Tentara Israel menyatakan telah menewaskan dua warga Palestina di Jalur Gaza tengah, Rabu (5/11/2025), dengan alasan keduanya melintasi apa yang disebut sebagai “garis kuning” meskipun sedang berlaku gencatan senjata. Demikian dilaporkan kantor berita Anadolu.
Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut bahwa kedua warga tersebut dianggap “mengancam keselamatan” pasukan setelah diduga melintasi garis tersebut dalam dua insiden terpisah dan mendekati posisi tentara di wilayah Gaza tengah.
“Garis kuning” merupakan batas penarikan pasukan pertama yang ditetapkan dalam tahap awal perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada 10 Oktober lalu. Garis ini memisahkan wilayah di bagian timur yang masih berada di bawah kendali militer Israel dengan wilayah barat yang diizinkan untuk dilalui warga Palestina.
Namun, meskipun gencatan senjata telah diumumkan, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 240 warga Palestina tewas dan lebih dari 600 orang lainnya luka-luka akibat tembakan tentara Israel sejak kesepakatan itu diberlakukan.
Tahap pertama perjanjian gencatan senjata tersebut juga mencakup pertukaran tahanan—yakni pembebasan sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina. Rencana itu turut memuat upaya rekonstruksi Gaza serta pembentukan mekanisme pemerintahan baru yang tidak melibatkan Hamas.
Sejak perang yang dimulai pada Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan hampir 69.000 orang dan melukai lebih dari 170.600 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.
