konferensi baitul maqdis

Hamas Ultimatum Israel untuk Bebaskan Tawanan Palestina

GAZAMEDIA, ISTANBUL – Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniya menegaskan 4 tentara zionis Israel yang ditawan oleh para pejuang Palestina di Gaza tidak akan pernah lagi bisa melihat cahaya matahari selama para tawanan Palestina disejumlah penjara Israel belum dibebaskan.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ismail Haniya dalam konferensi Pionir Baitul Maqdis ke-12 di Istanbul, Turki, Sabtu (4/12).

Acara konferensi internasional ini dihadiri oleh sejumlah delegasi lembaga kemanusiaan dari berbagai negeri di dunia termasuk Indonesia.

Haniya juga mengingatkan masyarakat dunia bahwa isu tahanan Palestina selalu menjadi yang paling prioritas bagi Hamas dan para petinggi perlawanan.

“Pembebasan para tawanan Palestina di penjara Israel selalu yang utama dalam agenda Hamas dan Para Pejuang Palestina,” kata mantan perdana menteri Palestina tersebut.

Haniya juga menegaskan bahwa pembebasan Palestina tidak akan pernah tercapai kecuali melalui perlawanan bersenjata seraya berjanji bahwa para pejuang akan terus mempersiapkan dan mengasah kekuatan untuk memerangi musuh.

Diberitakan sebelumnya bahwa brigade Izzuddin Al Qassam berhasil menawan 4 tentara Israel dalam pertempuran tahun 2014 dan akan menfaatkan mereka untuk membebaskan lebih banyak tawanan Palestina seperti yang pernah terjadi dalam kesepakatan wafa Al Ahrar pada tahun 2011 silam dimana 1 orang serdadu Israel berpangkat kopral ditukar dengan 1047 tawanan Palestina. []

Penulis: Muhammad Husein

Kepala biro politik gerakan Hamas Palestina, Ismail Haniya, usai membuka seminar internasional “Baitul Maqdis pioneers” ke 12″ di Istanbul, Turki, Rabu (1/12) / FOTO GazamediaAgency

Ismail Haniya: Umat Islam Tak Perlu Tunjukkan Solidaritas untuk Palestina

GAZAMEDIA, ISTANBUL – Kepala biro politik gerakan Hamas Palestina, Ismail Haniya menegaskan bahwa Umat Islam hari ini tidak lagi perlu menunjukkan solidaritas nya terhadap isu Palestina karena pada hakikatnya mereka juga adalah pelaku dan pengemban isu itu sendiri.

Pernyataan ini disampaikan oleh Haniya dalam acara pembukaan seminar internasional “Baitul Maqdis pioneers” ke 12″ yang diadakan di Istanbul, Turki, Rabu (1/12) waktu setempat.

Kalian bukan lagi sekedar pendukung perjuangan Palestina, karena kalian sejatinya adalah pejuang itu sendiri dan pengemban isu Palestina yang merupakan isu sentral seluruh umat Islam dunia” kata Haniya di hadapan puluhan pimpinan Ormas Islam dari berbagai negara termasuk Indonesia.

Haniya juga mengutarakan rasa terima kasih nya kepada seluruh peserta yang hadir mewakili masyarakat dari negara masing – masing karena menunjukkan keseriusan dalam mencari solusi penyelesaian konflik dibumi para nabi.

Mantan perdana menteri Palestina tersebut juga mengingatkan bahwa kemarahan para pejuang Palestina di Gaza dalam eskalasi terakhir pelawan penjajah karena penodaan terang – terangan terhadap Al Quds dan Masjid Al Aqsa oleh para pemukim ilegal Yahudi dan militer zionis Israel.

Haniya mengungkap, bahwa selama eskalasi 14 hari pada pertengahan tahun 2021 tersebut perkembangan teknologi rudal dan strategi tempur pejuang Palestina di Gaza berhasil mengejutkan pihak musuh.

Haniya menambahkan, pihak musuh lah yang mendesak pemerintah Amerika dan eropa untuk memediasi agar peperangan segera dihentikan setelah mereka tak mampu menerima serangan balik para pejuang Palestina di Gaza.

“Intervensi Amerika dalam menghentikan pertempuran terakhir di Gaza sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya, jelas karena mereka berusaha menyelamatkan eksistensi “Israel” dari kepunahan dan kekalahan telak melawan para pejuang Palestina di Gaza” kata Haniya.

Haniya juga menegaskan kepada dunia bahwa “Al Quds adalah cahaya sekaligus api, cahaya bagi umat Islam dan Api bagi siapapun yang berusaha menodai kesuciannya”

Dalam konferensi tersebut dihadiri oleh para petinggi lembaga NGO dan Organisasi Masyarakat dari berbagai belahan dunia baik Eropa, Asia maupun dari kawasan Afrika.  Sementara itu, lembaga perwakilan dari Indonesia yang hadir dalam pertemuan tingkat internasional tersebut diantaranya Internasional Networking for Humanitarian atau INH, kemudian PP Muhammadiyah, AWG, PPP, PKS dan beberapa Ormas dan NGO lainya. []

Penulis: Muhammad Husein