Sebuah survei opini terbaru menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel meyakini tidak ada warga sipil yang tak bersalah di Jalur Gaza. Temuan ini mencerminkan menguatnya pandangan ekstrem di tengah masyarakat Israel, di saat negara itu telah hampir dua tahun melancarkan operasi militer di wilayah tersebut.
Survei dilakukan oleh aChord Centre, sebuah lembaga riset yang berafiliasi dengan Universitas Ibrani Yerusalem, pada 11 hingga 13 Agustus 2025. Survei melibatkan 912 responden dari berbagai latar belakang masyarakat Israel.
Hasilnya menunjukkan bahwa 76 persen responden menyatakan tidak ada yang dianggap “tak bersalah” di Gaza. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam retorika keras terhadap warga Palestina.
Survei juga menemukan bahwa 63 persen warga Israel, termasuk sebagian besar pemilih dari koalisi pemerintahan saat ini, menilai bahwa pemulangan seluruh sandera lebih penting daripada mengalahkan Hamas secara militer.
Banyak responden percaya bahwa jika pemerintah menghendaki, perang dapat diakhiri melalui kesepakatan pertukaran tahanan secara menyeluruh.
Meski demikian, 59 persen responden, termasuk 25 persen dari pemilih koalisi, menilai pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu belum melakukan upaya maksimal untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan, demikian menurut laporan Anadolu Agency.
