Pemerintah Israel pada Jumat (11/10/2025) merilis daftar berisi 250 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan direncanakan akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok Hamas. Kesepakatan ini merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, demikian dilaporkan kantor berita Anadolu.
Dalam pernyataan di situs resmi Kementerian Kehakiman Israel, disebutkan bahwa daftar nama tahanan tersebut dipublikasikan untuk memberi kesempatan kepada publik mengajukan petisi ke Mahkamah Agung Israel guna menentang pembebasan para tahanan.
Namun, dalam praktiknya, Mahkamah Agung hampir selalu menolak petisi semacam itu.
Berdasarkan penelusuran Anadolu terhadap daftar yang dirilis, tidak ditemukan sejumlah nama tokoh penting yang sebelumnya diminta Hamas untuk dibebaskan. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Marwan Barghouti, Ahmed Saadat, Abdullah Barghouti, Hassan Salama, Abbas al-Sayed, dan Ibrahim Hamed.
Menanggapi daftar tersebut, Kantor Informasi Tahanan Palestina membantah telah tercapai kesepakatan resmi. Melalui pernyataan di Telegram, mereka menyebut, “Belum ada kesepakatan resmi yang dicapai terkait daftar tahanan yang akan dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran.”
Lebih lanjut disebutkan, jika nantinya ada kesepakatan akhir, daftar resmi akan dipublikasikan melalui kanal media sosial resmi Kantor Media Tahanan.
Hingga laporan ini diturunkan, Hamas belum memberikan komentar terkait daftar yang dirilis pemerintah Israel.
Sementara itu, berdasarkan dokumen yang diperoleh Anadolu mengenai rincian perjanjian gencatan senjata, disebutkan bahwa “dalam waktu 72 jam setelah pasukan Israel ditarik, seluruh sandera Israel—baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal—akan dibebaskan.”
Sebagai bagian dari kesepakatan, Israel akan membebaskan 250 tahanan yang divonis hukuman seumur hidup dan 1.700 tahanan asal Gaza yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023, sebagai imbal balik atas pembebasan 20 sandera warga Israel.
