#prisoners

Catatan Hitam “Israel” Tahan Ratusan Jasad Syuhada Palestina Sejak 1967

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Asoiasi Tahanan Palestina melaporkan terhitung sejak tahun 1967,  228 jasad syuhada Palestina ditahan oleh “Israel”. Baru-baru ini jenazah Daoud Al-Zubaidi juga ditahan di rumah sakit “Rambam” di mana dirinya syahid setelah ditembak pasukan Zionist.

Hari ini 20 Mei 2018-2022 menandai peringatan tahanan syahid Aziz Owaisat dari Jabal Mukaber Al-Quds. Saat itu, Uwaisat disiksa secara brutal oleh sipir penjara “Nahshon Israel” yang menyebabkan dirinya terkena serangan jantung dan tewas saat dilarikan ke rumah sakit “Asaf Harofeh”.

Hasil laporan Asosiasi Tahanan Palestina yang diterima Gaza Media Agency menyebutkan, “Selain jasad syahid Owaisat, “Israel” juga menahan beberapa syuhada. Jasad terlama yang mereka tahan adalah Anis Doula sejak 1980, Aziz Owaisat pada 2018, Fares Baroud; Nassar Taqatqa; Bassam al-Sayeh; dan empat lainnya di sejak 2019, serta Saadi al-Gharabli dan Kamal Abu Waar sejak 2020, dan Sami al -Amour selama 2021, dan yang terakhir jasad Daoud al-Zubaidi pada 15 Mei 2022″.

Terdapat ratusan lebih jasad para syuhada yang syahid akibat penyakit dan luka yang mereka alami selama di penjara “Israel. Terakhir adalah Ihab Zaid al-Kilani dari Nablus. Tak lama setelah pembebasan dirinya, Zaid syahid setelah didiagnosa menderita kanker stadium lanjut.

Berikut kalkualsi catatan hitam “Israel”; sebanyak 76 jiwa tahanan syahid akibat pembunuhan berencana, 7 jiwa akibat hukuman tembak mati, 72 jiwa karena kelalaian medis, 73 jiwa alami penyiksaan dan meninggal saat di rumah sakit.

Kejahatan menahan mayat para syuhada adalah salah satu dari ribuan kejahatan paling kejam yang dilakukan “Israel” selama beberapa dekade terakhir. Namun, dengan pecahnya “Inthifadha” pada akhir tahun 2015 perlahan kebijakan keji tersebut berubah menjadi pendekatan dan keputusan politik yang pengaruhi kekeacauan di pihak internal “Israel”.

Asosiasi menambahkan, meskipun kejahatan ini terbukti melanggar semua hukum dan norma internasional atas “hukuman kolektif”, nyatanya “Israel” terus lakukan ter0risme tanpa pertimbangan apa pun seperti semua kejahatan yang terus terjadi hingga tesaat ini. [ml/ofr]

Hamas Sangkal Klaim “Israel” Adanya Kemajuan Negosiasi Pertukaran Tahanan

Palestina, Gazamedia.net – Seorang anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Zaher Jabarin mengkonfirmasi,  “Israel” menyebarkan berita palsu tentang kemajuan dalam negosiasi kesepakatan pertukaran tahanan, Sabtu (19/2).

Jabarin mengatakan dalam siaran pers : “Pemerintahan penjajah “Israel” berbohong dan menyesatkan keluarga tahanan mereka yang ditahan oleh Hamas, mereka berupaya mencegah gerakan rakyat yang menekan “Israel”.”

Pernyataan Jabarin muncul pasca pernyataan mengejutkan dari anggota Knesset, Partai Buruh Emily Haya Mwati, yang menyebutkan : “Ada kemajuan dalam negosiasi tidak langsung dengan Hamas mengenai pengembalian mayat tentara “Israel” dan tahanan sipil.”

Mwati menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang hal ini, ia menegaskan bahwa para tahanan “Israel” “akan segera kembali ke rumah mereka.”

Jabarin dengan tegas menegaskan bahwa tidak ada mediator yang berhubungan dengan Hamas saat ini, adapun tujuan melakukan negosiasi tidak langsung tidak menghasilkan kesepakatan pertukaran.

Seorang anggota biro politik Hamas menyatakan bahwa para pejuang Palestina memiliki tuntutan yang jelas, dan tidak akan menyerah pada mereka untuk mencapai kesepakatan pertukaran yang terhormat. Adapun “Israel” bertaruh pada faktor waktu, penundaan dan penyebaran berita palsu.

Ada 4 warga “Israel” di tangan Hamas di Gaza, termasuk dua tentara yang ditangkap dalam agresi “Israel” 2014, sementara dua lainnya memasuki Gaza secara misterius.

Di lain sisi, sekitar 5.000 tahanan Palestina ditahan di penjara “Israel”. 34 wanita dan 300 anak-anak. Di antara mereka alami kondisi kesehatan yang memburuk serta dijatuhi hukuman seumur hidup. [terj/AF].

Masuki Hari Kedua, Tahanan Palestina di Penjara “Israel” Jalani Aksi Mogok Makan

Palestina, Gazamedia – Para tahanan Palestina di penjara penjajah “Israel” mulai jalani aksi mogok makan hari pertama terhitung sejak Senin (14/2), sebagai penolakan atas hukuman administrasi terhadap mereka.

Asosiasi Tahanan Palestina mengkonfirmasi adanya tindakan hukuman untuk menolak kunjungan keluarga dan kantin selama sebulan penuh.

Langkah pemogokan adalah bagian dari program perjuangan yang diumumkan baru-baru ini oleh Komite Darurat Nasional, berdasarkan “pemberontakan dan penolakan terhadap undang-undang administrasi penjara “Israel” dengan dukungan dari semua faksi.

Untuk diketahui, perlawanan juga timbul di penjara “Israel” selama sembilan hari berturut-turut setelah administrasi penjara kurangi waktu kunjungan bagi keluarga tahanan di penjara “Fora”, dan pembatasan kunjungan tahanan pasca Operasi Terowongan Kebebasan di penjara Gilboa beberapa bulan yang lalu.

Perlu dicatat bahwa jumlah tahanan Palestina di penjara penjajahan “Israel” kini mencapai 4.500 tahanan hingga akhir Januari lalu. 34 diantaranya tahanan wanita dan sekitar 180 anak-anak.