Antisipasi Serangan Pemukim Israel, Warga Lod Kumpul di Masjid Agung

GAZA MEDIA, LOD – Warga Palestina di kota Lod, wilayah Palestina yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 (Palestina 48), pada Ahad (5/12) malam, berkumpul di depan Masjid Agung, untuk melindungi masjid tersebut dari kemungkinan serangan yang dilakukan para pemukim pendatang Yahudi selama perjalanan mereka yang melewati kota tersebut, seperti dikutip dari Palinfo.

Pengacara dan aktivis Palestina Khaled Zabarka mengatakan, langkah warga kota Lod ini merupakan antisipasi untuk mencegah pencegah terhadap setiap upaya yang bertujuan untuk menarget masjid atau orang-orang Palestina di kota itu, seperti yang terjadi dalam aksi massa pada bulan Ramadhan lalu.

Dia menjelaskan bahwa apa yang terjadi di kota Lod dalam beberapa bulan terakhir adalah bukti lain adanya kemampuan kehendak rakyat untuk melindungi dirinya sendiri dan potensinya serta mempengaruhi masa depannya.

Zabarka menyatakan bahwa hanya memobilisasi kehendak rakyat di sekitar isu-isu penting yang mampu menetralisir setiap ancaman yang mengancamnya di satu sisi, dan di sisi lain mampu merebut kembali hak-haknya.

Dia menambahkan, “Peristiwa baru-baru ini telah mengajarkan kita pelajaran penting, yaitu perlunya melindungi potensi rakyat, memperkuatnya dan menyatukannya pada tujuan tertentu dan menemukan kepemimpinan yang memahami makna ini dan memiliki kemampuan untuk mengaktifkannya.”

Pada Ahad malam, para pemukim Yahudi menggalang aksi “pawai bendera” yang melewati kota Lod dan Ramle, yang dipimpin oleh anggota Knesset Israel, ekstremis Itamar Ben Gvir.

Pada 28 Ramadhan lalu, keteguhan dan spirit juang warga al-Quds dan perlawanan Palestina di Gaza, Tepi Barat dan wilayah Palestina 48 berhasil menggagalkan pawai bendera yang dijadwalkan di kawasan al-Buraq, di kawasan tembok barat masjid al-Aqsha, bersamaan dengan serangan besar-besaran ke Masjid al-Aqsha.

Pada pertengahan Juni lalu, para pemukim pendatang Yahudi berani mengucapkan kata-kata yang menghina Nabi Muhammad saw, saat berlangsung pawai bendera di al-Quds.

Pasukan pendudukan telah mengerahkan sekitar 2.500 tentara, untuk mengamankan pawai, yang sempat dibatalkan beberapa kali. Untuk yang ketiga dibatasi hanya ratusan saja, setelah sebelumnya para pemukim Yahudi biasa melakukan aksi yang melibatkan puluhan ribu dalam beberapa tahun terakhir.[]