GAZAMEDIA, PALESTINA – Lembaga Internasional yang bergerak di bidang Hak Asasi Manusia (HAM) Amnesty International menyebut praktik penjajah Israel terhadap bangsa Palestina sebagai rezim apartheid (pemisahan ras). Sontak laporan yang dirilis Amensty Internasional itu membuat pihak Israel kebakaran jenggot.
“Lembaga kami akan mengungkapka atau merlilis laporan yang menyebut perlakuan Israel terhadap Palestina sebagai aksi apartheid meski ada desakan dari ‘Negeri Zionis’ itu agar laporan itu dicabut,” kata Sekjen Amensty International, Agnes Callamard, Selasa (1/2) kemarin.
Lembaga HAM yang bermarkas di London, Inggris ini menyoroti dan mendokumentasikan bagaimana penyitaan luas tanah dan properti Palestina, pembunuhan di luar hukum, pemindahan paksa, pembatasan pergerakan yang parah, dan penolakan hak-hak kewarganegaraan Palestina.
Amnesty International menyusul lembaga HAM Israel B’Tselem dan Human Rights Watch yang telah lebih dulu menuding Israel memberlakukan kebijakan apartheid di wilayah Palestina serta terhadapa warga Israel keturunan Arab. Israel, yang melancarkan serangan pendahuluan sebelum laporan itu dirilis, membantah laporan tersebut dan menuding Amnesty Intertational berusaha menganggu upaya Israel untuk bertahan hidup.
“Amnesty International dulu adalah lembaga yang terhormat. Hari ini, mereka telah menjadi kebalikannya,” ujar Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid.
Lapid kemudian meminta Amnesty untuk membatalkan peluncuran dokumen itu, bahkan Israel menuding Amnesty mengutip kebohongan .
“Israel memang tidak sempurna namun kami adalah negara demokrasi yang berkomitmen pada hukum internasional dan terbuka untuk dievaluasi,” lanjutnya.
Lapid kemudian menuding Amnesty International memiliki agenda anti-Semit. “Saya tidak suka menggunakan argumen bahwa jika Israel bukan negara Yahudi, tidak ada seorang pun di Amnesty akan ada yang berani melawnanya,” kilah Lapid.
Callamard langsung menegaskan kritik terhadap aksi Israel bukanlah bentuk anti-Semit. “Amnesty International dengan tegas melawan anti-Semit atau rasisme lainnya. kami berulang kali melawan aksi anti-Semit yang dilakukan berbagai pemimpin dunia,” pungkas Callamard. []