Sedikitnya 33.000 perempuan dan anak perempuan Palestina tewas dalam serangan Israel dalam dua tahun terakhir, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina pada Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam rangka memperingati Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.
Kementerian itu menyebutkan bahwa lebih dari 12.500 perempuan dan 20.000 anak tewas akibat serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023, mengutip data dari Kantor Media Pemerintah Gaza.
Israel, menurut kementerian, melakukan “kejahatan sistematis terhadap perempuan Palestina, termasuk genosida, pembunuhan di luar proses hukum, penghilangan paksa, penahanan sewenang-wenang dan administratif, penyiksaan dan kekerasan seksual, penghancuran rumah, perampasan tanah, teror permukim, kelaparan, dan intimidasi.”
Kementerian tersebut juga menuduh Israel menggunakan teknologi dan alat pengawasan canggih, termasuk kecerdasan buatan dan perangkat mata-mata siber, untuk menargetkan dan meneror warga Palestina, khususnya perempuan.
Dalam pernyataannya, kementerian menegaskan “pentingnya menjaga momentum internasional untuk mengakhiri pendudukan kolonial Israel yang ilegal, mewujudkan solusi dua negara dengan kemerdekaan Negara Palestina, serta melindungi hak-hak dasar rakyat Palestina, termasuk hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan, dan hak kembali tanpa hambatan.”
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah menewaskan hampir 70.000 orang dan melukai sekitar 171.000 lainnya dalam perang di Gaza yang juga menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut.
