GAZAMEDIA, TEHERAN – Iran menuntut solusi pemecahan tiga masalah utama, agar perjanjian nuklir kembali hidup. Disisi lain, ‘Israel’ mengambil inisiatif agar menolak “janji manis” Iran yang disepakati dengan negara adidaya dunia, Amerika Serikat dan Eropa. Selasa(1/3/2022).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengatakan: “Kesepakatan yang baik mungkin dapat terjadi, tetapi masih ada 3 tututan yang harus dipenuhi pihak Amerika dan Eropa. Hingga kini pihak Barat belum mengambil keputusan politik mengenai masalah besar ini.”
Dia menjelaskan bahwa isu-isu yang beredar terkait sejauh mana sanksi akan dicabut, dengan memberikan jaminan bahwa Amerika Serikat tidak akan menarik diri lagi dari perjanjian, dan menyelesaikan masalah terkait dengan jejak uranium yang ditemukan di banyak situs lama yang hingga kini tidak diakuuisisi Iran.
Pada gilirannya, Perdana Menteri ‘Israel’, Naftali Bennett menyatakan negosiasi internasional dengan Iran mengenai program nuklirnya mendekati momen penting, tetapi dia mengindikasikan bahwa kesepakatan yang diharapkan tidak mengikat ‘Israel’.
Austria menyaksikan pembicaraan antara Iran dan Amerika – Eropa untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015, yang memberlakukan pembatasan pada implementasi program nuklir Iran, dengan imbalan pencabutan sanksi, sebelum mantan Presiden AS Donald Trump mencabut permintaan tersebut pada 2015 silam. [ml/as/terj.nb]