Takut, Israel Menganggap Serius Ancaman Hamas
GAZA MEDIA, AL-QUDS – Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, pada Rabu (8/12) malam melaporkan, lembaga institusi keamanan di “Israel” telah merespon dan menganggap ancaman gerakan Hamas baru-baru ini dengan serius.
Menurut surat kabar Israel tersebut, tentara pendudukan Israel dan institusi keamanannya merespon ancaman Hamas tersebut karena situasi di Gaza dengan serius, dan menganggap bahwa kata-kata ancaman tersebut tidak main-mian, seperti dikutip dari Palinfo.
Sebelumnya, saluran televisi “Al-Jazeera” Qatar melaporkan, melalui seorang pemimpin gerakan Hamas, bahwa gerakan Hamas terganggu dengan perlambatan Mesir dan kegagalannya untuk memaksa pendudukan “Israel” komitmen dengan sepahaman terakhir, terutama dalam masalah blokade dan rekonstruksi Jalur Gaza. Dia menegaskan bahwa gerakan Hamas tidak akan tinggal diam lama-lama menghadapi masalah ini.
Sebelumnya gerakan Hamas telah melayangkan peringatan eskalasi, akibat keengganan pihak pendudukan Israel untuk mengakhiri blokade Jalur Gaza dan menyelesaikan krisis rekonstruksi. Maka skenario ledakan akan kembali menjadi opsi apabila pendudukan Israel dan pihak sponsor tidak komitmen dengan isi kesepahaman sebelumnya.
Batas enam bulan setelah pertempuran Saif al-Quds, bersamaan dengan berakhirnya tahun 2021, adalah batas waktu yang diberikan oleh pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, sebagai batas akhir untuk mengakhiri krisis di Jalur Gaza dan menghentikan blokade. Jika tidak, maka genderang eskalasi akan dibunyikan.
Dengan jelas dan tegas, gerakan Hamas mengumumkan bahwa gerakannya sedang mempelajari pilihan untuk melakukan eskalasi dengan pendudukan Israel guna melawan blokade Jalur Gaza dan perlambatan dalam rekonstruksi di sana.[]