GAZA MEDIA, GAZA – Sejumlah rumah warga yang rusak dihantam perang Mei 2021, merasakan dinginnya cuaca. Seperti yang dialami seorang warga Jalur Gaza, Ghalia Al-Attar, dia mengatakan retakan di dinding dan atap telah menyebabkan air dingin masuk ke dalam rumahnya.
Rumah mereka termasuk di antara puluhan ribu yang rusak selama perang Jalur Gaza 11 hari pada Mei 2021 antara Israel dan Hamas. Ratusan rumah hancur total, dan upaya rekonstruksi belum juga dimulai.
Keluarga seperti Al-Attar telah memperbaiki keadaan sebaik mungkin. Tetapi musim dingin di wilayah tepi laut itu membawa malam yang dingin dan hujan badai secara berkala.
“Saya belum pernah melihat malam yang lebih buruk dari itu,” kata Al-Attar keesokan harinya. Dia dan kerabatnya membentangkan selimut dan kasur di atas tali hingga kering.
Kota pertanian Beit Lahiya, dekat perbatasan Israel, terkena serangan udara Israel selama perang. Beberapa rumah di sekitarnya rusak, dan pohon-pohon dihancurkan oleh pecahan peluru.
Israel mengatakan hanya membidik sasaran militer dan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan warga sipil. Tetapi lebih dari 250 orang tewas di Gaza, lebih dari setengahnya warga sipil dan 13 orang tewas di pihak Israel.
Menurut PBB, sekitar 56.000 rumah di Gaza rusak dalam konflik tersebut. Dari jumlah itu, lebih dari 2.100 lainnya hancur total atau rusak parah sehingga tidak dapat dihuni. Israel melancarkan ratusan serangan udara selama perang, sering ke daerah berpenduduk.
Gaza telah mengalami empat perang dan blokade Israel-Mesir sejak 2007, ketika Hamas merebut kekuasaan dari Fatah. Israel mengatakan blokade diperlukan untuk mencegah militan mempersenjatai kembali. []