Wednesday, October 8, 2025
HomeBerita15 krisis pokok yang dihadapi warga Gaza

15 krisis pokok yang dihadapi warga Gaza

Warga Jalur Gaza kini hidup dalam lingkaran penderitaan yang seolah tiada akhir. Sejak perang meletus pada Oktober 2023, Israel menciptakan serangkaian krisis yang bertujuan menekan penduduk sipil agar menyerah dan memaksa mereka meninggalkan tanah airnya.

Dua tahun berlalu, tidak ada satu pun warga Gaza yang terbebas dari dampak kehancuran menyeluruh ini.

Berikut 15 krisis utama yang kini membelit kehidupan 2 juta lebih penduduk di wilayah yang telah lama terblokade itu.

  1. Ancaman nyawa dan hilangnya rasa aman

Tak seorang pun di Gaza merasa aman. Setiap warga hidup di bawah bayang-bayang kematian yang bisa datang kapan saja—di rumah, di jalan, di pasar, atau bahkan di tempat pengungsian.

Lebih dari 76.000 orang tewas atau hilang, sementara sekitar 169.000 lainnya terluka. Ribuan anak dan perempuan kini hidup dengan cacat permanen akibat luka perang.

Suasana ketakutan menyelimuti seluruh wilayah, terutama di kalangan anak-anak yang tumbuh dalam dentuman bom dan raungan pesawat tempur.

  1. Kelangkaan kebutuhan pokok

PBB dan lembaga-lembaga kemanusiaan menegaskan, Israel dengan sengaja menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, membatasi masuknya pangan dan air bersih.

Hanya sedikit jenis makanan yang diizinkan masuk, sementara bahan penting seperti daging, telur, dan susu segar dilarang total.

Air menjadi barang mewah—setiap keluarga hanya mendapat beberapa liter per hari. Warga harus berjalan jauh dan mengantre berjam-jam untuk mendapatkannya.

  1. Runtuhnya layanan kesehatan

Lebih dari separuh rumah sakit di Gaza hancur atau berhenti beroperasi. Ruang rawat penuh dua kali lipat dari kapasitasnya, sementara banyak pasien dirawat di lantai atau di jalan.

Obat-obatan nyaris tak tersedia, bahkan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik paling dasar pun langka.

Pasien penyakit kronis dan kanker terancam kehilangan nyawa tanpa perawatan.
Data Kementerian Kesehatan mencatat, sekitar 40% pasien cuci darah meninggal dunia akibat berhentinya layanan medis.

  1. Hilangnya rumah dan hidup di tenda

Sebagian besar rumah warga Gaza hancur rata dengan tanah. Ribuan keluarga kini tinggal di tenda-tenda darurat yang tak layak huni.

Setiap kali wilayah pengungsian diserang, mereka terpaksa berpindah lagi, menanggung kehilangan baru dan penderitaan yang kian dalam.

  1. Kekosongan barang esensial

Blokade selama dua tahun membuat barang-barang dasar seperti pakaian, alas kaki, bahan bakar, semen, dan panel surya hampir mustahil ditemukan.

Harga barang melonjak tajam, sementara banyak keluarga hidup dengan pakaian lama dan tak mampu memperbaiki rumah mereka yang rusak.

  1. Krisis transportasi

Dengan dilarangnya bahan bakar masuk dan hancurnya sebagian besar kendaraan, transportasi di Gaza lumpuh total.

Warga terpaksa kembali menggunakan gerobak yang ditarik hewan atau membuat bahan bakar dari limbah plastik yang dilelehkan, meski berbahaya.

  1. Penutupan wilayah dan larangan bepergian

Israel memperketat penutupan perbatasan, melarang warga Gaza keluar atau masuk wilayah itu, termasuk bagi pasien yang memerlukan perawatan di luar negeri.

Banyak warga yang terjebak di dalam Gaza sejak perang dimulai, sementara mereka yang berada di luar tidak bisa kembali ke keluarganya.

  1. Hilangnya mata pencaharian

Seluruh sendi ekonomi Gaza lumpuh. Ribuan usaha hancur, perdagangan berhenti, dan pengangguran mencapai hampir seratus persen.

Bersamaan dengan naiknya harga barang, bantuan kemanusiaan yang tersendat membuat banyak keluarga bergantung pada penjualan barang-barang rumah tangga mereka untuk bertahan hidup.

  1. Tutupnya bank dan krisis uang tunai

Penutupan bank serta larangan Israel memasukkan uang tunai menyebabkan transaksi nyaris mustahil dilakukan.

Warga terpaksa menggunakan makelar uang di pasar gelap yang memungut komisi hingga 45% dari nilai asli.

Bahkan uang kertas yang rusak menimbulkan ketidakpastian baru: orang enggan menerima atau mengedarkannya.

  1. Lenyapnya layanan publik

Target serangan Israel juga mencakup sistem pemerintahan lokal. Sejumlah pejabat kota tewas, dan layanan dasar seperti administrasi sipil, keamanan, hingga pengelolaan sampah berhenti total.

Jalur pembuangan limbah tersumbat, sementara tumpukan sampah menumpuk di jalan-jalan pemukiman.

  1. Lumpuhnya jaringan komunikasi dan internet

Serangan udara merusak infrastruktur telekomunikasi, menyebabkan jaringan telepon dan internet kerap terputus.

Warga sulit berkomunikasi dengan keluarga mereka, dan banyak pekerjaan berbasis daring ikut terhenti.

  1. Terhentinya pendidikan di semua tingkat

Selama dua tahun terakhir, sekolah dan universitas tutup total. Kementerian Pendidikan bahkan terpaksa mengadakan ujian nasional secara daring melalui aplikasi khusus untuk dua angkatan sekaligus: 2024 dan 2025.

Pakar pendidikan memperingatkan, generasi muda Gaza kini menghadapi “kehancuran akademik” akibat lamanya putus sekolah.

  1. Padamnya listrik total

Sejak awal perang, Israel memutus pasokan listrik sepenuhnya ke Jalur Gaza.

Rumah sakit dan sumur air bergantung pada generator dengan bahan bakar terbatas yang hanya bisa masuk lewat izin lembaga internasional.

Larangan impor panel surya dan baterai membuat harga energi alternatif melambung tinggi.

  1. Penjarahan bantuan Kemanusiaak

Di tengah kekosongan keamanan, muncul kelompok-kelompok yang menjarah truk bantuan.
Pemerintah Gaza menuding Israel membiarkan bahkan mendorong kekacauan itu, karena banyak insiden terjadi di dekat posisi pasukan Israel.

Upaya aparat lokal untuk menghentikan penjarahan kerap berujung tragis—mereka justru menjadi sasaran tembakan.

  1. Terpecahnya Gaza dan terputusnya keluarga

Meski wilayah Gaza sempit, Israel berhasil memisahkannya menjadi dua bagian, utara dan selatan, dengan blokade darat yang ketat.

Hubungan keluarga terputus selama berbulan-bulan. Setelah sempat terbuka kembali pada awal 2024, jalan penghubung itu kini kembali ditutup, mengembalikan Gaza ke dalam keterisolasian yang mencekik.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler