#palestinenewsupdate

Seorang Warga Palestina Syahid & Puluhan Terluka Oleh Timah Panas Tentara “Israel”

GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Seorang tahanan Palestina, Ahmad Al-Atrash yang baru saja dibebaskan syahid ditembak mati pasukan penjajah “Israel” selama konfrontasi yang meletus di kota Hebron. Sementara itu, puluhan warga lainnya terluka dalam bentrokan di kota Nablus dan Qalqilya, Tepi Barat, Jumat sore (1/4/2022).

Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan, Al-Atrash mengalami luka penembakan di bagian kepala, sempat mendapat pertolongan medis namun syahid dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Pihak Medis Bulan Sabit melaporkan “Kru kami menangani 133 warga yang luka-luka dalam konfrontasi di Beit Dajan. 8 luka tembak dibawa ke rumah sakit sementara sisanya mendapat perawatan medis darurat di lokasi kejadian.”

Di lain pihak, sumber media lokal mengkonfirmasi adanya 5 warga Palestina yang terluka akibat timah panas yang dilepaskan tentara “Israel” di Desa Kafr Qaddoum, Timur Qalqilya, dua di antaranya anak-anak.

Untuk diketahui, intensitas konfrontasi dan operasi rakyat Palestina meningkat sebagai tanggapan atas kejahatan yang terus berlanjut dari pasukan zionist dan pemukim ilegal “Yahudi” yang menindas dan merampas rakyat, tanah dan situs suci umat Islam (Masjid Al-Aqsha) di Palestina. [ml/as/ofr]

Al-Quds dan Pertempuran Eksistensi

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Kepala Akademi Wakaf dan Warisan Al-Aqsa, Sheikh Najeh Bakirat, menegaskan bahwa Al-Quds kini sedang bergerak menuju “pertempuran kritis.”

Bakirat mengatakan: “Penjajah Israel tidak mampu menyelesaikan kota tua Al-Quds yang diduduki secara demografis atau visual hadapi ketabahan dan ketangguhan warga Al-Quds.”

Bakirat menjelaskan bahwa Al-Quds adalah tujuan kemenangan, dan siapa pun yang memenangkannya adalah Mansour (dialah pemenangya). Al-Quds adalah ibu kota abadi rakyat Palestina, jiwa bangsa yang merupakan pintu gerbang para nabi menuju surga.

Kini Al-Quds menjadi sasaran penghancuran bangunan di sekitarnya, karena penjajah “Israel” berusaha menciptakan visi visual dan pemandangan baru di mana tidak ada kubah, menara, rumah wakaf Islam, atau gereja Kristen yang akan muncul di sana.

Konflik atas resolusi arsitektur dengan nyata menjelaskan watak para pemimpin pemukiman ilegal “Yahudi” dengan entitas rasisnya untuk me-Yudaisasi-kan Kota Suci Al-Quds.

“Pemukim ilegal tidak mampu menyelesaikan konsep pencaplokan peta mereka , karena warga Al-Quds masih melestarikan realitas arsitektur Arab, meskipun eksistensi masyarakat sekitar mulai terpinggirkan karena intimidasi penjajah, namun kita masih bisa melihat menara dan rumah-rumah berbudaya Arab berdiri kokoh.” Bakirat berkata.

Konflik di lingkungan Sheikh Jarrah tidak hanya tentang keberadaan manusia. “Otoritas penjajah ingin mengalihkan kepemilikan rumah warga Palestina kepada para ekstremis, kemudian menghancurkannya dan membangun menara dan pos-pos pemukiman ilegal “Yahudi”. Pertama, mereka merebut tanah dan kemudian mulai membangun gedung ilegal.”

Dia melanjutkan dengan mengatakan: “Sejak 1967, otoritas menghabiskan 30 miliar dolar AS bangunan arsitektur untuk menciptakan visi visual Yahudisasi, hingga kini rencana itu tidak berhasil karena melawan ketabahan warga para pejuang Al-Quds.”

Al-Quds merupakan kota penuh sejarah, karena di dalamnya terdapat arsitektur, bangunan, ligamen, sabil, gerbang, Masjid Al-Aqsha, dan harmoni hubungan Islam-Kristen.

Mengenai kehadiran warga Al-Quds, otoritas penjajah melancarkan perang terhadap warganya. Menurut Bakirat penjajah bekerja untuk menghancurkan Kota Tua dimulai dari ekonominya dengan memerangi pedagang, mengosongkan pendidikan dengan melecehkan, intimidasi dan menindas siswa, dan mengubah gerbang kota menjadi sinagoga, taman kanak-kanak pemukim ilegal dan penjara milik penjajah “Israel”. Pungkas Bakirat  []

Israel Sandera 9 Jasad Anak-anak Palestina yang Syahid di Kamar Mayat

GAZAMEDIA, RAMALLAH – Defense for Children International – Palestine melaporkan jumlah anak syahid yang ditahan oleh pasukan “Israel” di kamar mayat telah mencapai 9 anak, “Israel” mengklaim bahwa anak-anak tersebut telah melakukan aksi penusukan, penahanan telama di antara mereka sejak 2016.

 

“Gerakan perlindungan anak global” menegaskan bahwa penahanan jenazah merupakan pelanggaran hukum humaniter Internasional dan hukum hak asasi manusia Internasional, hukum tersebut mencakup larangan mutlak atas perlakuan kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, serta menetapkan bahwa pihak-pihak dalam konflik bersenjata harus menguburkan orang mati dengan cara yang terhormat, kebijakan tersebut termasuk dalam kerangka kebijakan hukuman kolektif yang dilakukan oleh “Israel” terhadap rakyat Palestina, dan kerugian yang ditimbulkan pada keluarga para syuhada akibat dari hukuman kolektif ini yaitu melanggar hukum humaniter Internasional.

 

Ia menekankan bahwa masyarakat Internasional dan organisasi-organisasinya harus menekan pemerintah “Israel” untuk memaksanya mematuhi prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang mengatur hak-hak dan perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata, termasuk untuk berhenti melanggar martabat manusiawi para korban dan keluarganya, juga untuk menyerahkan semua jasad kepada keluarga mereka tanpa prasyarat. [terj/AF].

Pasukan Penjajah “Israel” Tak Henti Culik & Tindas Warga Palestina di Tepi Barat

Tepi Barat, Gazamedia.net – Pasukan penjajah “Israel” lakukan kampanye besar-besaran penggerebekan dan penangkapan warga Palestina di wilayah kota dan desa yang tersebar di Tepi Barat, sehubung dengan bebasnya sejumlah warga Palestina dari penjara “Israel”,  Rabu pagi (23/2).

Sumber lokal melaporkan, pasukan menangkap Sheikh Abdul Ghani Dwaikat dari Kota Beita, Selatan Nablus, yang merupakan ayah dari syahid, Islam Dwaikat, pejuang pembela Jabal Subaih serta salah satu pemimpin perjuangan rakyat Palestina di wilayahnya.

Penculikan juga dilakukan kepada Khaled Hamayel dan editor, Ali Loulah, dari Kota Beita dan Awarta, Selatan Nablus.

Sementara itu, pasukan penjajah juga menangkap Islam Abu Aoun, yang baru saja dibebaskan dari penjara Kota Jaba’, Selatan Jenin.

Patut dicatat bahwa Abu Oun adalah seorang aktivis dan penulis politik ternama dari Kota Jaba’. Namun menghabiskan beberapa tahun di penjara penjajahan. Kebanyakan dari tahanan diberlakukan secara penahanan administratif tanpa ada tuntutan hukum yang jelas.

Di lain tempat, pasukan penjajah menyerbu kota Ramallah, Hebron, Salfit dan Qalqilya serta menangkap puluhan warga Palestina dari rumah mereka tanpa tuntutan hukum yang jelas.

Beberapa daerah di Tepi Barat dan Al-Quds terus dihadapi aksi teror, penculikan dan brutalisme oleh pasukan penjajah. Termasuk lansia, wanita dan anak-anak. []

Hari Ini (19/2) Ratusan Warga Palestina Terluka Akibat Brutalisme Tentara “Israel”

Palestina, Gazamedia.net – 123 warga Palestina terluka oleh peluru karet dan beberapa alami sesak nafas akibat gas air mata selama bentrokan dengan pasukan penjajah “Israel” di kota Beita dan Beit Dajan, Nablus Tepi Barat, Jumat (18/2).

Sumber medis setempat melaporkan, 73 dari yang terluka ditembak, dan mereka dipindahkan ke rumah sakit dengan kasus ringan hingga sedang, dan sisanya dirawat di lapangan karena alami gangguan pernapasan oleh tembakan gas air mata.

Koresponden Gazamedia di Tepi Barat melaporkan, buldozer penjajah “Israel” kini menyerbu jalananan di sekitar Jabal Sabih, kota Beita, Selatan Nablus. Selain merusak tanah warga, alat berat dan jeep militer dikerahkan untuk mencegah warga maju ke pos pemukiman ilegal.

Konfrontasi kekerasan kian memanas antara warga Palestina dan pasukan penjajah “Israel” selama beberapa bulan belakangan. Di mana warga Palestina tuntut penghapusan pos pemukiman ilegal “Yahudi” di “Givat Avitar” dari puncak Gunung Sabih, Kota Beita, Selatan Nablus. []