#arabteluk

Menlu Iran: Kehadiran “Israel” Ganggu Stabilitas Kemanan Wilayah Teluk

GAZAMEDIA, TEHERAN – Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian peringatkan bahaya kehadiran “Israel” yang mengganggu stabilitas keamanan di wilayah Arab Teluk, Sabtu (18/6/2022).

Selama pertemuan dengan mitranya dari Emirat, Abdollahian mewakili Iran menginginkan keamanan dan pembangunan di kawasan itu murni tanpa campur tangan pihak asing (“Israel”) yang beresiko jadikan perekonomian tidak stabil.

Pada gilirannya, Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed menekankan UEA tidak akan mengizinkan pihak mana pun untuk melakukan tindakan sabotase dari UEA terhadap negara-negara tetangga.”

Patut dicatat bahwa nada ancaman timbal balik antara “Israel” dan Iran meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah pembunuhan perwira Pasukan Quds dari Pengawal Revolusi Iran, Hassan Sayyad Khodayi di Teheran pada 22 Mei lalu. Iran menuduh “Tel Aviv” lab sebagai pelaku pembunuhan. Demikian pula dengan pemboman yang dilakukan “Israel” target Bandara Internasional Damaskus pada 10 Juni. [ml/ofr]

Iran Ultimatum Keberadaan “Israel” di Kawasan Teluk: Ancaman Nyata bagi Rakyat Arab

GAZAMEDIA, TEHERAN – Komandan angkatan laut Garda Revolusi Iran, Ali Reza Tangsiri menekankan bahwa kehadiran “Israel” di wilayah negara tetangga Teluk mengancam keamanan rakyat Arab di wilayah tersebut, Sabtu (11/6/2022).

Tansiri kini memeriksa kesiapan tempur Angkatan Laut Iran di Pulau Greater Tunb setelah media “Israel” mengklaim mereka sudah menyebarkan sistem radar Iron Dome di beberapa wilayah kawasan tersebut.

Dalam pidatonya, Transiri tegas menyindir: “Mengizinkan kehadiran penjajah di tanah negara tetangga merupakan ancaman bagi keamanan kawasan, ini peringatan nyata beberapa negara “saudara” yang mesra jalin ubungan dengan “Israel”.

Diketahui, setelah kunjungan Perdana Menteri Zionist, Naftali Bennett ke UEA dua hari lalu, Saluran 12 “Israel” mengungkapkan bahwa sistem radar “Israel” telah dikerahkan di beberapa negara di Timur Tengah dan Teluk, tanpa memberikan rincian tanggal publikasinya. [ml/ofr]

363 Warga Yaman Terbunuh Akibat Ranjau Darat Sejak 2021

GAZAMEDIA, SAN’A – Observasi Hak Asasi Manusia Yaman mengumumkan bahwa 363 warga sipil telah tewas dan terluka dalam ledakan ranjau di negara tersebut sejak awal 2021. Senin (4/4/2022)

Pihak Observator mengatakan: “Dari awal 2021 hingga April 2022 ledakan rqnjau darat melukai sejumlah warga sipil termasuk wanita dan anak-anak”.

Dia menambahkan, “Jaringan tambang yang tidak pandang bulu telah menyebabkan area pertanian yang luas tidak lagi berproduksi, sehingga mengganggu proyek pembangunan, dan menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan kepada komunitas lokal yang sangat membutuhkan.”

Ranjau angkatan laut yang dikerahkan oleh Houthi di Laut Merah mengancam navigasi komersial internasional dan kehidupan nelayan tradisional.

Menurut pernyataan pejabat Yaman, jumlah ranjau yang ditanam di negara itu mencapai lebih dari satu juta.

Untuk diketahui, Yaman menyaksikan selama hampir 7 tahun perang berkelanjutan antara pasukan pro-pemerintah yang didukung koalisi militer Arab Saudi, dan Houthi yang didukung Iran yang telah menguasai beberapa provinsi, termasuk ibu kota, Sanaa sejak September 2014 lalu. [ml/as/ofr]

PBB Mediasi Gencatan Senjata Koalisi Arab Teluk dan Houthi Selama Dua Bulan

GAZAMEDIA, NEW YORK – Utusan PBB, Hans Grunberg mengumumkan bahwa untuk pertam kalinya setelah beberapa tahun pihak-pihak yang bertikai dalam konflik tujuh tahun Yaman setuju memenuhi gencatan senjata nasional yang memungkinkan impor bahan bakar memasuki daerah yang kekuasaa Houthi dari beberapa penerbangan bandara Sanaa. Jumat (1/4/2022).

Grundberg mengataka gencatan senjata dua selama dua bulan akan mulai berlaku pada hari Sabtu (2/4/) dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak.

“Kedua pihak sepakat untuk menghentikan semua operasi militer ofensif udara, darat dan laut di Yaman maupun wilayah perbatasan. Mereka juga menyetujui masuknya kapal bahan bakar ke pelabuhan Hodeidah dan beberapa layanan operasi komersial, baik penerbangan yang datang ke bandara Sanaa dan keberangkatan ke tujuan yang telah ditentukan di wilayah tersebut.” Tambah Grunberg.

Perjanjian yang ditengahi PBB antara koalisi yang dipimpin Saudi dan gerakan Houthi yang didukung Iran adalah langkah paling penting untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan puluhan ribu dan membuat jutaan orang kelaparan.

Penghentian permusuhan nasional terakhir yang terkoordinasi adalah selama pembicaraan damai pada 2016 silam. [ml/as/terj. nb]

PBB Mediasi Pertukaran Tahanan Houthi dengan Koalisi Arab Teluk

GAZAMEDIA, NEW YORK – Kelompok Houthi Yaman telah mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan koalisi Arab Teluk yang terdiri dari 16 warga Saudi dengan satu orang saudara laki-laki Presiden Yaman, Abd Rab` Mansour Hadi, Ahad (26/3/2022).

Seorang pejabat Houthi mengatakan, “Kesepakatan pertukaran tahanan dicapai dengan mediasi PBB.”

Ia menjelaskan adanya kesepakatan yang dicapai awal bulan ini, di mana 1.400 tahanan Houthi dengan imbalan 823 dari koalisi negara Arab Teluk yang dipimpin Saudi, termasuk tiga warga Sudan.

Koalisi militer Arab Teluk lakukan serangan udara di Yaman beberapa jam setelah Houthi mengumumkan tiga hari gencatan senjata bersamaan dengan Dewan Kerjasama Teluk yang menegaskan komitmennya untuk menemukan solusi politik atasi krisis Yaman, dua hari sebelum dimulainya konsultasi Riyadh.

Untuk diketahui, negara-negara Arab Teluk adalah tujuh negara Arab yang berbatasan dengan Teluk Persia, yakni Kuwait, Bahrain, Irak, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Seluruh negara tersebut adalah bagian dari Dewan Kerjasama Negara-Negara Teluk Arab yang diketuai oleh Arab Saudi. [ml/as/terj.af]

Houthi Tangguhkan Serangan, Usul Gencatan Senjata Ke Koalisi Arab Teluk

GAZAMEDIA, SANA’A – Kelompok militansi Yaman, Houthi mengkonfirmasi bahwa mereka telah menangguhkan serangan rudal dan drone di Arab Saudi selama 3 hari sebagai inisiatif perdamaian. Sementara pihak koalisi lawan mengumumkan pelaksanaan serangan balik di situs-situs kota Sanaa. Sabtu (26/3/2022).

Kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mahdi al-Mashat, mengatakan: “Kelompok itu secara sepihak mengumumkan penangguhan serangan rudal, drone, dan semua tindakan militer terhadap Arab Saudi melalui darat, laut, dan udara.”

Dia menambahkan, “Kelompok Houthi memperbarui kesiapan penuh untuk membebaskan semua tahanan koalisi – termasuk saudara laki-laki Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi – dan tahanan milisi lokal dan dari negara lain dengan imbalan pembebasan penuh semua tahanan kami.”

Mahdi menjelaskan bahwa kelompok tersebut siap mengubah deklarasi ini menjadi komitmen final dan permanen jika Arab Saudi bersedia mengakhiri pengepungan dan menghentikan serangannya di Yaman untuk selama lamanya.

Di sisi lain, koalisi Arab Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa mereka mulai lakukan serangan baru gempur melalui udara ke kamp-kamp dan benteng-benteng Houthi di Kota Sanaa. [ml/as/terj.nb].

Pasca Kilang Minyak Dibombardir, Arab Teluk Serukan Operasi Militer Baru Lawan Houthi

GAZAMEDIA, RIYADH – Koalisi Arab Teluk yang dipimpin Saudi mengumumkan dimulainya operasi militer untuk mengusir serangan kelompok Houthi yang menargetkan fasilitas keamanan energi dan pasokan minyak dunia, Sabtu (26/3/2022).

Koalisi mengatakan dalam sebuah pernyataan pers: “Tujuan dari operasi ini adalah untuk melindungi sumber energi global dari serangan dan memastikan rantai pasokan minyak dunia dalam kondisi aman. Dan Houthi harus menanggung konsekuensi dari permusuhan ini”.

Koalisi meminta warga sipil di kota pelabuhan Yaman, Hodeidah di Laut Merah untuk tidak mendekati situs minyak atau fasilitas di sana.

Diketahui, Jumat malam (25/3) koalisi menyatakan bahwa pertahanan Saudi diserang di wilayah menuju Najran, sebelum fasilitas minyak Aramco di Arab Saudi menjadi sasaran ke 16 kalinya dari serangan Houthi. [ml/as].