Abu Haifa

Warga Hadang Serangan Pemukim Pendatang Yahudi di Desa Madama

GAZA MEDIA, Nablus – Ahad (26/6/2022), warga desa Madama menghadang serangan yang dilakukan para pemukim pendatang Yahudi ke rumah-rumah warga di desa yang terletak di selatan Nablus tersebut.

Ghassan Doughlas, pejabat yang bertanggung jawab atas masalah permukiman Yahudi di Tepi Barat utara, mengatakan bahwa sekelompok pemukim pendatang Yahudi dari kompleks permukiman Yahudi “Yitzhar” menyerang rumah warga dari sisi selatan kota, dan warga menghadang mereka, di tengah pecahnya konfrontasi di daerah tersebut.

Douglas memperingatkan bahwa para pemukim pendatang Yahudi akan melakukan kejahatan terhadap warga dan properti mereka.

Dia menyerukan perlunya mengaktifkan komite penjaga dan berhati-hati, terutama di desa-desa yang berdekatan dengan permukiman-permukiman Yahudi.

Para pemukim pendatang Yahudi baru-baru ini meningkatkan serangan mereka terhadap warga dan propertinya di Tepi Barat, di bawah perlindungan dari pasukan pendudukan Israel.

Hari Sabtu (25/6/2022), seorang warga terluka di kepala, dan kendaraannya dibakar dalam serangan yang dilakukan oleh para pemukim pendatang Yahudi yang menarget petani di daerah antara desa Al-Mughayer dan Turmusaya, sebelah timur Ramallah.

Selasa pekan lalu, Ali Hassan Harb (27 tahun), gugur setelah ditikam oleh seorang pemukim pendatang Yahudi di desa Iskaka, sebelah timur Salfit.[]

Penggalian Al-Aqsha, Upaya Israel untuk Memaksakan Realita Baru

GAZA MEDIA, Al-Quds – Mengingat berlanjutnya ekskavasi penggalian yang dilakukan pendudukan Israel di area barat Masjid Al-Aqsha, suara-suara warga Al-Quds menyerukan rencana strategis untuk menghentikan ekskavasi yang mengancam Masjid Al-Aqsha tersebut.

Hari Ahad (25/6/2022), kepala Komite Al-Quds Kontra Yahudisasi, Nasser Hadmi, menyerukan agar ada rencana strategis untuk menghadapi pendudukan Israel dan memanfaatkan peran rakyat. Dia menekankan pentingnya peran resmi dalam menghentikan hubungan dengan pendudukan Israel, untuk mengakhiri pelanggaran serius di Al-Quds dan Al-Aqsha.

Dia menyatakan bahwa pendudukan Israel berusaha untuk menemukan jejak yang membuktikan narasinya dan pembicaraannya tentang eksistensi historis orang-orang Yahudi di Palestina. Pada saat yang sama dia menyatakan bahwa pendudukan Israel belum berhasil dalam upaya ini. Karena itu mereka berusaha melenyapkan bukti-bukti yang membuktikan kebalikan dari narasi Zionis, dan berusaha memalsukannya agar selaras dengan narasinya.

Selama beberapa hari,alat-alat berat pendudukan Israel terus melakukan penggalian di area “Istana Umayyah”, yang berdekatan dengan dinding selatan Masjid Al-Aqsha yang diberkati.

Nasser Hadmi melihat bahwa pendudukan Israel telah mulai kehilangan kendali atas Masjid Al-Aqsha, jadi mereka bekerja untuk mempercepat pertempuran ini, dan ingin melihat tempaat-tempat shalat di Masjid Al-Aqsha runtuh, serta ingin mencegah Departemen Wakaf Islam melakukan renovasi dan perbaikan tempat-tempat shalat tersebut dan memakmurkannya.

Dia melanjutkan, “Otoritas pendudukan Israel berpacu dengan waktu untuk mengontrol sekitar Masjid Al-Aqsha melalui ‘UU Kompromi’ di Al-Quds.”

Nasser Hadmi memuji peran rakyat, baik mereka yang dating dari Al-Quds, dari wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1948 (Palestina 48), atau warga Tepi Barat, serta memuji keberhasilan mereka dalam mempertahankan Masjid Al-Aqsha. Dia menambahkan, “Tapi itu tidak cukup, harus ada peran resmi Arab dan Islam yang bergerak dan berdampak dalam menghadapi pendudukan Israel.”

Sementara itu, direktur Masjid Al-Aqsha, Syaikh Omar Kiswani, membenarkan bahwa penggalian baru Israel telah terpantau di area Istana Umayyah yang berdekatan dengan Masjid Al-Aqsha.

Kiswani menjelaskan bahwa penggalian tersebut telah berlangsung selama lima tahun, terbukti dengan jatuhnya batu di dinding selatan Masjid Al-Aqsha, berdekatan dengan area Al-Buraq.

Dia menyatakan bahwa “Otoritas Purbakala” di pemerintahan pendudukan Israel telah mengambilnya. Sedang Departemen Wakaf dan Urusan Agama tidak dapat memperolehnya kembali untuk dikembalikan ke tempatnya semua. Dia menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi karena adanya “tindakan yang mencurigakan.”

Dia menekankan bahwa pendudukan Israel mengeluarkan tanah dalam jumlah besar dari sisi barat Istana Umayyah. Ketika menemukan batu-batu besar, mereka memecahkannya dan mengeluarkannya bersama tanah dari daerah yang sama sebagai upaya untuk menciptakan perubahan pada landmark atau fitur-fitur Islam di sana.

Dia menjelaskan bahwa pendudukan Israel, melalui penggalian yang mereka lakukan, berusaha untuk membangun pijakan di wilayah tersebut, tetapi semua orang tahu bahwa area Al-Buraq dan Istana Umayyah adalah tanah wakaf Islam milik Masjid Al-Aqsha.

Dia memperingatkan bahwa tindakan mencurigakan yang dilakukan oleh pendudukan Israel ini sepenuhnya adalah tanggung jawabnya, yang mengabaikan resolusi-resolusi UNESCO dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dia memperingatkan bahwa penggalian yang dilakukan pendudukan Israel ini menimbulkan bahaya bagi pondasi Masjid Al-Aqsha, terutama bagian barat dan timur sisi selatan Masjid Al-Aqsha.

Kiswani menekankan perlunya bekerja untuk menghentikan penggalian pendudukan Israel di bawah dan di sekitar Masjid Al-Aqsha tersebut, yang sangat dekat dengan pondasi masjid.

Para peneliti Al-Quds telah memperingatkan ancaman serius baru terhadap Masjid Al-Aqsha, yang disebabkan oleh penggalian terus menerus yang dilakukan pendudukan Israel di wilayah barat, yang bertujuan untuk memaksakan realitas baru di dalamnya, memburu warisan historis masjid dan berusaha untuk menghapusnya.

Lembaga-lembaga dan pihak-pihak yang bertanggung jawab di al-Quds dan Masjid al-Aqsha telah mengungkap adanya retakan baru yang muncul di area aneh Al-Aqsha, dekat Museum Islam dan Gerbang Mughrabi (pintu barat masjid) yang berdekatan dengan Tembok Al-Buraq sampai ke area Istana Umayyah, yang disebabkan oleh penggalian terus menerus yang dilakukan pendudukan Israel di bawahnya.[]

Al-Aqsha, Israel Ambil Tanahnya dan Batu-batunya Berjatuhan

GAZA MEDIA, Al-Quds – Intensitas serangan yang dilakukan pendudukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsha terus meningkat, sebagai upaya untuk menguasainya dan melakukan yahudisasi di sana.

Serangan-serangan ini mencapai puncak intensitasnya dengan berlanjutnya penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha, Kota Tua dan sekitar dua lokasi tersebut di Al-Quds.

Kebijakan pendudukan Israel terhadap Kota Suci dan kiblat pertama umat Islam ini dilakukan di atas dan di bawahnya.

Eskalasi serangan ini dilakukan pendudukan Israel sebagai upaya untuk melakukan yahudisasi dan menciptakan narasi yang mendukung klaim-klaimnya. Hal tersbut dilakukan melalui rencana-rencana permukiman yang dimulai dengan melakukan penyerbuan dan tidak hanya berhenti pada penggalian-penggalian dan pembuatan terowongan-terowongan di bawahnya.

Hingga tahun 2016, penggalian yang dilakukan pendudukan Israel di bawah dan sekitar Masjid al-Aqsha mencapai 70 penggalian. Kedalaman penggalian ini mencapai lebih dari 12 meter.

Untuk kedua kalinya dalam empat tahun terakhir, tabu-batu berjatuhan dari dinding Masjid al-Aqsha. Khatib Masjid al-Aqsha, Syaikh Ikrima Sabri mengatakan, “Penggalian yang dilakukan pendudukan Israel adalah sebab langsung terjadinya retakan dan kami khawatir terjadi longsor di Masjid al-Aqsha atau merusak pondasinya yang sudah terbuka.”

Pakar dalam urusan al-Quds, Fakhri Abu Diyab, mengatakan, “Pendudukan Israel melarang renocasi Masjid al-Aqsha. Retakan yang Nampak di kawasan barat masjid, sebabnya adalah penggalian dan pengambilan tanah da batu, yang bertujuan untuk menghancurkan masjid dan memotong bagian masjid.”

Proses pengeboran dan penggalian telah mulai dilakukan oleh pendudukan Israel sejak mereka menduduki al-Quds pada tahun 1967. Yang pertama dilakukan adalah menghancurkan kampung al-Mughraba (sebelah barat masjid) dan tembok al-Burak, serta penghancuran peninggalan dan bangunan kuno peninggalan Arab dan Islam.

Meskipun demikian, Masjid al-Aqsha tetap dengan idenitas Islam dan Arabnya. Betapapun sengitnya eskalasi serangan yang dilakukan pendudukan Israel.[]

Sekelompok Pemuda Serang Kendaraan Zionis Di Tepi Barat

GAZA MEDIA, Ramallah – Sekelompok pemuda Palestina, Kamis (23/6) menyerang sejumlah kendaraan zionis menggunakan batu, dekat desa Ras Karkar, Barat Daya Ramallah.

Menurut sumber di lokasi, sekelompok pemuda melempari kendaraan zionis dengan batu, dekat Ras Karkar, setelah itu mereka melarikan diri dengan selamat, pasca kejadian ini pasukan zionis bertebaran di lokasi.

Sumber menjelaskan, para pemuda Palestina terus mengincar kendaraan zionis dekat desa tersebut, dan menghadang serbuan zionis ke bukit Risan yang berada di kawasan desa mereka.

Warga desa Ras Karkar terus berupaya mempertahankan lahan warisan dari kakek nenek mereka, di tengah teror zionis bersenjata yang didukung pasukan penjajah Israel.

Pada November 2021 lalu, militer Israel menerbitkan instruksi penyitaan lahan seluas 5 dunam di bukit Risan, yang terletak di desa Ras Karkar dan Kafr Nimah yang berdekatan dengan Ramallah.

Sejak puluhan tahun lalu, sebagian besar lahan disita untuk kepentingan permukiman zionis yang mengepung desa Ras Karkar dari tiga arah, seperti dinyatakan kepala dewan pedesaan Ras Karkar, Rodhi Abu Fakhida.

Permukiman zionis bertebaran di sekitar kawasan Ras Karkar, sementara sekitar 2200 orang tinggal di desa Ras Karkar, dilarang membangun maupun renovasi melewati batas lokasi B yang ditetapkan dalam perundingan OSLO.

Desa Ras Karkar akhir-akhir ini menjadi lokasi pawai dan konfrontasi antara para pemuda Palestina melawan pasukan penjajah zionis dan kelompok yahudi bersenjata. Pasukan Israel kerap menggunakan peluru tajam dan peluaru karet serta gas air mata dalam menghadapi unjuk rasa para pemuda Palestina.[]

Seruan Aksi Cepat Hentikan Rencana Jahat Zionis Di Al-Aqsha

GAZA MEDIA, Al-Quds – Hamas menyerukan aksi cepat untuk menghentikan rencana jahat zionis, dan meindungi Al-Quds dan Masjidil Aqsha sebagai lokasi tempat Isra Nabi Mulia dan kiblat pertama kaum muslimin.

Hamas menuntut tanggung jawab penuh penjajah zionis, atas dampak penggalian yang terus berlanjut di kawasan tembok al-Buraq dan Istana Umawiyah di Al-Quds.

Penggalian yang terus dilakukan penjajah zionis menjadi ancaman langsung terhadap pondasi dan tembok Masjidil Aqsha Mubarak, serta upaya penghapusan symbol Islam dan sejarah di kota Al-Quds.

Hamas menyerukan kepada Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Kerajaan Yordania sebagai pengawas dan penanggunjawab pemeliharaan Masjidil Aqsha, untuk bergerak cepat menghentikan semua rencana keji colonial zionis, dan melindungi Masjidil Aqsha sebagai tempat Isra Rasulullah dan kiblat pertama kaum muslimin.

Sementara itu Ketua Parlemen Palestina Aziz Duwaik mengajak segenap warga Palestina yang mampu untuk hadir ke Masjidil Aqsha, dan bersiaga di sana, menunaikan shalat Subuh dan Jumat, untuk menegaskan kepada dunia dan kepada penjajah zionis, bahwa Al-Aqsha bagian dari agama dan akidah.

Duwaik menegaskan bahwa Masjidil Aqsha merupakan bagian dari akidah setiap muslim di bumi ini, dan lebih mulia dari semua apa yang dimiliki, sebagai Mutiara dan mahkota Islam. Melindungi dan mempertahankan Masjidil Aqsha merupakan kewajiban suci setiap muslim.[]

Pemimpin Visioner

Memimpin tidak semudah membalikan telapak tangan, apalagi yang dipimpin adalah sebuah negara yang berjumlah penduduk banyak, beragam budaya dan bahasa, beragam karekter, wilayah yang sangat luas baik darat maupun laut hampir sama luasnya dengan Eropa.

Menjadi pemimpin di Indonesia hal yang sangat prioritas adalah mampu mempersatukan setiap elemen bangsa dalam satu visi dan misi. Kemampuan pemimpin untuk mempersatukan bangsa tidaklah mudah. Track rekord untuk menjadi pemimpin pasti menjadi perhatian dari obyek yang akan dipersatukan yaitu setiap elemen bangsa.

Pemimpin harus mampu mengambil hati rakyat sehingga rakyat mencintainya tanpa diiming-imingi materi. Rakyat mencintai pemimpinnya karena kerja keras pemimpin dalam memperhatikan setiap kebutuhan rakyatnya dan rakyat merasa aman karena kepemimpinannya. Pemimpin mampu memecahkan berbagai macam persoalan yang berkembang di masyarakat dan mampu menangani perubahan cepat akibat globalisasi yang berpengaruh besar terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemimpin harus mempunyai kemauan kuat untuk memajukan negara yang dituangkan dalam program-program negara yang visioner. Program-program visioner hanya akan menjadi angan-angan bila tidak ada dukungan dari rakyat.

Bila seorang pemimpin bukan seorang yang visioner, maka ia hanya akan terjebak kepada interpretasi dari fenomena seperti yang sering terjadi saat ini, dimana dengan kekuasaan yang dimilikinya dia bisa menjerat seseorang. Ketika kekuasaan menjadi yang utama dan agung bagi seorang pemimpin, maka kredibelitas mulai mengalami erosi.

Birahi kekuasaan ini telah menjerat banyak pemimpin kedalam kekuasaan otoriter, rezim diktator, kekuasaan tiranik dan pemerintah fasis dan dalam bentuknya yang paling sederhana kita namakan premanisme. Mudah sekali menemukan kisah-kisah tentang para pemimpin dengan unlimited power. “Mereka memimpin untuk berkuasa dan berkuasa untuk menjadi pemimpin” artinya mereka tidak mau lengser.

Menurut gardner, ada tiga narasi penting yang menekan urgensi visi kepemimpinan, yakni “menciptakan pandangan hidup masyarakat, mengangkat orang keluar dari kepicikan dan mengejar tujuan….”. Pemaparan ini mengantarkan kita pada intisari kepemimpinan yang unggul, yakni kredibilitas dan visi.

Kredibilitas bersentuhan dengan integritas, autensitas atau nurani pemimpin, sedangkan visi adalah “mata” jati diri seorang pemimpin. Pemimpin yang kredibel tanpa visi adalah bagai katak di bawah tempurung, tidak pernah bisa melihat cakrawala yang membentang dan menembus batas-batas kekinian. Mata nuraninya mungkin jernih, tetapi tidak bisa melihat dunia luas, dunia yang akan datang.

Pemimpin yang visioner tetapi tidak kredibel adalah seperti badut di atas pangung sirkus. Opini-opininya hanya bisa menembus angkasa, membentang jauh melampaui zamannya, namun nuraninya yang keruh selalu mengekang langkah kakinya. Jangan memburu bayangan, sehinga lepas apa yang sebenarnya hendak ditangkap. Pemimpin yang kredibel tanpa visi hanyalah bayangan kosong, dan pemimpin visioner yang tidak kredibel hanya memberikan bayangan kosong.

Dari berbagai referensi yang ada maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan seorang pemimpin agar tidak mengalami myopia kepemimpinan. Pertama, seorang pemimpin harus benar-benar menyadari bahwa perannya adalah memimpin manusia dan bukan berkuasa atas manusia.

Kedua, seorang pemimpin harus belajar bersikap kritis, belajar menilai secara lebih terbuka terhadap opsi-opsi, belajar melakukan komparasi terhadap perubahan-perubahan kepemimpinannya, dan berusaha untuk tidak terjebak ke dalam satu penilaian tunggal.

Ketiga, pemimpin harus bisa menyikapi perubahan dan tantangan secara arif dan dewasa. Adakalanya wait and see, terkadang harus bersikap konservasif, tetapi bias juga agresif dan provokatif, selama didukung oleh fakta yang sahih dan opini yang teruji.

Hal-hal yang perlu diperhatikan jika ingin menjadi seorang pemimpin kredibel dan visioner yaitu, maka ada hal yang harus disiapkan antara lain; jadilah pemimpin pembelajar, jadilah pemimpin visioner

Berupayalah menjadi seorang pemimpin yang membangun kredibilitas melalui integritas, otoritas dan kapasitas. Membangun integritas berarti memperkuat moratlias dan karakter seorang pemimpin. Otokritas, berbasis pada legitimasi formal dan wewenang resmi jabatan. Membangun otoritas berarti memperkuat aspek legal-yuridis. Kapabilitas, berbasis pada kompetensi teknis dan keahlian prefesional. Membangun kompetensi berati memperkuat keahlian teknis professional.

Jadilah seorang pemimpin yang baik harus banyak meluangkan waktu untuk berfikir dan belajar untuk memperluasr wawasan, menepatkan jarak pandang dan memperkuat daya lihatnya, sehingga ia mampu mengantisipasi peluang dan bahaya yang dibawa oleh perubahan yang datang tiada putus-putusnya.

Apa itu visioner

Seperti apa pemimpin visioner itu? Bung Hatta dalam majalah Daulat Rakyat, 10 September 1933, mengambarkan syarat seorang pemimpin visinoner ini dalam satu kalimat yang lugas: iman yang teguh, watak yang kukuh dan urat saraf yang kuat.

Sementara Rhenald Kasali, pakar manajemen Universitas Indonesia, menganalogikan pemimpin visioner seperti mata. Ia bukan sekadar mata yang bergerak secara acak, melainkan harus menjadi mata yang jeli melihat sesuatu yang belum terlihat atau bahkan sama sekali tidak terlihat rakyatnya. Bukan itu saja, ia pun sanggup menyakinkan dan mengajak rakyatnya untuk memperjuangkan pandangan masa depannya itu.

Untuk menjadi pemimpin bermata jeli (visionary leader), seorang pemimpin harus berkarakter, punya kredibilitas, menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan. Jika dielaborasi, maka pemimpin visioner itu mempunyai ciri antara lain; pertama, berkarakter.

Pemimpin berkarakter sudah tentu bukan sosok karbitan atau yang hanya mengandalkan pengalaman jabatan, jam terbang politik, dan deretan panjang aktivitas kemasyarakatan, tanpa catatan prestasi yang jelas dalam semua kiprahnya itu. Pemimpin berkarakter adalah pemimpin yang mampu membuat skenario masa depan bagi rakyat dan memperjuangkan skenario itu dengan melakukan perubahan mendasar dalam pemerintahan dan masyarakatnya dengan bertopang pada nilai-nilai masyarakatnya sendiri.

Kedua, kredibilitas. Ini menyangkut komitmen, integritas, kejujuran, konsistensi dan keberanian seorang pemimpin untuk bertanggung jawab atas pilihannya. Bukan jenis pemimpin dengan mental “tempe”, selalu ragu-ragu dan serba lambat mengambil keputusan diantara sekian banyak pilihan yang memang mustahil sempurna.

Pemimpin yang kredibilitasnya mumpuni, sejak semula berkuasa siap mempertanggungjawabkan kegagalan tanpa mencari kambing belang. Ia lebih suka mencari apa yang keliru untuk diperbaiki ketimbang mencari siapa yang patut disalahkan. Kredibilitas juga mengandung pengertian adanya ketenangan batin seorang pemimpin untuk memberikan reaksi yang tepat terutama dalam kedaaan kritis. Selain tentu, saja kredibilitas juga menyangkut aspek kecakapan dan ketrampilan tehnis memimpin.

Ketiga, inspirasi keteladanan. Bisa jadi ini aspek kepemimpinan yang terpenting dan sekaligus teramat sulit untuk kita temukan kini. Banyak pemimpin di negeri ini yang gagal menjadi sumber inspirasi keteladanan. Mereka tidak sanggup berdiri di barisan terdepan dalam memberi teladan dari dirinya dan lingkungan kekuasaannya yang terdekatnya.

Pemimpin yang inspiratif, semestinya sanggup secara otentik menunjukkan ketulusan satunya ucapan dengan tindakan, satunya seruan dengan pelaksanaan, satunya tekad dengan perbuatan. Orang Jepang menyebut sikap otentik ini dengan istliah makoto, artinya sungguh-sunggguh, tanpa kepura-puraan. Nurcholis Madjid menyebut pemimpin seperti ini sebagai lambang harapan bersama, sumber kesadaran arah (sense of direction) dan sumber kesadaran tujuan (sense of purpose).

Keempat, menumbuhkan harapan. Kita tahu tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah kini begitu rendah. Pemerintah seperti bebek lumpuh yang kehilangan daya. Alih-alih mampu menggugah dan menggerakkan rakyatnya, bahkan niat baik pemerintah pun acapkali disalahpahami oleh rakyatnya sendiri. Pemimpin yang memberi harapan adalah pemimpin yang mampu menjadikan harapan rakyatnya sebagai roh kepemimpinannya. Tidak sebaliknya, secara egois menjadikan harapannya seolah-olah sebagai harapan rakyatnya.

Dalam Islam ada adagium yang menyangkut soal ini: “Kebijakan dan tindakan seorang pemimpin atas rakyat yang dipimpin, haruslah terkait langsung dengan kesejahteraan mereka (Tasharruf al-imam ala ar-ra’iyyah manutun bi al-maslahah). Jelas sudah, dalam Islam seorang pemimpin yang melalaikan kewajibannya mensejahterakan rakyatnya teramat dicela, sebab ia gagal menumbuhkan harapan bagi rakyatnya.

10 Nasihat Ibrahim bin Adham

Suatu ketika Ibrahim bin Adham, seorang alim yang terkenal zuhud dan wara’, melewati pasar yang ramai. Selang beberapa saat ia pun dikerumuni banyak orang yang ingin minta nasehat. Salah seorang di antara mereka bertanya, “Wahai Guru! Allah telah berjanji dalam kitab-Nya bahwa Dia akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya. Kami telah berdoa setiap hari, siang dan malam, tapi mengapa sampai saat ini doa kami tidak dikabulkan?”

Ibrahim bin Adham diam sejenak lalu berkata, “Saudara sekalian. Ada sepuluh hal yang menyebabkan doa kalian tidak dijawab oleh Allah.

Pertama, kalian mengenal Allah, tapi tidak menunaikan hak-hak-Nya. Inilah yang seringkali terjadi, tanpa sadar kita selalu mengeluh dan memohon kepada Allah atas segala beban hidup dan ujian yang dirasakan. Kita juga sering berdoa kepada Allah agar apa yang menjadi impian kita segera terwujud. Tapi? Sadarkah kita mengapa doa-doa kita belum dikabulkan? Bagaimana dengan doa-doa saya dan Anda saudaraku?

Bisa jadi, apa yang dikatakan Ibrahim bin Adham terjadi dan dialami kaum Muslimin hari ini.  Lihatlah disekitar kita, bisa jadi banyak orang mengaku beragama Islam, tapi dalam kenyataan sehari-hari seberapa banyak yang menunaikan hak-hak Allah Ta’ala tersebut? Satu dari sekian banyak hak-hak Allah yang harus ditunaikan seorang hamba adalah ibadah wajib seperti shalat lima waktu, shaum di bulan Ramadhan, zakat dan lain sebagainya.

Kedua, kalian membaca Al-Quran, tapi kalian tidak mau mengamalkan isinya. Tak heran hari ini orang berlomba-lomba untuk menghafal Al-Quran, dan ini adalah fenomena yang luar biasa. Tapi yang perlu diperhatikan adalah, jangan sampai banyak membaca Al-Quran tapi tidak mau mengamalkannya. Atau, jika mau mengamalkannya tapi hanya yang sesuai dengan seleranya saja. Sementara jika kandungan Al-Quran itu tidak sesuai dengan hatinya atau perintah yang memberatkannya, maka ia meninggalkannya.

Inlah hal kedua yang harus diperhatikan oleh setiap Muslim agar bisa menempatkan seseorang sesuai bidangnya. Tujuannya, agar kesejahteraan dan kebahagiaan bisa dirasakan oleh setiap orang.

Ketiga, kalian mengakui bahwa iblis adalah musuh yang sangat nyata, tapi dengan suka hati kalian mengikuti jejak dan perintahnya. Betapa banyak  hari ini orang yang mengakui bahwa iblis adalah musuhya. Tapi ucapan lisan tidaklah sejiwa dengan hati dan pengamalannya. Hari ini, mungkin tidak pernah ada orang yang mau disebut sebagai iblis. Tapi kenyataannya,  betapa banyak orang yang prilakunya seperti iblis; mencuri, korupsi, memperkosa, minum-minuman keras dan sederet prilaku bejat lainnya. Jadi, banyak manusia yang membenci iblis, tapi sayang ia tidak menyadari akhlaknya justeru lebih sadis dari iblis.

Keempat, kalian mengaku mencintai Rasulullah, tetapi kalian suka meninggalkan ajaran dan sunnahnya. Itulah manusia, bangga mengaku umat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tapi seringkali dengan sadar atau tanpa sadar meninggalkan ajaran dan sunnah-sunnah Nabinya. Lihatlah hari ini disekitar kita, ketika ada sekelompok orang yang berusaha menghidupkan sunnah, maka tak sedikit orang menghujatnya.

Sebaliknya, orang-orang yang hidup jauh dari pengamalan sunnah Nabinya, justeru dielu-elukan, disanjung bahkan diikuti setiap perintahnya. Jika sudah begitu, bagaimana mungkin Allah akan mengabulkan doa seorang hamba yang jauh dari sunnah Nabi-Nya.  

Kelima, kalian sangat menginginkan surga, tapi kalian tak pernah melakukan amalan ahli surga. Dengan kata lain, semua umat Islam masuk surga, kecuali yang enggan. Seperti sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى، قيل ومن يأبى يا رسول الله؟! قال: من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أبى

Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah ? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga.”  (HR. Bukhari)

Keenam, kalian takut dimasukkan ke dalam neraka, tapi kalian dengan senangnya sibuk dengan perbuatan ahli neraka. Ada  orang yang sepertinya mengamalkan amalan surga, tapi sebenarnya dia telah mengamalkan amalan ahli neraka. Sebaliknya, ada orang yang terlihat seolah mengamalkan amalan neraka, tapi hakikatnya dia telah melakukan amalan menuju surga.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “…Maka demi Allah yang tiada Ilah selain-Nya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Bad’ul Khalq)

Ketujuh, kalian mengaku bahwa kematian pasti datang, tapi tidak pernah mempersiapkan bekal untuk menghadapinya. Salah satu ciri orang yang cerdas adalah senantiasa banyak mengingat kematian, sehingga ia sibuk mempersiapkan bekal diri sebaik dan sebanyak mungkin untuk menuju kehidupan yang hakiki. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

أَفْضَلُ المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ

“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya, red).” (HR. At-Tirmidzi, dan dinyatakan shohih oleh syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam Irwa’ul Gholiil no.682. Sedangkan di dalam Silsilatu Al-Ahaadiits Ash-Shohihah no.1384 beliau menilai hadits ini derajatnya hasan dengan semua jalan periwayatannya).

Kedelapan, kalian sibuk mencari aib orang lain dan melupakan cacat dan kekurangan kalian sendiri.  Inilah watak asli kebanyakan manusia, mereka lebih suka mencari dan mengumbar aib orang lain daripada sibuk mengurusi aib dan dosa dirinya sendiri. Ia bisa melihat dan lebih jeli memandang kesalahan orang lain, tapi sulit sekali memandang kesalahan pada dirinya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda, ”

Kesembilan, setiap hari kalian memakan rezeki Allah, tapi kalian lupa mensyukuri nikmat-Nya. Selalu mau menang sendiri dan tidak pernah mau mensyukuri nikmat Allah adalah bagian dari sifat dan watak dasar manusia. Jika bukan karena rahmat dan cinta Allah kepadanya, niscaya rasa syukur itu akan tipis sekali dimiliki manusia. Orang beriman adalah orang yang meyakini dengan sebenarnya bahwa rahasia untuk menjemput rezeki dari Allah adalah mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan.

Tentang rasa syukur itu, Allah Ta’ala sudah memaklumkan dalam firman-Nya yang artinya, “…Siapa yang bersyukur atas nikmat-Ku, maka pasti akan Aku tambah baginya. Dan siapa yang mengingkari nikmat-Ku, maka azab-Ku sangat pedih.” (Qs. Ibrahim: 7)

Itulah janji Allah kepada setiap hamba-Nya.

Kesepuluh, kalian sering mengantar jenazah ke kubur, tapi tidak pernah menyadari bahwa kalian akan mengalami hal yang serupa.” Setelah mendengar nasehat itu, orang-orang itu menangis. Dalam kesempatan lain Ibrahim kelihatan murung lalu menangis, padahal tidak terjadi apa-apa. Seseorang bertanya kepadanya.

Ibrahim menjawab, “Saya melihat kubur yang akan saya tempati kelak sangat mengerikan, sedangkan saya belum mendapatkan penangkalnya. Saya melihat perjalanan di akhirat yang begitu jauh, sementara saya belum punya bekal apa-apa. Serta saya melihat Allah mengadili semua makhluk di Padang Mahsyar, sementara saya belum mempunyai alasan yang kuat untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan saya selama hidup di dunia.”

Semoga setiap kita bisa memetik hikmah dari nasihat Ibrahim bin Adham di atas. Wallahua’lam.[BA]

Turki Rilis Film Serangan Marinir Israel Terhadap Mavi Marmara

GAZA MEDIA, ISTANBUL – Lembaga Kemanusiaan Turki (IHH) mengundang hadir pada penayangan perdana, Kamis (16/6/2022) film “Isyarah” yang menceritakan serangan mariner Israel terhaap kapal kemanusiaan Turki “Mavi Marmara” yang hendak berupaya mematahkan blockade Gaza (Barat Daya Palestina)

IHH mengatakan, film “Isyarah” ini menceritakan serangan mariner Israel terhadap kapal “Mavi Marmara” (Marmara al-Zarqa) yang mengangkut bantuan kemanusiaan ke Gaza, dalam rangkaian konvoi “Armada Kebebasan”, selain apartheid yang dilakukan penjajah zionis di Palestina.

Menurut IHH, film ini akan ditayangkan di teater “Beyoglu Atlas 1948” di kota Istanbul Turki, yang akan menampilkan gambaran nyata di atas kapal saat terjadinya penyerangan.

Disebutkan bahwa crew film akan menyampaikan paparannya saat tayang perdana. Film berdurasi pendek (19 Menit) ini dibuat di Istanbul, dan meraih penghargaan di festifal internasional yang digelar di 8 negara.

Film ini meraih penghargaan di festifal film pendek di India, Jerman, Kanada, sebagai film drama terbaik dalam konteks HAM. Dan lolos di babak final dalam festifal film di Australia, Inggris, Italia, Spanyol, Jerman. Serta lolos di babak semi final di Moldova, Kazakhstan, Belarusia, Amerika, Kanada, Mesir, Inggris, Rumania dan Brazil.

Pasukan mariner zionis mencegat kapal Mavi Marmara pada 31 Mei 2010 silam, dan melancarkan serangan yang menewaskan 10 relawan Turki, dan melukai 56 orang lainnya.

Saat itu kapal Mavi Marmara membawa 750 aktifis HAM dan politisi dari 37 negara, terbesar dari Turki, dan membawa bantuan kemanusiaan untuk membantu warga yang terblokade di Gaza, dan bertujuan mematahkan blockade zionis darat dan laut terhadap Jalur Gaza.

Lebih dari 2 juta warga Palestina tinggal di Gaza dalam kondisi kesulitan ekonomi, akibat blockade yang dilakukan penjajah zionis sejak musim panas tahun 2006 silam.[]

Golongan yang Tidak Masuk Surga

Ibnu Abas ra. berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  pernah bersabda, “Ada sepuluh golongan dari umatku yang tidak akan masuk surga, kecuali bagi yang bertobat. Mereka itu adalah al-qalla’, al-jayyuf, al-qattat, ad-daibub, ad-dayyus, shahibul arthabah, shahibul qubah, al-’utul, az-zanim, dan al-’aq li walidaih.”

Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah al-qalla’ itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Orang yang suka mondar-mandir kepada penguasa untuk memberikan laporan batil dan palsu.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah al-jayyuf itu?” Nasi Shallallahu Alaihi Wa sallam menjawab, “Orang yang suka menggali kuburan untuk mencuri kain kafan dan sebagainya.”

Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya lagi, “Siapakah al-qattat itu?” “Orang yang suka mengadu domba,” kata Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam.

Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah ad-daibub itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Germo.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah ad-dayyus itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Dayyus adalah laki-laki yang tidak punya rasa cemburu terhadap istrinya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya lagi, “Siapakah shahibul arthabah itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam menjawab, “Penabuh gendang besar.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah shahibul qubah itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Penabuh gendang kecil.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah al-’utul itu?”

Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf atas dosa yang dilakukannya, dan tidak mau menerima alasan orang lain.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah az-zanim itu?” Nabi menjawab, “Orang yang dilahirkan dari hasil perzinaan yang suka duduk-duduk di tepi jalan guna menggunjing orang lain. Adapun al-’aq, kalian sudah tahu semua maksudnya (yakni orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya).”

Lalu, Mu’adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam, “Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan engkau tentang ayat ini: yauma yunfakhu fiishshuuri fata’tuuna afwaajaa, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok?” (Qs. An-Naba’: 18).

“Wahai Mu’adz, engkau bertanya tentang sesuatu yang besar,” jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam. Kedua mata beliau yang mulia pun mencucurkan air mata. Beliau melanjutkan sabdanya.

“Ada sepuluh golongan dari umatku yang akan dikumpulkan pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan yang berbeda-beda. Allah memisahkan mereka dari jama’ah kaum muslimin dan akan menampakkan bentuk rupa mereka (sesuai dengan amaliyahnya di dunia). Di antara mereka ada yang berwujud kera; ada yang berwujud babi; ada yang berjalan berjungkir-balik dengan muka terseret-seret; ada yang buta kedua matanya, ada yang tuli, bisu, lagi tidak tahu apa-apa; ada yang memamah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada dan mengalir nanah dari mulutnya sehingga jama’ah kaum muslimin merasa amat jijik terhadapnya; ada yang tangan dan kakinya dalam keadaan terpotong; ada yang disalib di atas batangan besi panas; ada yang aroma tubuhnya lebih busuk daripada bangkai; dan ada yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih.”

“Mereka yang berwajah kera adalah orang-orang yang ketika di dunia suka mengadu domba di antara manusia. Yang berwujud babi adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan barang haram dan bekerja dengan cara yang haram, seperti cukai dan uang suap.”

“Yang berjalan jungkir-balik adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan riba. Yang buta adalah orang-orang yang ketika di dunia suka berbuat zhalim dalam memutuskan hukum. Yang tuli dan bisu adalah orang-orang yang ketika di dunia suka ujub (menyombongkan diri) dengan amalnya.”

“Yang memamah lidahnya adalah ulama dan pemberi fatwa yang ucapannya bertolak-belakang dengan amal perbuatannya. Yang terpotong tangan dan kakinya adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyakiti tetangganya.”

“Yang disalib di batangan besi panas adalah orang yang suka mengadukan orang lain kepada penguasa dengan pengaduan batil dan palsu. Yang tubuhnya berbau busuk melebihi bangkai adalah orang yang suka bersenang-senang de-ngan menuruti semua syahwat dan kemauan me-reka tanpa mau menunaikan hak Allah yang ada pada harta mereka.”

“Adapun orang yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih adalah orang yang suka takabur dan membanggakan diri.” (HR. Qurthubi).

Saudaraku, adakah kita di antara 10 daftar yang dipaparkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  di atas? Bertobatlah, agar kita selamat dan terhindar dari salah satu gologan di atas. Semoga kita tidak termasuk di antara sepuluh golongan yang tidak masuk surga tersebut, amiin.[BA]

 

Niaga yang Gak Akan Merugi (Tadabbur Qs. Fathir: 29)

Seorang muslim tentu saja memiliki konsep hidup jauh berbeda dengan orang di luar Islam. Ada konsep perdangan yang sangat menarik dalam Islam yang ditawarkan Allah Sang Pencipta Langit dan Bumi serta apa yang ada di antara keduanya kepada manusia. Sebuah perdagangan yang tidak akan pernah merugi jika seorang muslim bisa menerima kontrak perdagan itu dengan benar (ilmu).

Allah Ta’ala telah menjabarkan dalam firman-Nya di suat Fathir ayat 29,

إِنَّ لَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَ بَ  للَّهِ وَأَقَامُوا   لصَّلَو ةَ وَأَنفَقُوا  مِمَّا رَزَقْنَ هُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَ رَةً لَّن تَبُورَ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (Qs. Fathir: 29).

Kata “tijârah” menurut al-Raghib al-Asfahani, berarti mempergunakan modal yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Ibarat tijârah, se-mua (amalan) itu adalah modal yang dikeluarkan. Sedangkan keuntungan yang didapat adalah pahala, surga, dan ridha-Nya.

Dibandingkan dengan amal yang dikerjakan, tentulah keuntungan itu sangat besar. Apa yang melebihi surga dan ridha-Nya? Perniagaan itu pun disebut sebagai “tijaratan lan tabur” perniagaan yang tidak akan merugikan dan tidak akan musnah.

Sebagaimana dijelaskan al-Jazairi, kata, “Lan tabur” bermakna “Lan tahlik (tidak akan lenyap/rusak). Yaitu semua modal manusia yang berupa iman dan amal shalih tidak akan lenyap dan sia-sia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, liyuwaffiyahum ujurahum (agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka).

Keadaan ini memberikan penegasan bahwa harapan mereka (orang beriman) tidak hampa. Mereka pasti akan mendapatkan apa yang diharapkan itu. Hal itu karena telah menjadi ketetapan dan janji Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa semua perbuatan manusia akan mendapatkan balasan dari-Nya. Sebagaimana balasan siksa neraka atas perbuatan munkar dan maksiat, perbuatan ma’ruf dan taat pun akan digan-jar dengan pahala.

Ayat di atas juga menjadi rahasia mengapa para salafus shalih selalu bahagia dalam menjalani kehidupan sementara ini.

Dalam ayat di atas, ada tiga amal dahsyat yang bisa menjadi perantara seorang muslim untuk selalu beruntung dalam perniagaannya.

Pertama, orang yang selalu membaca kitab Allah (al Qur’an). Menurut Ibnu Katsir, ayat ini termasuk ayatul qurro, artinya ayatnya para pecinta al Qur’an. Tentu saja cinta kepada al Qur’an itu bukan hanya dibaca, tapi juga dipelajari (tadabburi), dikaji, dan di amalkan serta diajarkan kepada manusia.

Pertama, selalu membaca al Qur’an. Sangat banyak keutamaan orang yang senantiasa membaca al Qur’an seperti disebutkan dalam beberapa hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam antara lain sebagai berikut.

Pertama, Orang yang lancar membaca al Qur’an akan bersama para malaikat. “Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah meriwayatkan bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang yang lancar membaca al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim).

Tidak ada suatu ibadah apapun yang tidak mendatangkan kebaikan untuk pelakunya. Allah sudah berjanji bahwa setiap kebaikan sebesar biji zarah, akan dibalas. Begitu pun dengan kejahatan sebesar biji zarah akan dibalas juga. Membaca Al Qur’an adalah salah satu bentuk ibadah umat Islam kepada manusia.

Kedua, Setiap huruf al Qur’an bernilai satu kebaikan. Seperti yang diriwayatkan Abdullah Ibnu Mas‘ud, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (al Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi).

Begitu istimewanya hadits di atas, setiap huruf yang ada di dalam Al Qur’an yang dibaca oleh seseorang, dia sudah pasti akan mendapatkan satu kebaikan. Masih banyak keutamaan lain bagi siapa saja yang membaca al Qur’an.

Kedua, mendirikan shalat. Ada beberapa keutamaan oranag yang mengerjakan shalat. Pertama, shalat adalah sebaik-baik amalan setelah dua kalimat syahadat. Ada hadits muttafaqun ‘alaih sebagai berikut,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ قَالَ « الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ».

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Amalan apakah yang paling afdhol?” Jawab beliau, “Shalat pada waktunya.” Lalu aku bertanya lagi, “Lalu apa?”  “Berbakti pada orang tua”, jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.  “Lalu apa lagi,” aku bertanya kembali. “Jihad di jalan Allah,” jawab beliau. (HR. Bukhari no. 7534 dan Muslim no. 85).

Kedua, shalat lima waktu mencuci dosa. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »

“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667).

Ketiga, shalat lima waktu menghapuskan dosa. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Di antara shalat yang lima waktu, di antara Jumat yang satu dan Jumat lainnya, di antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim no. 233).

Keempat, shalat adalah cahaya di dunia dan akhirat. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Siapa yang menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad 2: 169. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan). Masih banyak keutamaan sholat lima waktu lainnya.

Ketiga, infaq atau sedekah di jalan Allah. ”wa anfaqu mimma razaqnahum sirran wa alâniyatan (dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan). Maksudnya , menurut Thabari, mereka menunaikan zakat yang difardhukan. Selain itu, mereka juga mengeluarkan harta mereka untuk shadaqah tathawwu’.

Penyebutan kata sirran wa ‘alâniyatan menjelaskan cara menunaikannya. Bila ditunaikan secara sirran (rahasia), itu lebih baik. Namun jika ditunaikan secara ‘alânitan (terang-terangan), menurut dugaannya tercegah dari sikap riya’.

Bisa juga, yang dimaksud dengan sirran (rahasia) adalah shadaqah, sementara ‘alaniyatan (terang – terangan) adalah zakat. Sebab, menunaikan zakat secara terang- terangan sama halnya dengan mengumumkan kewa-jiban. Dan itu sesuatu yang mustahab/ disunahkan .

Ayat ini juga sejalan dengan Qs. al-Baqarah : 274, al-Ra’d: 22, dan Ibrahim : 31. Dalam hadits Bukhari dan Muslim dari Abu Huraih disebutkan bahwa salah satu dari tujuh kelompok yang mendapat naungan Allah pada hari kiamat adalah orang yang memberikan shadaqah dengan rahasia, hingga tangan kirinya tidak me-ngetahui apa yang dishadaqahkan oleh tangan kanannya.

Di antara keutamaan berinfaq di jalan Allah

Pertama, dari Abu Hurairah ra. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah Yang Mahasuci lagi Mahatinggi berfirman, ‘Wahai anak Adam!’ berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberik rizki) kepadamu.” (Shahih Muslim, Kitab Az-Zakah, Bab Al-Hatstsu ‘alan Nafaqah wa Tabsyiril Munfiq bil Khalf, no. 36 (963).

Betapa besar jaminan orang yang berinfak di jalan Allah. Betapa mudah dan gampang jalan mendapatkan rizki. Seorang hamba berinfak di jalan Allah, lalu Dzat Yang Ditangan-Nya kepemilikan segala sesuatu memberikan infak (rizki) kepadanya.

Imam An-Nawawi berkata, “Firman Allah (dalam hadits Qudsi), ‘Berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadamu’ adalah makna dari firman Allah dalam al Qur’an,

 وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya, dan Dialah pemberi rizki yang terbaik yang akan menggantinya.” (Qs. Saba/34 : 39).

Ayat ini mengandung anjuran untuk berinfak dalam berbagai bentuk kebaikan, serta berita gembira bahwa semua itu akan diganti atas karunia Allah Ta’ala.(Syarh an Nawawi 7/79).

Kedua, apa yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah ra, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah para hamba berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdo’a, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak ganti (dari apa yang ia infakkan)’. Sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan (hartanya) kebinasaan (hartanya).” (Shahihul Bukhari, Kitab Az-Zakah, Bab Firman Allah Tentang Do’a : Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menginfakkan hartanya’ no. 1442, 3/304). Masih banyak keutamaan infaq dan sedekah di jalan Allah, wallahua’lam.(BA)