Robot

Sejumlah Pabrik di Korea Selatan Jadikan Robot Pekerja Ganti Peran Manusia

GAZAMEDIA, SEOUL – Undang-Undang Hukuman Bencana Serius di Korea Selatan mulai berlakukan posisi pekerja yang meninggal atau menderita luka serius dalam pekerjaan maka pihak pengadilan dapat mendenda CEO atau manajer senior sebuah perusahaan atau bahkan mengirim mereka ke penjara karena hal ini menyebabkan peningkatan investasi perkembangan robotika di negara terdebut.

“Sepanjang sejarah kami, kami selalu harus menemukan cara untuk tetap menjadi yang terdepan. Otomatisasi adalah langkah berikutnya dalam proses ini,” kata CEO Spivox Kim Young Rae, produsen kapasitor terbesar di Korea Selatan.

Managing Director Spivex Kim Hyo-J mengatakan bahwa hukum adalah masalah besar dalam bisnis saat ini menguntungkan bagi kami, kami sudah menikmati otomatisasi, jadi ketika hukum keluar, kami sudah siap.

Undang-undang baru mendorong perusahaan untuk mencari opsi upekerja yang lebih sedikit atau mungkin tidak ada sama sekali.

Perusahaan awalnya menyambut baik undang-undang tersebut sebagai langkah maju bagi hak- pekerja. Tetapi perusahaan, sebagian besar produsen dan pembangun, menentang langkah tersebut, dengan mengatakan para pemimpin senior dikriminalisasi karena praktik di lapangan dan mengatakan undang-undang itu terlalu samar-samar yang mengarah pada ketidakpastian tentang kesalahan untuk menghindarinya. [ml/ofr]

Google Hukum seorang Enginer yang Bocorkan Informasi Seputar Robot Cerdas

GAZAMEDIA, CALIFORNIA – Seorang enginer Google terpaksa menjalani hukuman setelah dikonfirmasi bocorkan informasi pengemban robot kecerdasan buatan yang smemiliki pikiran dan perasaan seperti manusia.

Google memutuskan untuk memberi insinyur teknologi Blake Lemoine, yang berspesialisasi dalam sistem “kecerdasan buatan” dengan menskorsnya minggu lalu, setelah yang terakhir mempublikasikan percakapan antara dia dan robot “lambda” milik perusahaan.

Robot ini adalah gambaran dari bahasa aplikasi percakapan yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika untuk membangun komunikasi instan dengan pengguna, menurut “The Guardian”.

Lemoine menggambarkan sistem ini, yang telah dia kerjakan sejak musim gugur lalu sebagai sistem “sadar” dengan kemampuan mengekspresikan pikiran dan perasaan yang setara dengan kemampuan seorang anak.

“Jika saya tidak tahu persis apa sistem yang kami buat baru-baru ini, saya akan mengira itu adalah anak berusia 7 atau 8 tahun yang kebetulan mengetahui fisika,” kata Lemoine dalam siaran pers ungkapakan kekagumannya atas robot tersebut. [ml/ofr]

Ilmuwan Harvard Rilis Robot “Ikan” dari Sel Otot Jantung Manusia

Gazamedia.net Dilansir dari jurnal ilmiah Science, Ilmuwan dari Universitas Harvard dan Emroy telah membuat ikan dari sel otot jantung manusia ya

ng dapat bergerak dan berdetak secara otomatis, menggunakan kekuatan yang sama seperti jantung manusia.

Para ilmuwan mampu mengembangkan sistem darah mini, dan menggunakannya untuk membuat ikan berenang dan bergerak dengan denyut tertentu selama lebih dari 100 hari.

Para penemu berharap perangkat yang dilengkapi dengan sel otot mampu menggantikan jantung manusia bagi mereka yang membutuhkan transplantasi jantung di masa depan.

Ahmed Al Masry, Insinyur Palestina Pencipta Sarung Tangan Robot

Kembalikan Harapan Orang Lumpuh

GAZA MEDIA, AL QUDS – Peneliti Palestina, Dr. NS. Ahmed Al-Masry menciptakan sarung tangan robotik yang mampu memulihkan para penderita lumpuh.

Sarung tangan robotik ini menjadi harapan banyak orang di negeri tersebut.

Ahmed Al-Masry di Forum Kreativitas dan Inovasi Global, menyebutkan robot sarung tangan dapat membantu dan memotivasi orang lumpuh untuk memulihkan gerakan tangan mereka menggunakan kecerdasan buatan.

Robot tangan itu terdiri dari sensor tekanan yang menerima respons dari jari-jari tangan selama sesi rehabilitasi.

Sarung tangan robotik itu dapat membantu pasien membawa beban untuk objek tertentu, atau memberi tekanan pada objek dengan bahan yang berbeda.

Al-Masry menjelaskan bahwa robot tangan dapat mengumpulkan data sensorik dari setiap jari, dan menghitung tekanan dengan akurasi tinggi.

Sensor robot dapat menghitung tekanan total yang dihasilkan dari sesi rehabilitasi fisik berdasarkan algoritma kecerdasan buatan. [Muhammad Lubad]