#joebiden

Biden Tolak Permintaan Trump Blokir Catatan Demonstran Gedung Putih 2021 Lalu

GAZAMEDIA, WASHINGTON – Gedung Putih menyatakan, Presiden AS, Joe Biden, meminta pihak Administrasi Arsip Nasional mengirim catatan pengunjung Gedung Putih ke bagian Komite, yakni mereka yang ditugaskan untuk menyelidiki peristiwa penyerbuan Kongres pada Januari 2021 silam. Kebijakan tersebut dilakukan untuk menolak sifat “hak istimewa eksekutif” (hak pemotongan) yang diberikan oleh pendahulunya Donald Trump terhadap beberapa dokumen tertentu.

Catatan pengunjung menunjukkan adanya laporan khusus yang diberikan kepada orang-orang yang diperiksa masuk ke Gedung Putih, termasuk pada 6 Januari 2021 di hari penyerbuan Kongres.”

Surat kabar Amerika, New York Times melaporkan, Biden memerintahkan pihak Arsip Nasional memberi akses ke penyelidik Kongres, mengingat urgensi pekerjaan mereka menyelidiki pengepungan pendukung Trump – yang menolak hasil pemilihan presiden 2020 – di gedung Capitol. Biden memerintahkan catatan tersebut diselesaikan dalam waktu 15 hari.

Trump mengatakan, ketika ia masih menjadi presiden, bahwa buku tamu Gedung Putih pada hari itu berada dalam hak istimewa eksekutif. Istilah hukum ini memberi Presiden Amerika Serikat kekuatan untuk menahan dokumen rahasia tertentu demi kepentingan negara, tetapi Biden tidak setuju dengan pandangan ini. [terj/AF].

Biden Bekukan Keuangan Milik Afhganistan di Sejumlah Bank Amerika

Gazamedia – Jumat (11/2), Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menandatangani dekrit pembekuan setengah dari simpanan keuangan Afghanistan di bank-bank Amerika.

Sumber media menyatakan, keputusan Biden mengacu dengan penggunaan $3,5 miliar dari Bank Sentral Afghanistan dalam mendanai program bantuan kemanusiaan bagi rakyat Afghanistan, tanpa memungkinkan pula pemerintah Taliban akan membuangnya.

Total cadangan Bank Sentral Afghanistan pada akhir April lalu berjumlah $9,4 miliar, di mana $7 miliar ada di Amerika Serikat, dan sisanya didistribusikan ke negara-negara seperti Jerman, Swiss, UEA, dan Qatar.

Patut dicatat bahwa November lalu, Taliban meminta Kongres AS untuk melepaskan aset Bank Sentral Afghanistan di tengah situasi kemanusiaan dan ekonomi yang sulit di negara tersebut. []