Tokoh

Khader Adnan, Simbol Perjuangan Tahanan Palestina dengan Aksi Mogok Makan Terbuka

GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Khader Adnan (44 tahun) dari Arraba, Selatan Jenin atau yang kerap disapa Syaikh Adnan terus melanjutkan aksi mogok makan terbuka selama 77 hari berturut-turut sebagai penolakan atas penangkapan sepihak otoritas “Israel” terhadapnya, Sabtu (22/4/2023).

Asosiai Pembebasan Tahanan Palestina mengingatkan kepada seluruh pihak yang berwenang perhatikan kondisi Syaikh Adnan agar segera mendapat perawatan medis yang memadai di “Klinik Penjara Ramla Israel” mengingat kondisi kesehatannya menurun drastis.

“Kesehatan Syaikh Adnan kini dalam ancaman kematian setiap saat, karena otoritas “Israel” menolak tuntutan pembebasannya serta sengaja mengabaikan keselamatan dalam perawatan medis.” Keterangan Asosiasi Pembebasan.

Syaikh Adnan lakukan aksi mogok makan terbuka sejak penangkapannya 5 Februari lalu setelah pasukan Zionist menyerbu rumahnya di Arraba tanpa ada bukti kriminal yang jelas.

Meskipun kesehatannya memburuk, pengadilan militer “Israel” pada hari Senin “sengaja” menunda keputusan permintaan pembebasan Syaikh Adnan pada 27 April mendatang dengan dalih sampai pengadilan dapat melihat laporan terkini mengenai kesehatan sikisnya.

Penangkapan Adnan kali ini tidak bersifat administratif, melainkan “ada” surat dakwaan. Menurut pengacara Adnan, Jamil Khatib, Adnan didakwa sebagai anggota organisasi terlarang, Jihad Islam, yang menurut pengacaranya “tidak didasarkan pada bukti atau bahkan pengakuan yang jelas melainkan tuduhan sepihak oleh orang-orang yang tidak mengenalnya.”

Permintaan berulang Khatib untuk memindahkan Adnan ke rumah sakit sejauh ini juga ditolak. Selain itu “Israel” juga melarang kunjungan Randa Adnan, istrinya selama mogok makan. “Khader berbaring di tempat tidur, tidak bergerak, tubuhnya kuning tidak bisa berdiri dan berbicara lagi, kondisinya kian mengkhawatirkan.” kata Randa.

Asosiasi Tahanan Palestina mengatakan minggu ini bahwa Adnan tengah menghadapi “ancaman kematian yang bisa terjadi kapan saja”.

Diketahui, Syaikh Adnan telah berkeluarga dan memiliki 9 orang anak. Dia menjadi simbol perjuangan bagi warga dan tahanan Palestina lainnya setelah ditangkap oleh “Israel” sebanyak 12 kali dengan menghabiskan total delapan tahun di balik jeruji besi dan melakukan aksi mogok makan sebanyak lima kali.

Di masa lalu, aksi mogok makan Adnan bertentangan dengan hukum penahanan administratif – di mana metode umum yang digunakan oleh “Israel” – untuk menahan warga Palestina tanpa mengajukan tuntutan atau memberi tahu mereka kejahatan yang dituduhkan bahkan menghadirkan bukti-bukti yang memberatkan mereka. (bz/ofr)

Source: +972, وكالة صفا

Tchouameni Resmi Menjadi Gelandang Real Madrid Termahal ke-4

GAZAMEDIA, PARIS – Bintang sepakbola asal Prancis, Aurelien Tchouameni resmi menjadi pemain termahal keempat dalam sejarah Real Madrid terlepas dari gaji di masa depan yang akan dia terima, Sabtu (11/6/2022).

Pemain yang pindah ke Real Madrid dari Monaco pada hari Sabtu lalu seharga 80 juta euro dan 20 juta euro sebagai tambahan dan variabel (sekitar 1,53 Triliun Rupiah) berada di urutan keempat dalam daftar pemain termahal sejarah Real Madrid setelah pembelian bintang Welsh Gareth Bale (2013 dari Tottenham), pemain Belgia, Eden Hazard (2019 dari Chelsea), dan Cristiano Ronaldo (2009 dari Manchester United).

Tchouameni juga merupakan gelandang termahal dalam sejarah “Merengue”, mengungguli rekan senegaranya Zinedine Zidane yang pindah pada 2001 dari Juventus seharga 73,5 juta euro.

Namun, Eder Militao asal Brasil tetap menjadi satu-satunya bek termahal yang bergabung dengan “Royal” dari Porto seharga 50 juta euro pada musim 2019-2020 lalu. [ml/ofr]

Noha Al-Maya Ditetapkan Sebagai Wanita Peneliti Nuklir Pertama dari Arab Teluk

GAZAMEDIA, KUWAIT – Peneliti wanita asal Kuwait, Noha Al-Maya peroleh sertifikat sebagai penemu dalam pendeteksian kontaminasi radioaktif kedokteran nuklir dan menjadikannya sebagai wanita Arab Teluk pertama yang mendapatkan sertifikat tersebut.

Al-Maya memenangkan medali perak di Pameran Internasional Penemuan dan Inovasi Teknis Malaysia “ITEX” untuk penemuannya.

Penetapan ini diselenggarakan oleh Malaysian Invention Society sejak 1989 sebagai platform internasional bagi para penemu, investor, peneliti, dan ilmuwan untuk mempromosikan penemuan, kreativitas, dan teknologi mereka, serta tempat pertukaran perdagangan dan keahlian dalam sains dan pengetahuan.

Nuha Al-Maya lulus dari Universitas Kuwait melalui jurusan spesialisasi kedokteran nuklir melanjutkan perjalanannya dalam penelitian dan penemuan di bidang ini, berdasarkan studi dan pekerjaannya di kedokteran nuklir dan berbagai studi energi alam lainnya. [ml/ofr]

Hebat! Pesepeda Asal Indonesia Ini Tiba di Arab Saudi Tunaikan Ibadah Haji

GAZAMEDIA, JAKARTA – Pemuda asal Magelang Indonesia, Muhammad Fauzan akhirnya tiba di Arab Saudi, Kamis (26/5/2022) menggunakan sepedanya untuk tunaikan ibadah haji.

Dilansir dari muhammadiyah.or.id, kader Muhammadiyah asal Magelang, Jawa Tengah, Muhammad Fauzan (28) akhirnya sampai di Riyadh, Arab Saudi, pada Kamis (26/05). Uniknya, transportasi yang digunakan adalah sepeda. Ia menceritakan bahwa dirinya telah melakukan perjalanan sejak bulan November 2021 dan telah melintasi Singapura, Malaysia, dan Thailand. Setelah melewati negara-negara tersebut ia langsung menuju ke Arab Saudi dengan pesawat.

Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi menyambut kedatangan Fauzan. Pihak PCIM kemudian mendampingi Fauzan untuk melakukan sejumlah pertemuan dengan berbagai pihak termasuk dengan Duta Besar RI Abdul Aziz Ahmad dan Wakil Kepala Perwakilan RI Arief Hidayat pada hari Ahad (29/05). Agenda pertemuan ini ditujukan untuk bersilaturahmi sekaligus meminta arahan beliau untuk kemungkinan pelaksanaan ibadah haji yang menjadi tujuan Fauzan melakukan perjalanan ke Arab Saudi ini.

Dalam pertemuan tersebut, Fauzan bercerita tentang motivasinya bersepeda hingga ke Arab Saudi adalah keinginan kuatnya untuk beribadah Haji. Tidak lupa juga berkisah seputar terjalnya perjalanan dari Indonesia hingga sampai ke Riyadh. Kuatnya tekad mengunjungi rumah Allah dan mengikuti ibadah haji menjadi motivasi bagi Fauzan untuk terus mengayuh sepeda.

Abdul Aziz Ahmad kemudian memberikan beberapa arahan di antaranya untuk menghubungi teknis haji KJRI (Konsul Jenderal RI) di Jeddah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan ibadah haji warga negara Indonesia dan akan memberikan surat pengantar ke sana. Ia juga berpesan kepada Fauzan untuk menjaga kesehatannya mengingat cuaca di Arab Saudi saat ini adalah musim panas dengan suhu di atas 40 dan memperhatikan peraturan-peraturan yang ada di negara tersebut.

Dengan kehadiran Fauzan yang bersepeda dari Indonesia menuju Arab Saudi ini, Abdul Aziz Ahmad berpesan kepada Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya untuk menghubungkan kepada asosiasi-asosiasi pesepeda yang ada di Arab Saudi sebagai salah satu jalan diplomasi Indonesia-Arab Saudi melalui kegiatan berolahraga. Diharapkan hal ini akan menjadi salah satu jalan Fauzan untuk bisa mendapatkan porsi haji dari Pemerintah Arab Saudi.

PCIM Arab Saudi juga akan senantiasa berusaha membantu Fauzan dalam mewujudkan keinginannya untuk berhaji dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat selama keberadaannya berada di Arab Saudi.

Fouzan menuturkan, perjalanannya dari Indonesia ke Jeddah menggunakan sepeda memakan waktu 7 setengah bulan.

Fauzan menegaskan, dalam pertemuannya dengan program “Sabah Al-Saudia”, yang disiarkan di saluran “Arab Saudi” pada hari Selasa, kesulitan paling menonjol yang dia hadapi selama perjalanannya adalah perubahan cuaca di negara yang dia lewati. sebelum kedatangannya di kota Jeddah. [ml/ofr]

18 Tahun Kepergian “Singa Palestina” Dr. Aziz Ar-Rantisi

GAZAMEDIA, GAZA – Ahad 17 April ditandai dengan peringatan 18 tahun syahidnya salah satu pendiri dan pimpinan Gerakan Perjuangan Islam (Hamas) di Jalur Gaza, Abdel Aziz Ar-Rantisi, yang juga dijuluki “Singa Palestina”.

“Israel” teror mobil Rantisi dengan helikopter Apache pada malam hari tanggal 17 April 2004. Ketika itu juga beliau syahid saat lakukan perjalanan di Kota Gaza.

Peringatan wafatnya Rantisi bertepatan dengan peringatan Hari Tahanan Palestina. Mendengar kematiannya, para tahanan Palestina marah sekaligus termotivasi dengan perjuangan Rantisi.

Ar-Rantissi lahir pada tanggal 23 Oktober 1947 di Desa Yabna (antara Ashkelon dan Jaffa). Saat usia 6 bulan keluarganya mengungsi akibat tragedi Nakba tahun 1948. Di mana rakyat Palestina terpaksa meninggalkan tanah air akibat genoside penjajah “Zionist Israel”. Beberapa dari pengungsi memilih tetap teguh bertahan di Tepi Barat, Jalur Gaza, Al-Quds dan beberapa menjadi diaspora.

Rantisi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Alexandria Mesir tahun 1972. Kemudian peroleh gelar master di bidang pediatri, dan bekerja sebagai dokter tetap di Rumah Sakit Nasser, Khan Yunis pada tahun 1976.

Rantisi juga diamanahkan memegang beberapa jabatan penting seperti; anggota dewan administrasi Masyarakat Islam Dunia dan Asosiasi Medis Arab di Jalur Gaza serta Bulan Sabit Merah Palestina.

Rantisi bekerja di Universitas Islam Gaza sejak dibuka pada tahun 1978 sebagai dosen ilmu sains, genetika, dan parasitologi. Dia aktif menulis artikel politik yang diterbitkan surat kabar Arab, Yordania dan Qatar. Dia juga seorang penulis, penyair, pendidik, dan orator ulung.

Ar-Rantissi adalah satu dari tujuh pimpinan gerakan Ikhwanul Muslimin di Gaza. Ketika insiden karavan terjadi, para pemimpin Ikhwanul Muslimin Gaza, dipimpin Rantisi adakan pertemuan khusus bahas penyelesaian masalah yang dipicu politik adu domba “Israel”. Sehingga mereka tegas dan bulat ambil keputusan bersejarah bangkitkan aksi persatuan Jalur Gaza lawan penjajah “Israel”.

Pertama kalinya, Rantissi ditangkap pada 15 Januari 1988 oleh “Israel”. Dia ditahan selama 21 hari setelah Intifadhah Palestina Pertama pecah pada 9 Desember 1987.

Karakternya yang kharismatik, kepribadian tegas, kuat secara militer, politik dan agama, menjadikannya dihormati dan dicintai sebagian besar rakyat Palestina, Arab dan umat Islam.

Selama di penjara pada tahun 1990, ia berhasil menyelesaikan hafalan 30 Juz Al-Quran. Di saat bersamaan juga berada satu sel dengan Mujahid Syaikh Ahmed Yassin.

Tanggal 17 Desember 1992, Rantisi diusir bersama 416 aktivis kader Hamas dan Jihad Islam ke Libanon Selatan. Di mana ia aktif sebagai juru bicara resmi bagi rakyat Palestina yang dideportasi ke kamp Marj al-Zohour. Rantisi memaksa “Israel” mengembalikan hak mereka masyarakat Palestina dan di lain sisi juga menunjukkan ekspresi penolakan terhadap keputusan sepihak “Israel”.

Pasca memperjuangkan kamp Marj al-Zohour, Rantisi kembali ditangkap pasukan “Israel” dan menjatuhkan hukuman penjara hingga pertengahan tahun 1997.

Total periode penahanan yang dihabiskan Rantisi di penjara “Israel” berjumlah 7 tahun. Selain tahun yang dia habiskan saat deportasi di Marj al-Zohour, setelahnya Rantisi juga ditangkap 4 kali di penjara Otoritas Palestina dengan ruangan isolasi khusus dari tahanan lainnya.

Setelah Syekh Yassin syahid, Hamas berjanji meneruskan estafet perjuangan di dalam dan luar negeri. Perintah pertama Rantisi adalah operasi penyerangan “Pelabuhan Ashdod “Israel” yang menjadi cikal bakal pembunuhan dan kesyahidannya pada 17 April 2004.

Ar-Rantissi terkenal dengan kalimatnya, “Tanah Palestina adalah bagian dari iman. Khalifah Umar Ibn Al-Khattab menyatakannya sebagai tanah untuk semua Muslim. Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang berhak menjual atau merampasnya!”.

Dia juga pernah berkata dalam sebuah wawancara berbahasa Inggris, “Kematian akan datang, apakah karena serangan jantung atau oleh Apache (pesawat tempur “Israel”) dan saya lebih memilih dengan Apache”.

Salah satu cita-cita dan perjuangan Ar-Rantissi ingin capai adalah pembebasan semua tahanan Palestina di penjara “Israel”, “Saya tidak akan beristirahat sampai semua tahanan dibebaskan.” prinsipnya.

Di antara panutan karakter Rantisi di mata masyarakat adalah kerendahan hatinya dalam menjalani pekerjaan sebagai dokter anak. Ia tidak pernah membedakan pasien mana pun yang berobat dengannya.

Pada tahun 2004, sebuah buku disertasi diterbitkan dengan judul The Memries of the Martyr Abdel Aziz Ar-Rantissi oleh Amer Shamakh seorang akademisi peneliti studi Islam ternama. Selain itu karya tulisnya tentang sosok Syaikh Ahmed Yassin, Awakened a Nation juga sukses bangkitkan motivasi perjuangan di mata masyarakat Palestina dan umat Islam dunia. [ml/as/ofr]

Hattrick! Karim Benzema: Ramadhan Bukan Alasan untuk Tidak Produktif

GAZAMEDIA, MADRID – Striker Real Madrid asal Prancis, Karim Benzema berikan performa terbaik di musim ini dengan mencetak 3 Gol di lawan Chelsea, membawa timnya ke puncak Liga Spanyol dan perempat final Liga Champions. (7/4/2022).

Bulan Ramadhan tahun ini bertepatan dengan laga penting, di mana Real Madrid akan memainkan pertandingan yang akan menentukan nasib untuk memenangkan sejumlah gelar.

Namun, kewajiban puasa tidak menghalangi bintang Prancis asal Aljazair satu ini untuk terus bersinar dan berusaha meraih prestasi bersama Real Madrid.

Benzema mengatakan dalam pers: “Puasa tidak pernah mempengaruhi kinerja saya dalam pertandingan, dan Ramadhan adalah bagian dari hidup saya, dan itu adalah kewajiban agama.”

Mantan pemain klub Prancis Lyon itu mengindikasikan bahwa puasa itu penting baginya, dan menegaskan bahwa ia mendapatkan perasaan yang baik selama periode puasa.

Musim ini, Benzema disematkan sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Spanyol dengan 24 gol, dan selama musim ini ia bermain di 35 pertandingan kompetisi dengan Real Madrid, di mana ia mencetak 34 gol dan memberikan 13 assist, menandai salah satu musim terbaik sejak kedatangannya di Royal Club sejak 2009 lalu. [ml/as/terj. nb]

Sedorf, Mantan Bintang Sepak Bola Belanda Masuk Islam

GAZAMEDIA, – Pesepakbola ternama asal Belanda, Clarence Seedorf mengumumkan perihal dirinya yang memeluk agama Islam, Jumat (4/3/2022).

Mantan pemain klub catalan Itali, AC Milan itu mengungkapkan di akun Instagramnya, “Terima kasih kepada semua pihak yang telah mengucapkan selamat kepadanya, dan kebahagiaan luar biasa bagi saya bisa memeluk agama Islam”.

Dia berkata, “Saya terutama berterima kasih kepada Sophia, istri tercinta yang memperkenalkan saya pada Islam dan mengajari banyak hal.” Meski mualaf, Sedorf tetap menunjukkan bahwa dia tidak akan mengubah namanya.

Seedorf memulai karirnya di klub Belanda Ajax, kemudian berpindah ke beberapa klub antaranya di Spanyol Real Madrid, Sampdoria, kemudian Inter Milan dan AC Milan, serta Batavogo Brasil. [as/ofr]

Khaled Mashal, Mati Saat Allah Memutuskan, Bukan Mossad

Khaled Mashal (bahasa Arab: خالد مشعل Khālid Mashʿal adalah mantan pemimpin organisasi pejuang Hamas Palestina. Setelah Hamas didirikan pada tahun 1987, Mashal menjadi pemimpin organisasi itu untuk cabang Kuwait. Pada tahun 1992, ia menjadi anggota pendiri politik biro Hamas dan menjadi ketuanya pada tahun 1992. Kemudian ia menjadi kepala Hamas yang diakui setelah Israel membunuh Sheikh Ahmed Yassin dan penggantinya Abdel Aziz al-Rantisi pada musim semi 2004.

Di bawah kepemimpinannya, Hamas mengejutkan dunia dengan memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif Palestina pada tahun 2006. Mashal lalu mengundurkan diri sebagai ketua politik biro Hamas pada akhir masa jabatannya pada tahun 2017.

Perang enam hari pada tahun 1967 memaksa keluarga Mashal melarikan diri dari Tepi Barat dan sejak itu dia tinggal di bagian lain dari pengasingan dunia Arab. Karena alasan itu, dia dianggap sebagai bagian dari “kepemimpinan eksternal” Hamas.

Kehidupan awal dan pendidikannya

Mashal lahir pada tahun 1956 di Silwad di Tepi Barat yang diduduki Yordania. Lalu, ia sekolah di Sekolah Dasar Silwad sampai kelas lima. Ayahnya, Abd al-Qadir Mashal, adalah seorang petani (fellah) dan pindah ke Kuwait pada tahun 1957 untuk bekerja di bidang pertanian dan sebagai imam. Ayah Mashal, telah berpartisipasi dalam pemberontakan Arab 1936-1939 dengan pemimpin gerilya Palestina Abd al-Qadir al-Husayni.

Setelah Perang Enam Hari 1967, di mana Israel menduduki Tepi Barat, keluarganya melarikan diri ke Yordania dan, setelah satu atau dua bulan, mereka bergabung dengan Abd al-Qadir di Kuwait, di mana Mashal menyelesaikan sekolah menengah. Dia memasuki Sekolah Menengah Abdullah al-Salim yang bergengsi di awal 1970-an dan bergabung dengan Ikhwanul Muslimin pada tahun 1971.

Mashal mendaftar di Universitas Kuwait pada tahun 1974, dan segera terlibat dalam politik mahasiswa. Dia memimpin daftar Keadilan Islam (qa’imat al-haq al-islamiyya) dalam pemilihan Umum Mahasiswa Palestina (GUPS) pada tahun 1977. Daftar ini didasarkan pada gerakan Islam Palestina, bagian dari Ikhwanul Muslimin. Pemilihan GUPS dibatalkan dan ia mendirikan Liga Islam untuk Pelajar Palestina (al-rabita al-islamiyya li tolaab filastin). Dia lulus dengan gelar Bachelor of Science di bidang Fisika pada tahun 1978.

Saat berusia 19 tahun, Mashal mengunjungi Palestina yang bersejarah pada tahun 1975 selama dua bulan untuk pertama kalinya sejak pendudukan dimulai pada tahun 1967. Dia dapat melakukan perjalanan secara ekstensif di Israel dan wilayah pendudukan. Perjalanan tersebut memperdalam perasaannya terhadap tanah airnya dan perasaan kehilangannya pada tahun 1948 dan 1967.

Bergabung di Hamas

Setelah lulus, Mashal menjadi guru dan mengajar fisika di Kuwait hingga 1984. Pada tahun 1983, gerakan Islam Palestina mengadakan konferensi internal tertutup di negara Arab, yang mencakup delegasi dari Tepi Barat, Jalur Gaza, dan pengungsi Palestina dari negara-negara Arab. Konferensi tersebut meletakkan batu fondasi untuk pembentukan Hamas. Mashal adalah bagian dari kepemimpinan proyek. Setelah tahun 1984, ia mengabdikan dirinya untuk proyek tersebut secara penuh waktu. Ketika Irak menginvasi Kuwait pada Agustus 1990, dia dan seluruh kepemimpinan Hamas di Kuwait pindah ke Yordania.

Mashal adalah anggota pendiri polittik biro Hamas, dan terpilih sebagai ketua pada tahun 1996, setelah pendahulunya Mousa Mohammed Abu Marzook dipenjara pada tahun 1995.

Upaya pembunuhan

Pada 25 September 1997, agen Mossad yang bertindak atas perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinet keamanannya berusaha membunuhnya. Para agen memasuki Yordania dengan paspor Kanada palsu dan menyamar sebagai turis. Dua dari mereka menunggu di pintu masuk kantor Hamas di ibu kota Yordania, Amman, dan, saat Mashal masuk ke kantornya, salah satu dari mereka muncul dari belakang dan memegang alat di telinga kiri Mashal yang mengirimkan racun yang bekerja cepat.

Pengawal Mashal curiga bahkan sebelum serangan itu dan mampu mengejar para agen itu dan menangkap mereka. Agen lainnya juga ditemukan dan ditangkap. Dalam sebuah wawancara, dia menggambarkan serangan itu sebagai “suara keras di telingaku… seperti ledakan, seperti sengatan listrik.” Awalnya, dia mengira para agen gagal melukainya tetapi kemudian, dia mengalami sakit kepala parah dan mulai muntah. Dia dilarikan ke rumah sakit Yordania dimana kondisinya memburuk dengan cepat.

Segera setelah insiden tersebut, Raja Yordania Hussein meminta Netanyahu untuk menyerahkan penawar racun tersebut, mengancam untuk memutuskan hubungan diplomatik dan untuk mengadili agen Mossad yang ditahan. Netanyahu menolak, dan insiden itu dengan cepat berkembang menjadi signifikansi politik. Dengan hubungan Israel-Yordania yang memburuk dengan cepat, Raja Hussein mengancam akan membatalkan perdamaian bersejarah tahun 1994 antara kedua negara jika Mashal mati. Presiden AS Bill Clinton turun tangan dan memaksa Netanyahu untuk menyerahkan penawarnya.

Kepala Mossad, Danny Yatom, terbang ke Yordania, dengan persetujuan Netanyahu, membawa penawar untuk mengobati Mashal. Para dokter di King Hussein Medical Center, di mana Mashal terbaring dalam keadaan koma, mengamati gejala Mashal agar konsisten dengan overdosis opioid. Mereka memberikan obat penawar yang menyelamatkan nyawa Mashal.

Segera setelah agen Mossad dikembalikan ke Israel oleh pihak berwenang, pemimpin spiritual Hamas, Ahmed Yassin, dibebaskan dari tahanan Israel, meskipun menjalani hukuman seumur hidup. Setelah itu, lebih banyak tahanan Palestina dan Yordania yang dibebaskan oleh Israel. Pemerintah Israel dan Yordania membantah diadakannya negosiasi pertukaran tahanan.

Mashal dalam sebuah wawancara tahun 2008 mengatakan bahwa upaya untuk membunuhnya “membuat saya lebih positif tentang kehidupan. Saya menjadi lebih berani dalam menghadapi kematian. Keyakinan saya menjadi lebih kuat bahwa seorang pria tidak akan mati sampai waktunya tiba. Artinya, saya akan melakukannya. Mati saat Tuhan memutuskan, bukan saat Mossad memutuskan. Itu juga membuatku lebih teguh dalam memenuhi tanggung jawabku.”

Kemenangan pemilu

Hamas memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif Palestina pada 2006. Menentang tekanan dari Kuartet, Mashal mengumumkan pada 29 Januari 2006 bahwa Hamas tidak berencana untuk melucuti senjata tetapi menambahkan bahwa Hamas bersedia untuk bergabung dengan faksi Palestina lainnya dan membentuk tentara “seperti negara merdeka”. Mendengar kabar itu, menteri Pertahanan Israel Shaul Mofaz mengancam akan membunuh Mashal.

Pertukaran tahanan

Mashal terlibat dalam negosiasi kesepakatan pertukaran tahanan yang membebaskan tentara Israel yang ditangkap Gilad Shalit dengan imbalan lebih dari 1.000 tahanan Palestina di Israel. Shalit ditangkap di Israel dekat perbatasan Jalur Gaza selatan oleh koalisi kelompok paramiliter Palestina, termasuk Hamas, yang telah melintasi perbatasan melalui sebuah terowongan dekat perbatasan Kerem Shalom.

Pada 10 Juli 2006, Mashal menyatakan Shalit adalah seorang tawanan perang dan menuntut pertukaran tahanan untuk pembebasannya, tapi Israel menolak. Pada 18 Juni 2008, Israel mengumumkan gencatan senjata bilateral dengan Hamas yang dimulai secara resmi pada 19 Juni 2008. Kesepakatan tersebut dicapai setelah pembicaraan antara kedua kubu dilakukan dengan mediator Mesir di Kairo. Sebagai bagian dari gencatan senjata, Israel setuju untuk melanjutkan pengiriman komersial terbatas melintasi perbatasannya dengan Gaza, melarang adanya gangguan dari kesepakatan damai tentatif, dan menurut salah satu sumber keamanan Israel, negosiasi pembebasan Shalit diperkirakan akan dilanjutkan.

Namun, pada 29 Juli 2008, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyuarakan penentangan kuatnya terhadap pembebasan 40 anggota Hamas dari parlemen Palestina dengan imbalan Shalit.

Pengasingan dari Suriah

Pada bulan Februari 2012, saat perang saudara Suriah berlangsung, Mashal meninggalkan Suriah dan kembali ke Qatar. Hamas menjauhkan diri dari pemerintah Suriah dan menutup kantornya di Damaskus. Segera setelah itu, Mashal mengumumkan dukungannya untuk oposisi Suriah, yang akhirnya mendorong TV pemerintah Suriah untuk mengeluarkan serangan mematikan padanya.

Mengundurkan diri

Meshaal mengundurkan diri sebagai ketua politik biro Hamas pada tahun 2017 dan digantikan oleh Ismail Haniyeh, seorang penduduk Jalur Gaza dan pemimpin pemerintah Jalur Gaza yang didominasi Hamas. Penyerahan tersebut menandai perpindahan kekuasaan dari para pemimpin Hamas yang tinggal di luar negeri kepada mereka yang tinggal di Gaza.

Mashal menggambarkan Hamas sebagai gerakan yang komprehensif. Ini adalah gerakan Islam, gerakan nasionalis, gerakan militan, gerakan politik – di samping dimensi budaya dan sosialnya, fungsi pelayanannya, dan pembangunan institusinya. “Jadi Anda tidak bisa mengatakan bahwa Hamas hanya seorang religius, atau hanya politik, atau hanya militer, atau hanya sebuah gerakan keagamaan dan sosial,” bukan katanya suatu ketika. Hamas adalah perpaduan dari semua dimensi ini.

Bagi Mashal, Hamas mempunyai tujuan yang jelas, yakni mengakhiri pendudukan Zionis; untuk membebaskan tanah dan tempat-tempat suci; untuk merebut kembali hak-hak Palestina; untuk mengamankan pengembalian para pengungsi ke negara, tanah, dan rumah mereka; dan untuk merebut kembali Yerusalem.” Mashal ingin negara Palestina di masa depan menjadi negara yang terbuka untuk dunia, jauh dari fanatisme, dan yang mempromosikan toleransi dan menerima semua.[]

 

Imam Ash Shan’ani, Pengarang Subulus Salam

Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Ismail bin Shalah Al-Amir Al-Kahlani Ash Shan’ani. Ia dilahirkan pada tahun 1059 H di daerah yang bernama Kahlan, dan kemudian ia pindah bersama ayahnya ke Kota Shan’a ibukota Yaman.

Ia menimba ilmu dari ulama yang berada di kota Shan’a lalu kemudian beliau rihlah (melakukan perjalanan) ke Kota Makkah dan membaca hadits dihadapan para ulama besar yang ada di Makkah dan Madinah.

Ia menguasai berbagai disiplin ilmu sehingga ia mengalahkan teman-temannya seangkatannya. Ia menampakkan kesungguhannya, berhenti ketika ada dalil, jauh dari taklid dan tidak memperdulikan pendapat pendapat yang tidak ada dalilnya.

Ia mendapatkan ujian dan cobaan yang menimpa semua orang yang mengajak kepada kebenaran dan mendakwahkannya secara terang terangan pada masa masa penuh fitnah dari orang yang sezaman dengan beliau, Allah Subhananahu wata’ala tela menjaga beliau dari makar mereka dan melindungi beliau dari kejelekan mereka.

Suatu hari, Kahlifah Al Manshur yang termasuk penguasa Yaman mempercayakan kepada beliau untuk memberikan khutbah di Masjid Jami’ Shan’a. Ia terus menerus menyebarkan ilmu dengan mengajar, memberi fatwa, dan mengarang.

Ia tidak pernah takut terhadap celaan manusia ketika ia berada dalam kebenaran dan ia tidak memperdulikan dalam menjalankan kebenaran akan ditimpa ujian, sebagaimana telah menimpa orang orang yang mengikhlaskan agama mereka untuk Allah, ia lebih mendahulukan kerihaan Allah diatas keridhaan manusia.

Sangat banyak orang orang yang datang menimba ilmu dari beliau, mulai dari orang orang yang datang menimba ilmu dari beliau, mulai dari orang orang yang khusus maupun masyarakat umum, mereka membaca dihadapan beliau berbagai kitab kitab hadits dan mereka mengamalkan ijtihad ijtihad beliau serta menampakkannya kepada orang orang.

Beliau memiliki banyak karangan, di antara karangannya adalah: Subulus salam, Minhatul Ghaffar, Syarhut Tanfih Fi Ulumil Hadits, Taudhihul Afkar, Syarh Tanqihul Anzhar, 2 jilid tentang musthalah hadits, Minhatul Ghaffar, hasyiah (catatan kaki) atas (kitab) Dhau`un Nahar Lil Jalal, Tathhirul I’tiqad ‘An Adranil Ilhad, Syarh Al-Jamiu’s Shaghir li As-Suyuthi, 4 jilid, Ar-Raddu ‘Ala Man Qala Bi Wihdatil Wujud, Daiwanu Syi’r. dan lain lain.

Kepakaran Sang Imam dalam ilmu membuat kaum muslimin berbondong-bondong datang untuk menimba ilmu dari beliau. Sejak para penuntut ilmu hingga masyarakat umum. Mereka mempelajari berbagai kitab hadits dan mengikuti pendapat-pendapat keagamaan sang imam. Ash-Shan’ani termasuk ulama yang produktif dalam menulis buku. Tercatat karya tulisnya mencapai seratus judul.

Sebagian diantara karyanya adalah kitab Subulus Salam  Syarh bulughul maram, Taudhihul Afkar Syarh Tanqihul anzhar, Syarhul Jami’ Ash-Shagir Imam As-Suyuthi, Raudhun-Nadhir dan masih banyak yang lain. Beliau memiliki karangan karangan yang lain yang ditulis secara terpisah yang seandainya dikumpulkan maka akan menjadi berjilid jilid.

Ia memiliki syair yang fasih dan tersusun rapi yang kebanyakan berisi tentang pembahasan pembahasan ilmiah dan bantahan terhadap orang orang di zaman beliau. Kesimpulannya beliau adalah seorang ulama yang melakukan pembaharuan terhadap agama.

Ia wafat pada hari ketiga bulan Sya’ban tahun 1182 H pada umur beliau 123 tahun. Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas. Amin.[]

(dari berbagai sumber)

 

 

 

 

Inilah Sosok Abul Qasim al-Zahrawi, Dokter Muslim Penemu Ilmu Bedah

Ia adalah Abul Qasim Khalaf bin al-Abbas- al-Zahrawi, orang-orang Barat mengenalnya dengan Abulcasis. Dilahirkan pada tahun 936 dan wafat tahun 1013 M di Kota al-Zahra, al-Zahrawi mengabdi pada kekhalifahan Bani Umayyah II di Cordoba, Andalusia. Awalnya ia dikenal sebagai seorang fisikawan, sampai akhirnya ia memperkenalkan teori-teori dan alat-alat bedah dalam ilmu kedokteran, barulah orang-orang mengenalnya sebagai dokter ahli bedah (al-Hassani, 2005: 167).

Pencapaiannya

Pencapaian al-Zahrawi dalam ilmu bedah sangat banyak dan luar biasa, sampai-sampai ia dianggap sebagai orang pertama yang menjadikan ilmu bedah sebagai spesialisasi tersendiri dalam ilmu kedokteran. Al-Zahrawi adalah di antara orang pertama yang menemukan alat-alat bedah dan menemukan teori mengikat organ tubuh saat pembedahan yang tujuannya untuk mencegah pendarahan. Selain itu, ia juga membuat benang untuk menjahit bekas bedah dan orang pertama yang menggunakan suntik.

Karyanya yang paling fenomenal adalah At-Tashrif Liman Ajiza ‘an Ta’lif, sebuah ensiklopedi kedokteran yang disusun dalam 30 jilid buku. Buku yang selesai penulisannya pada tahun 1000 ini berisikan tentang berbagai topik medis termasuk tentang kesehatan gigi dan melahirkan. At-Tashrif disusun selama 50 tahun karir kedokteran al-Zaharawi, baik pelatihan, mengajar, dan praktek.

Menariknya, buku ini juga memuat tentang pentingnya hubungan positif antara dokter dan pasien. Ia juga menulis tentang kasih sayangnya terhadap murid-muridnya yang ia disebut sebagai “anak-anak saya”. Ia menekankan pentingnya merawat pasien tanpa memandang status sosial mereka dan mendorong pengamatan secara persuasif terhadap kasus-kasus individu untuk membuat diagnosis yang paling akurat dan perawatan yang sebaik mungkin.

Cukuplah menunjukkan keistimewaan At-Tashrif dengan diterjemahkannya buku ini ke dalam bahasa latin oleh seorang Italia yang bernama Gerard pada abad ke-12. Selama 5 abad berikutnya buku tersebut menjadi rujukan utama untuk perkembangan medis di Eropa khususnya ilmu bedah.

Ahli Ilmu Bedah

Menurut al-Zahrawi seseorang tidak akan menguasai ilmu bedah sampai ia menguasai ilmu kedokteran umum, anatomi, dan tulisan-tulisan filsuf yang belajar ilmu kedokteran. Ia memelopori banyak prosedur dan peralatan yang digunakan di ruang operasi saat ini. Dialah orang pertama yang menggunakan catgut sebagai benang untuk jahitan rongga dalam. Catgut adalah benang yang terbuat dari lapisan usus hewan yang merupakan satu-satunya bahan yang sangat baik digunakan untuk menjahit bagian dalam karena bisa diserap oleh tubuh, dan mencegah untuk dilakukan operasi kedua untuk menghilangkan jahitan tersebut.

Ia menemukan banyak alat yang diperlukan untuk operasi modern. Dia adalah orang pertama yang menggunakan foreceps saat melahirkan, yang mana sangat membantu dalam mengurangi angka kematian bayi dan ibu saat proses melahirkan. Dia melakukan tonsilektomi (Wikipedia: operasi pengangkatan tonsil/mandel/amandel) dengan penjepit lidah, kait, dan gunting yang sama dengan dokter di era modern saat ini.

Untuk mengurangi ketakutan dan kekhawatiran pasiennya saat akan dioperasi, al-Zahrawi menggunakan sebuah pisau tertentu yang membuat sang pasien nyaman secara psikis. Adapun cara untuk menghilangkan sakit secara fisik, ia menganastesi (bius) pasiennya baik di tubuh yang akan dioperasi juga bius oral (minum penenang). Mansektomi (pengangkatan payudara) pada penderita kanker payudara yang dilakukan oleh al-Zahrawi juga sama dengan yang dilakukan oleh dokter saat ini

Meskipun memiliki pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni dalam ilmu bedah, al-Zahrawi selalu menolak untuk melakukan operasi berisiko atau tidak ia diketahui yang akan menjadi stres fisik dan emosional bagi pasien. Ia percaya akan pentingnya kehidupan manusia dan berusaha untuk memperpanjangnya selama mungkin.[]