Awal Tahun Gaza Dibombardir Israel, INH: Tegakan Perdamaian di Bumi para Nabi

GAZAMEDIA, BOGOR – Lembaga kemanusian International Networking for Humanitarian (INH) mengutuk serangan udara yang dilakukan oleh Israel di wilayah Jalur Gaza, Palestina, pada Minggu (2/1) kemarin waktu setempat. Serangan udara Zionis Israel pada awal tahun ini dinilai sangat menciderai kesepakatan perdamain pasca gencatan senjata agresi  yang terjadi pada bulan Mei silam.

“Kami rasa ini tindakan yang sangat jauh dari rasa kemanusian, semoga saja perdamain bisa terwujud di Palestina yang notabenya sebagai bumi para nabi,” kata Luqmanul Hakim, Presiden Direktur INH kepada GAZAMEDIA, Senin (3/1).

Menurutnya, penderitaan warga gaza pasca agresi bulan Mei 2021 silam belum sepenuhnya sembuh, saat ini mereka masih mengalami trauma dan proses rekonstruksi pembangunan infrastruktur juga belum sepenuhnya pulih. Oleh karena itu, diharapkan para pemangku kebijakan baik lembaga-lembaga dunia maupun masyarakat dunia harus menyuarakan soal perdamain di Palestina.

“Kami berharap PBB maupun lembaga-lembaga perdamaian dunia tidak tutup mata atas apa yang sudah dilakukan oleh Israel terhadap saudara-saudara kita di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat, Palestina,” harapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, jet tempur zionis Israel kembali melakukan serangan udara kesejumlah situs perlawanan pejuang kemerdekaan Palestina disejumlah wilayah di Jalur Gaza.  Pesawat tempur Israel tersebut menyerbu situs Qadisiyah di Jalur Gaza selatan dan menjatuhkan 5 rudal berkapasitas berat, akibat dari serangan udara itu sejumlah bangunan mengalami kerusakan.

Serangan udara Israel juga dilakukan di kota Beit Lahia, di Jalur Gaza utara, dalam serangan ini, serdadu Israel menargetkan dua titik pemantauan milik kontrol lapangan pejuaang Palestina. Tidak hanya itu, para serdadu juga menggunakan senapan mesin berat mereka untuk menembaki areal pertanian milik warga Palestina.

Insiden itu terjadi setelah periode yang relatif tenang dan di tengah upaya intens untuk mencapai gencatan senjata jangka panjang yang stabil menyusul eskalasi besar kekerasan Mei lalu yang menelan ratusan jiwa warga sipil Palestina yang tidak berdosa. []