satelit

Turki Segera Rilis Satelit Baru Permudah Akses Layanan ke Beberapa Negara

GAZAMEDIA, ANKARA – Turki bersiap untuk mengoperasikan satelit baru dan segera meresmikannya. Menteri Transportasi dan Infrastruktur Turki, Adel Kara Ismailoglu mengkonfirmasi dalam pernyataan pers satelit baru tersebut segera dijadwalkan tetap beroperasi selama 35 tahun.

Selama beberapa bulan terakhir, uji kinerja dan orbit satelit baru Turki, yang diluncurkan pada Desember 2021 tetap stabil di orbit hingga 17 Mei dan telah berhasil diselesaikan selama beberapa bulan terakhir.

Satelit baru ini dianggap sebagai satelit komunikasi Turki yang paling kuat berkemampuan tinggi dengan kapasitas daya guna luas. Diluncurkan ke luar angkasa melalui roket Falcon 9 milik perusahaan Amerika “SpaceX”.

Berat peluncuran satelit adalah 4,5 ton, dan jangkauan layanannya akan mencakup Teluk, Laut Merah, Mediterania, Afrika Utara dan Timur, Nigeria, Afrika Selatan, dan negara-negara tetangga Turki lainnya.

Ini menjadikan jumlah satelit komunikasi Turki ke- 5 dari 8 jumlah total satelitnya. [ml/ofr]

‘Perang Bintang’ Dimulai, Rusia Tembak Satelit Tua di Antariksa

GAZA MEDIA, MOSKOW – Rusia melakukan percobaan baru, pada Senin (15/11), di mana mereka meluncurkan rudal dari bumi yang menghancurkan satelit Rusia tua yang berasal dari era Soviet pada tahun 1982. Pecahan peluru tersebut hampir menabrak stasiun luar angkasa internasional.

Para astronot, termasuk Ross, diminta bersembunyi di bilik mereka karena khawatir terjadi kehancuran di stasiun.

Di darat, pasukan Rusia mengirimkan 100.000 pasukan dan peralatan militer ke perbatasan Ukraina, menyebabkan ketegangan ketika ribuan pengungsi dari Timur Tengah mencoba menyelinap ke Polandia melalui Belarus dengan dorongan dari pemerintah setempat.

Sudah lama, ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat serta sekutunya di Barat meninggi, tetapi Vladimir Putin tampaknya sengaja menikmatinya dengan memanaskan keadaan demi kebangkitan ‘Perang Bintang’.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, mengatakan uji coba itu menggunakan sistem menjanjikan yang “secara akurat” mengenai sasarannya. “Fragmen-fragmen yang terbentuk tidak menimbulkan ancaman bagi aktivitas luar angkasa,” kata Shoigu. []