Emonah, Kandidat “Mesin Pembunuh” Pasukan Zionist dengan Slogannya: Smile-Kill-Enjoy

Source: Middle East Eye

*Diterjemahkan tim Gaza Media*

Editor: AqlamOFR, ✍️Nafila Bachmid

Foto edited by: Nurlita

 

Awal bulan ini, pemerintah illegal “Israel” menyetujui sebuah rencana untuk membentuk “Garda Nasional” di bawah perintah langsung menteri kemanan mereka yang konservatif dan kontroversial, Itamar Ben Gvir.

Warga Palestina mengatakan bahwa pasukan tersebut akan fokus bertindak brutal dengan skema “kerusuhan” atau “sadis” untuk menteror warga sipil Palestina lainnya.

Brigade pasukan yang telah ditentang oleh tokoh keamanan senior “Israel” ini diklaim memiliki anggaran operasional satu miliar shekel (sekitar $277 juta) dan mempekerjakan sekitar 2.000 penjaga yang akan memiliki wewenang sama dengan petugas polisi Zionist lainnya.

Ben Gvir sudah mulai mempertimbangkan calon kandidat untuk memimpin pasukan tersebut sesuai dengan rencananya sendiri.

Menurut surat kabar “Israel” Haaretz, salah satu kandidat utamanya adalah Avinoam Emunah, seorang pensiunan kolonel yang dikenal “mendoktrin” tentaranya untuk menikmati pembunuhan setiap warga sipil Palestina, di lain sisi dia memiliki sikap “antipati” terhadap wanita sebagai bentuk ketaatan terhadap agama “Yahudi” yang dianutnya.

Karier militer

Di antara peran Emunah di militer adalah bertugas di Unit 101, salah satu unit militer “Israel” yang paling terkenal brutal dan sadis. Didirikan pada tahun 1953, unit ini pertama kali dipimpin oleh mantan jenderal dan perdana menteri Ariel Sharon, yang juga salah satu mesin pembunuh/teroris ternama dari Zionist terhadap warga sipil Palestina baik yang berada di Yordania maupun Mesir. Unit 101 menerapkan hukum rimba dengan serangan mendadak terhadap warga sipil dan bertindak secara brutal dengan misinya sendiri yang terselubung ketimbang mengikuti instruksi kepala staf militer oteoitas “Israel”.

Beberapa pencapaian Emunah di unit tersebut adalah pertempuran sengit terhadap warga Palestina selama Intifada Kedua, invasi Lebanon 2006, dan agresi Gaza 2014.

“Sering kali, jika anda melihat mereka (warga Palestina) melarikan diri … Bunuh saja mereka” celoteh Emunah terhadap pasukannya.

Karier militer pria berusia 43 tahun itu menempatkannya di jalur kemajuan pesat, terlepas dari pembekuan dua tahun sebagai bagian dari teguran yang dia terima saat memimpin unit Maglan, di mana seorang tentara di unit tersebut terluka parah setelah melompat dari jip yang sedang bergerak ke semak-semak sebagai upaya melarikan diri dari kejaran pejuang Palestina.

Namun demikian, Emunah pernah ditunjuk menjadi komandan sekolah komando taktis militer “Israel” dan memimpin divisi Hermon di Dataran Tinggi Golan Suriah.

 

“Yahudi” Ortodoks yang Taat

Emunah juga dikenal dengan pandangan religiusnya yang “sangat saleh” dan ortodoks. Meskipun dia berasal dari keluarga sekuler, dia seorang “Yahudi” yang taat.

Meski dinas militer, dia bersikeras menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berdoa dan mempelajari kitab suci “Yahudi”. Bahkan dia dikritik karena bersikeras untuk tetap terjaga di malam hari mempelajari teks agama sebelum misi penting dan berbahaya.

Selama memimpin operasi penyerbuan di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki, dia menolak untuk menerima seorang wanita sebagai juru bicara, dengan alasan “ketaatan dalam beragama”.

Setelah 24 tahun wajib militer pasukan darat, tahun 2021 lalu Emunah ikut promosi untuk memimpin divisi pasukan terjun payung, namun permintaan tersebut ditolak.

Sumber-sumber militer mengatakan bahwa antusiasme Emunah yang berlebihan dalam menggunakan kekuatan komandan melalui semangat religiusnya adalah alasan di balik penolakan promosinya tersebut, menurut surat kabar Arutz Sheva.

 

Slogan rasis & teror : ‘Senyum-bunuh-nikmati’

Menurut berbagai sumber, Emunah menghukum tentaranya yang kurang menggunakan kekerasan di Jalur Gaza.

Sebuah video yang tersebar ketika perang 2014 di Gaza menunjukkan celotehnya, “menjadi orang Arab kurang menyenangkan. Sering kali, anda akan melihat mereka melarikan diri … maka bunuhlah mereka saat tertangkap melarikan diri,” katanya kepada tentara dalam video tersebut.

“Senyumlah guys. Kalian harus menikmatinya (membunuh warga sipil Palestina). Cobalah untuk menikmatinya.”

Dalam sebuah artikel tahun 2015 yang diterbitkan di majalah militer “Israel”, dia dijuluki dengan moto “senyum-bunuh-nikmati” sebagai “kata-kata” untuk memacu adrenalin pasukan penjajah, menurut Haaretz. (Tonton: https://www.instagram.com/p/Cq2kYl8oMx5/?igshid=YmMyMTA2M2Y=)

Pinhas Hoshen, salah satu anggota pasukan Emunah mengakui, sang komandan bereaksi begitu emosional dan keras bilamana ada ancaman terhadap “Israel” di Tepi Barat. Namun, dia tidak pernah mengakui (abai) bahwa sebagai perwira tentara penjajah, kewajibannya di bawah hukum internasional adalah yang pertama dan terutama untuk melindungi rakyat sipil Palestina yang diduduki.

Saat Emunah keluar dari militer, jasa perjuangannya dipuji oleh anggota parlemen oposisi Matan Kahana dalam sebuah surat terbuka.

Namun, beberapa anggota parlemen Knesset “takut” dengan pernyataannya, sebagai anggota oposisi dapat menutupi sentimen anti-Palestina Emunah kepada publik “Israel” dan keberatan atas pengangkatannya juga menjadi rumit dirasakan dari berbagai pihak.

Banyak kekhawatiran di dalam internal pemukim ilegal “Yahudi” lainnya bahwa keputusan Ben Gvir – terlalu provokatif terhadap warga Palestina dengan mendirikan kelompok teror – yang akan mempolitisasi komando pasukan dan menggunakannya sebagai “milisi terselubung pribadinya sendiri”.

(nb/ofr)