Sedikitnya 51 warga Palestina gugur dan lebih dari 100 lainnya luka-luka dalam kurun waktu 24 jam terakhir akibat serangan militer Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza.
Demikian laporan Kementerian Kesehatan di wilayah yang terkepung tersebut, Minggu (22/6).
Menurut sumber medis di Gaza, sebanyak 36 orang tewas sejak Minggu dini hari, termasuk tujuh warga sipil yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan.
Total korban sejak awal serangan Israel pada 7 Oktober 2023 kini telah mencapai 55.959 orang tewas dan 131.242 orang terluka.
Sumber dari Rumah Sakit Nasser menyebutkan bahwa enam warga Palestina menjadi korban dalam serangan Israel di dekat pusat distribusi bantuan di barat laut Rafah, Gaza selatan.
Selain itu, dua warga Palestina lainnya tewas akibat serangan pesawat nirawak (drone) Israel yang menyasar tenda pengungsi di kawasan al-Mawasi, Khan Younis.
Sementara itu, artileri Israel kembali menggempur permukiman padat penduduk di beberapa titik.
Wilayah Shujaiya, Gaza timur, menjadi salah satu target, disusul dengan rentetan serangan artileri di wilayah utara dan selatan Khan Younis.
Serangan juga menargetkan para petugas layanan darurat. Dinas Pertahanan Sipil Gaza mengumumkan gugurnya salah satu anggotanya, Kapten Muhammad Nasser Ghrab, setelah rumahnya di kamp pengungsi Nuseirat dihantam langsung oleh rudal Israel.
Kapten Ghrab telah bertugas di Pertahanan Sipil sejak 2005. Dengan gugurnya Ghrab, jumlah total petugas Pertahanan Sipil yang tewas sejak Oktober lalu mencapai 121 orang—sekitar 14,3 persen dari total personel dinas tersebut.
“Seluruh personel kami berada dalam status siaga penuh dan siap dikerahkan kapan pun dibutuhkan dalam misi-misi kemanusiaan,” tegas lembaga itu dalam pernyataan resmi.
Mereka juga mengecam keras aksi penargetan sistematis terhadap para pekerja kemanusiaan.
Selain serangan udara dan artileri, militer Israel juga dilaporkan melakukan penghancuran sistematis terhadap gedung-gedung pemukiman di Khan Younis bagian timur dan selatan, sebagaimana dilaporkan oleh koresponden Al Jazeera.
Hingga kini, agresi militer yang mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS) itu belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda, meskipun berbagai seruan internasional terus disuarakan untuk menghentikan kekerasan.
Perang yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 telah mengakibatkan lebih dari 187.000 warga Palestina tewas atau luka, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.
Selain itu, lebih dari 11.000 orang masih hilang, ratusan ribu lainnya terusir dari rumah mereka, dan kelaparan parah telah menewaskan banyak orang—termasuk anak-anak—di tengah kehancuran masif di seluruh Jalur Gaza.