Tuesday, July 15, 2025
HomeBeritaLebih 700 warga Gaza tewas ditembak Israel saat mengambil air

Lebih 700 warga Gaza tewas ditembak Israel saat mengambil air

Pemerintah di Jalur Gaza pada Senin (15/7/2025) mengungkapkan bahwa lebih dari 700 warga Palestina, mayoritas anak-anak, tewas akibat tembakan tentara Israel saat mencoba mengambil air sejak dimulainya serangan militer Israel pada Oktober 2023.

Dalam pernyataan resminya, Kantor Media Pemerintah Gaza menuduh Israel dengan sengaja menggunakan air sebagai “senjata perang” untuk menyiksa dan melumpuhkan kehidupan sipil di wilayah yang terkepung.

“Pendudukan Israel terus melancarkan perang sistematis dan terencana untuk membuat rakyat Palestina kehausan, sebuah pelanggaran mencolok terhadap semua konvensi internasional dan kemanusiaan,” demikian bunyi pernyataan tersebut, dikutip oleh kantor berita Anadolu.

Menurut data dari otoritas lokal, sejak Oktober lalu, pasukan Israel telah melakukan 112 serangan terhadap warga yang tengah mengambil air, menewaskan lebih dari 700 orang. Salah satu insiden terbaru terjadi pada Minggu, saat 12 warga, termasuk delapan anak, tewas ditembak di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah.

Infrastruktur Air Dihancurkan

Kantor Media Gaza juga menyatakan bahwa lebih dari 720 sumur air dihancurkan secara sengaja oleh militer Israel, membuat lebih dari 1,25 juta warga Palestina kehilangan akses terhadap air bersih.

Selain itu, militer Israel disebut menghalangi masuknya sekitar 12 juta liter bahan bakar per bulan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sumur air, stasiun pengolahan limbah, serta layanan penting lainnya. Akibatnya, sistem air dan sanitasi mengalami kelumpuhan total, yang memicu penyebaran penyakit dan epidemi, terutama di kalangan anak-anak.

“Ini adalah bentuk hukuman kolektif dan penggunaan air sebagai alat kekerasan terencana,” ujar kantor media tersebut, seraya mendesak komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk segera bertindak.

Sejak 2 Maret 2025, Israel juga menutup semua perlintasan masuk ke Gaza, termasuk untuk bantuan makanan, obat-obatan, dan logistik kemanusiaan. Penutupan ini memperparah kondisi kemanusiaan yang telah kritis, mendorong wilayah tersebut ke ambang kelaparan dan menyulut kematian akibat kelaparan.

Sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023, lebih dari 58.000 warga Palestina dilaporkan tewas, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Serangan udara dan darat Israel juga menyebabkan kehancuran luas di Gaza, mengakibatkan kelangkaan pangan dan menyebarnya penyakit.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang diajukan oleh sejumlah negara terkait agresi militer berkelanjutan terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza.

Hingga kini, Israel menolak seruan internasional untuk menghentikan agresi dan menerapkan gencatan senjata, sementara korban jiwa terus bertambah setiap harinya.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular