Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa dirinya tidak menaruh kepercayaan pada Presiden Suriah saat ini, Ahmad al-Sharaa. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuan dengan Senator Amerika Serikat, Ted Cruz, di Washington, seperti dikutip media lokal, The Jerusalem Post, Sabtu (19/7/2025).
Katz menuding bahwa Sharaa kemungkinan akan menggunakan kelompok-kelompok bersenjata yang disebutnya sebagai “jihadis” untuk menyerang Israel di masa mendatang.
“Kami hanya percaya kepada Tuhan dan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) untuk melindungi Negara Israel,” ujar Katz.
Ia juga merujuk pada kepemimpinan rezim Baath Suriah yang telah berkuasa selama 61 tahun sebelum runtuh pada Desember 2024 lalu. “Saya tidak pernah percaya pada Assad senior, tidak juga pada Assad junior. Apalagi pada sosok seperti Sharaa, yang mengandalkan kelompok jihad bersenjata untuk menekan minoritas di Suriah, seperti komunitas Druze. Bisa jadi, besok kelompok yang sama akan digunakan untuk menyerang permukiman Israel di Dataran Tinggi Golan,” lanjutnya.
Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak 1967 dan hingga kini masih dianggap sebagai wilayah pendudukan oleh komunitas internasional.
Sementara itu, pada hari yang sama, Pemerintah Suriah mengumumkan gencatan senjata menyeluruh dan segera di wilayah Suwayda, menyusul bentrokan yang terjadi selama beberapa hari terakhir antara kelompok bersenjata Druze dan suku Badui Arab di wilayah selatan Suriah.
Bentrokan yang meletus sejak 13 Juli itu meningkat tajam dan memicu serangan udara Israel yang menyasar posisi militer Suriah, termasuk infrastruktur di ibu kota, Damaskus. Israel menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan untuk melindungi komunitas Druze.
Namun, mayoritas tokoh Druze di Suriah secara terbuka menolak campur tangan asing dan menegaskan kembali dukungan mereka terhadap negara Suriah yang bersatu.
Setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada Desember 2024—mengakhiri kekuasaan Partai Baath yang telah memerintah sejak 1963—Israel meningkatkan intensitas serangan udaranya di wilayah Suriah. Israel juga menyatakan bahwa zona penyangga antara kedua negara yang dibentuk berdasarkan Perjanjian Pelepasan Pasukan 1974, kini sudah tidak berlaku lagi.
Sebagai informasi, Ahmad al-Sharaa memimpin pemerintahan transisi Suriah sejak Januari 2025, menggantikan Bashar al-Assad yang melarikan diri ke Rusia pada akhir tahun lalu.