.”

Dan dia melanjutkan, “Pendeta Desmond Tutu bangkit, setelah perjalanan panjang perjuangan, dan menolak kejahatan dan rasisme Israel terhadap rakyat Palestina.”

Hamas itu menekankan bahwa biografi Tutu akan tetap menjadi mercusuar bagi para pendukungnya, penggemarnya, dan rakyat Afrika Selatan, sampai harapannya untuk mengakhiri pendudukan Israel terwujud, dan bahwa sampai rakyat Palestina menikmati kebebasan.

Pagi ini, kepresidenan Afrika Selatan mengumumkan kematian Uskup Agung negara itu Desmond Tutu, peraih Nobel Perdamaian dan mantan juru kampanye untuk mengakhiri apartheid. Dia juga dikenal karena dukungannya terhadap perjuangan Palestina.

Dokter yang memeriksanya menungkap bahwa Tutu menderita kanker prostat pada akhir tahun sembilan puluhan abad yang lalu, dan dia telah masuk rumah sakit beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir melakukan pengobatan infeksi yang berhubungan dengan penyakitnya.

Patut dicatat bahwa Tutu menjadi uskup pada tahun 1976 di Kerajaan Lesotho di Afrika Selatan, dan dua tahun kemudian ia adalah orang kulit hitam pertama yang mengepalai Dewan Gereja-Gereja Afrika Selatan, dan ini bertepatan dengan aktivitasnya dalam gerakan hak-hak kulit hitam dalam karyanya.

Tutu dikenal karena dukungannya terhadap perjuangan damai, dan penentangannya terhadap kebijakan apartheid di Afrika Selatan.

Dia juga terkenal karena dukungannya terhadap perjuangan Palestina karena dia percaya bahwa kekerasan Israel hanya dapat menghasilkan lebih banyak kebencian dan kekerasan timbal balik.

Pada tahun 2002, Tutu mengatakan bahwa “kebijakan Israel hanya bisa disamakan dengan kebijakan diskriminasi rasial yang pernah berlaku di negaranya terhadap orang kulit hitam.”

Baca lebih lanjut di
https://melayu.palinfo.com/19854
@Copyright Pusat Informasi Palestina,All right reserved