GAZAMEDIA, BOGOR – Save Aqsa Movement (SAM) Save the World by Saving Aqsa adakan program diskusi dan kajian online perdana dengan tema “Nge-BAKSO (ngobrol bebas perkara Aqsa): “Israel”-Palestina Rebutan Apa?” pada Sabtu malam (27/8/2022) waktu Indonesia Barat. Diskusi virtual ini turut dihadiri beberapa ustadz ternama; Dr. Yazen Al-Hakimi (Bandung) dan Babe Hassan Haikal (Jakarta). Muhamamad Husein Gaza dan istri, Jinan Muslim hadir sebagai pembicara menyampaikan salam hangat dari warga Gaza sekaligus mengabarkan informasi terkini seputar Palestina.
Berikut pembahasan yang disampaikan Husein Gaza dan Jinan:
“Sebenarnya apa sih konflik utama di Palestina?
Konflik utama di Palestina adalah Konflik Eksistensi (Asshiraa’ Al-Wujudiah). Berbicara eksistensi otomatis membahas menyinggung tentang kemanusiaan dan permasalahan Palestina murni berawal dari penjajahan”
“Saya selama kuliah di Universitas Islam Gaza, mengikuti program diploma tentang Asy-Syu’un Al-Israiliah, struktur “pemerintahan Israel” mulai dari ekonomi, militer, politik, bahasa dan media. Mengenai media, “Israel” begitu masif meletakkan judul berita dengan mendahulukan nama Palestina-“Israel”/ Arab-Israel. Hati-hati! Hal ini secara tidak sadar mengirimkan pesan sikologis kepada pembaca awam bahwa konflik itu seolah-olah bermula dari Palestina. Ini adalah pemahaman yang keliru!”.
“Sederhana bagaimana cara pandang kita dalam membuat sebuah hipotesa menepis eksistensi “Israel” dan pemukim ilegalnya. Karena konflik Ini sejatinya bukan merebutkan sebuah wilayah, “Israel” bukanlah sebuah negara. Mereka tidak mempunyai kebudayaan, mereka adalah pendatang. Hal ini dibuktikan saat mereka diberikan pertanyaan tentang siapa dan dari mana asal nenek moyang asli mereka, beberapa dari mereka terdiam dan ada yang menjawab dari Amerika atau Rusia.” Jinan menambahkan.
“Dr. Abdul Fattah Al-Uwaisi (spesialis pakar ke-Palestinaan) mencatat ada 3 cara membebaskan Palestina dari cengkraman penjajah yang disebut dengan Al-Mutsallats At-Tahrir (Segitiga Pembebasan). Pertama, Pembebasan Pemahaman (At-Tahrir At-Tafkiiri), artinya memberikan edukasi dan menggali informasi berupa sejarah dan enslikopedia Palestina, darinya akan tumbuh rasa cinta. Sebagaimana hadits: Allah menetapkan hamba-hamba pilihannya di Syam (termasuk Palestina). Dengan hadits ini bisa memberikan kita motivasi untuk semangat mempelajari ilmu agama Islam dan sejarah khusunya. Kedua adalah Pembebasan Politik (kolaborasi, sinergitas), dan ketiga dengan Pembebasan Senjata (At-Tahrir ‘Askariy).
“Seperti kita ketahui, Yahudi sudah membuat rencana strategis perebutan wilayah Palestina dimulai dari pergerakan ideologi Zionist sejak tahun 1800 an yang diprakarsai Theodor Hetzl. Kemudian puncak gerakan politik mereka terjadi pada Perjanjian Sayks Piccot 1916. Di mana Inggris membagi wilayah jajahan Palestina. Sejak saat itulah konspirasi dan imigrasi besar Yahudi terjadi.”
“Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya memperjuangkan Baitul Maqdis belasan tahun lamanya, Terbilang tidak terlalu lama. Karena perjuangan beliau Saw. terbangun dengan sistematis menanamkan semangat bahwa Baitul Maqdis adalah lahan medan perjuangan, membutuhkan kemampuan intelijen (at-tafkiir an an-Naqib); Stabilitas Mental; Work Smart (kerja cerdas) sehingga melahirkan pemahaman adanya keutamaan dan keberkahan dalam memperjuangkan Baitul Maqdis hingga hari ini Palestina bagi kita”. Papar Husein Gaza
“Semoga, dari wadah Save Aqsa Movement (SAM) yang dimediasi Internasional Networking for Humanitarian ini, bisa memberi kontribusi bagi teman-teman untuk membantu perjuangkan pembebasan Baitul Maqdis dan saudara kita di Palestina dengan semangat ilmu dan persatuan yang semakin komit dan konsisten ke depannya!” Pungkas Husein Gaza.
[ofr]