Abdullah bin Abbas lahir di Mekkah tahun 619 M dan meninggal di Thaif tahun 687 M atau bertepatan dengan 68 H. Ia adalah seorang sahabat Nabi Muhammad sekaligus saudara sepupunya. Nama Ibnu Abbas (ابن عباس) juga digunakan untuknya untuk membedakannya dari Abdullah yang lain.
Ibnu Abbas merupakan salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang berpengetahuan luas. Ia merupakan sahabat yang sangat banyak meriwayatkan hadits.
Ibnu Abbas juga merupakan kakek dari Imam Muhammad al-Abbasi yang menjadi ayah dari satu Imam Revolusi Abbasiyah, yakni Ibrahim al-Imam dan dua Khalifah dari Kekhalifahan Abbasiyah, yakni Abu Abbas Abdullah As-Saffah dan Abu Ja’far Abdullah Al Mansur. Ibnu Abbas lahir saat Nabi sudah 10 tahun menjalankan dakwah dan saat situasi ekonomi sedang diboikot oleh kafir Quraisy.
Nasab Abdullah bin Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan bin Ismail bin Ibrahim.
Abdullah bin Abbas adalah sahabat kelima yang banyak meriwayatkan hadist sesudah Sayyidah Aisyah, ia meriwayatkan 1.660 hadits. Dia adalah putera Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan ibunya adalah Ummul Fadl Lababah binti Harits saudari ummul mukminin Maimunah.
Sahabat yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang ini dijuluki dengan Informan Umat Islam. Beliaulah asal silsilah khalifah Daulat Abbasiah. Dia dilahirkan di Mekah dan besar di saat munculnya Islam, di mana beliau terus mendampingi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga beliau mempunyai banyak riwayat hadits sahih dari Rasulullah.
Beliau ikut di barisan Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan perang Shiffin. Beliau ini adalah pakar fikih, genetis Arab, ahli strategi peperangan dan sejarah. Di akhir hidupnya dia mengalami kebutaan, sehingga dia tinggal di Thaif sampai akhir hayatnya.
Abdullah lahir tiga tahun sebelum hijrah dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam mendoakannya “Ya Allah berilah ia pengertian dalam bidang agama dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir).” Allah mengabulkan doa Nabi-nya dan Ibnu Abbas belakangan terkenal dengan penguasaan ilmunya yang luas dan pengetahuan fikihnya yang mendalam, menjadikannya orang yang dicari untuk di mintai fatwa penting sesudah Abdullah bin Mas’ud, selama kurang lebih tiga puluh tahun.
Tentang Ibnu Abbas, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah berkata, ”Tak pernah aku melihat seseorang yang lebih mengerti dari pada Ibnu Abbas tentang ilmu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam serta keputusan-keputusan yang dibuat Abubakar, Umar, dan Utsman.”
Begitu pula tentang ilmu fikih, tafsir, bahasa arab, sya’ir, ilmu hitung dan fara’id. Pernah suatu hari ada orang yang menyaksikan duduk membicarakan ilmu fiqih, satu hari untuk tafsir, satu hari lain untuk masalah peperangan, satu hari untuk syair dan memperbincangkan bahasa Arab.
Lalu orang itu berkomentar, “Sama sekali aku tidak pernah melihat ada orang alim duduk mendengarkan pembicaraan beliau begitu khusu’nya kecuali kepada beliau. Dan setiap pertanyaan orang kepada beliau, pasti ada jawabannya.”
Menurut An-Nasa’i, sanad hadits Ibnu Abbas paling Shahih adalah yang diriwayatkan oleh az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah bin ‘Utba, dari Ibnu Abbas. Sedangkan yang paling Dhaif adalah yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Marwan as-Suddi Ash-Shaghir dan Al-Kalabi, dari Abi Shalih. Rangkaian ini disebut silsilah Al-Kadzib (silsilah bohong).
Semasa hidupnya, Ibnu Abbas pernah mengikuti Perang Hunain, Thaif, Penaklukan Makkah dan haji wada’. Ia menyaksikan penaklukan Afrika bersama Ibnu Abu as-Sarah. Perang Jamal dan Perang Shiffin bersama Ali bin Abi Thalib.
Pada akhirnya, kekasih Allah yang mulia itu pun wafat di Thaif pada tahun 68 H. Selamat jalan jiwa yang mulia. Surga Allah Ta’ala telah menantimu.[]