Kantor Informasi Pemerintah di Gaza melaporkan, jumlah warga Palestina yang meninggal akibat penutupan perbatasan Rafah oleh Israel telah mencapai 292 orang. Hal itu dilansir oleh Aljazeera pada Rabu (17/7).
Pernyataan resmi itu menjelaskan, para korban meninggal akibat luka-luka berat yang membutuhkan penanganan di luar negeri sedangkan Israel menutup akses keluar bagi mereka selama 72 hari terakhir.
Lebih dari 3500 pasien dan korban luka-luka telah dihalangi untuk melakukan perjalanan guna mendapatkan perawatan medis. Selain itu, terdapat 25 ribu permintaan rujukan medis yang tercatat di Kementerian Kesehatan, namun penutupan perbatasan Rafah menghalangi mereka untuk mendapatkan perawatan. Dan hal itu mengancam kelangsungan hidup mereka.
Baca juga: Axios: rapat rahasia AS-Israel-Palestina untuk buka kembali Rafah
Baca juga: Setelah Gallant, kini Mossad kritik Netanyahu tentang pertukaran tahanan
Direktur Jenderal Kantor Informasi Pemerintah di Gaza, Ismail Al-Thawabteh, melaporkan bahwa Israel telah menyerang 162 sekolah dan pusat pengungsian, beberapa di antaranya menampung sekitar 8 ribu pengungsi. Al-Thawabteh menyebut bahwa Israel menandai daerah-daerah sebagai “aman” namun kemudian mengebomnya dengan senjata yang dilarang secara internasional, seperti yang terjadi di Khan Yunis.
Selama beberapa hari terakhir, 320 korban luka dan meninggal tiba di rumah sakit akibat serangan dengan senjata termal dan kimia, beberapa di antaranya mengalami luka bakar hingga lebih dari 60% tubuh mereka.
Komisioner UNRWA, Philippe Lazzarini, menegaskan bahwa Israel telah melanggar semua aturan perang dengan terus mengebom pusat-pusat pengungsian, terutama sekolah-sekolah UNRWA. Lazzarini menyatakan bahwa sekolah bukanlah target yang sah dan pelanggaran hukum kemanusiaan di Gaza terus berlangsung tanpa henti. Setidaknya 8 sekolah telah diserang dalam 10 hari terakhir, termasuk 6 sekolah milik UNRWA.
Inas Hamdan, pejabat sementara Direktur Kantor Informasi UNRWA di Gaza, menekankan bahwa Israel mengabaikan hukum kemanusiaan dengan menyerang pusat-pusat pengungsian. Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Hamdan menyebut bahwa setidaknya 539 orang tewas saat berlindung di pusat-pusat pengungsian UNRWA.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan perang menghancurkan di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 38 ribu orang dan menyebabkan sekitar 89 ribu luka-luka, serta kerusakan besar pada infrastruktur dan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.