Mohammad Salah (23), Tentara Mesir yang Gugur Setelah Menewaskan 3 Pasukan Israel di Perbatasan

GAZA MEDIA, CAIRO – Seorang tentara Mesir, Mohamed Salah (23 tahun) berhasil lakukan operasi penembakan di wilayah perbatasan Palestina (Jajahan Israel)-Mesir di mana tiga pasukan Zionist tewas pada Sabtu lalu (3/6/2023) sebagai pengorbanannya untuk mendukung Palestina.

Salah sempat menulis postingan di halaman Facebook-nya pada 19 Mei 2021: “Tuhan berdiri bersama Palestina”. Dengan menggunakan bendera Palestina dan tagar #GazaUnderAttack.

Postingan tersebut bertepatan dengan pertempuran “Saif al-Quds” yang dilancarkan faksi pejuang Jalur Gaza melawan penjajah Israel untuk mempertahankan dan melindungi Masjid Al-Aqsa dan Kota Al-Quds.

Unggahan Salah juga muncul sebagai tanggapan atas cuitan mantan Wakil Presiden AS Mike Pence yang menulis: “Amerika Berdiri Bersama Israel.”

Puluhan rudal ditargetkan menuju Ashdod, Ashkelon, Beersheba, pangkalan darat pangkalan udara “Tselem”, “Hatzrim” dan “Palmachim”, dan pangkalan “Raim” berdasarkan ancaman faksi pejuang.

Drone “Al-Zawari” dari Brigade Al-Qassam juga melakukan penerbangan pemantauan dan pengintaian untuk sasaran dan lokasi pasukan penjajah dan kembali ke pangkalannya dengan selamat.

Kemarin, media Ibrani mengungkapkan beberapa detail operasi yang dilakukan oleh Mohamed Salah mengklaim sepihak baku tembak tersebut terjadi karena “motif agama”.

Framing media Saluran Ibrani 7 -menurut terjemahan dari agen Safa Agency-mengklaim, tentara penjajah menemukan Al-Qur’an, pisau militer, dan enam butir peluru dari jasad Salah.

Saluran tersebut melaporkan peralatan ini dalam membuktikan perencanaan yang matang.untuk melancarkan operasi tersebut.

Salah berjalan sekitar lima kilometer dari lokasinya di dalam wilayah Mesir sampai dia mencapai pagar perbatasan, sebelum melintasinya dan melakukan operasinya.

Adapun para perwira Israel, menyebutkan, 3 pasukan Zionist yang ditembak mati di perbatasan tidak sempat menembakkan peluru apapun ke arah Salah

Juru bicara militer Zionist yang bertanggung jawab atas area operasi penembakan kepada situs web Ibrani, Wala menyebutkan: “Dengan memeriksa senjata prajurit wanita kami terdeteksi terbunuh lebih dulu serta ditemukan tidak adanya indikasi menggunakan senjata sedangkan sistem keamanan ditemukan di salah satu dari dua senjata yang berarti mereka tidak sempat melakukan serangan balasan, namun satu peluru berhasil target tentara Mesir tersebut.

Jasad pasukan Zionist wanita ditemukan di dalam pos jaga, sedangkan jasad Salah ditemukan beberapa meter jauhnya. Hal ini membuktikan bahwa tentara Mesir tersebut berhasil membunuh pasukan kami secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan.

Dia menambahkan, “Setelah membunuh kedua pasukan, seorang tentara Mesir menuju ke timur (wilayah jajahan) dan berjalan berkeliling dengan senapan Kalashnikov, sejumlah amunisi, Al-Quran, dan pisau komando.”

Menurut para perwira Israel, “ketika komandan brigade tiba di daerah itu, dia menemukan tentara Mesir sedang berdoa dari jauh, dan tentara pada awalnya tidak yakin bahwa dia adalah eksekutor karena dia terlalu jauh dari pasukan.”

Setelah drone memantau keberadaan tentara Mesir di dalam wilayah jajahan sontak bentrokan terjadi antarkedua musuh dan Salah dinyatakan gugur.

Diketahui, Mohamad Salah menewaskan dua pasukan Zionist bernama Uri Yitzhak Iluz dan Ohad Dahan serta seorang pasukan wanita, Leah Ben Noun selama operasi yang berlangsung lebih dari 5 jam tersebut.

Sementara itu, isu hubungan keamanan Israel-Mesir sempat memanas akibat operasi tersebut, di mana pihak Mesir mengklaim penembakan terjadi akibat pengejaran pelaku sindikat narkoba. Sedangkan Israel mengklaim sebaliknya, bahwa ada unsur kesengajaan tentara Mesir menerobos wilayah perbatasan. (mhg/ofr)

source: safa.ps