Sekitar 80 persen warga Jerman menolak kampanye militer mematikan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, sementara 75 persen di antaranya mendukung pemerintah agar memberikan tekanan lebih besar terhadap Israel, termasuk dengan menjatuhkan sanksi. Demikian hasil survei yang dipublikasikan majalah berita Focus, seperti dikutip Anadolu pada Kamis.
Selain itu, 40 persen responden menyatakan bahwa Israel telah melampaui batas dalam upayanya melawan kelompok Hamas.
Survei juga menunjukkan bahwa semakin muda usia responden, semakin besar penolakan terhadap tindakan militer Israel di Gaza.
Hasil ini menjadi salah satu tingkat penolakan tertinggi terhadap operasi militer Israel di seluruh Eropa.
Jerman sendiri dalam beberapa bulan terakhir dilanda berbagai aksi unjuk rasa besar, di mana masyarakat turun ke jalan untuk menyuarakan kemarahan mereka terhadap dugaan kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.
Menghadapi tekanan publik yang meningkat, Kanselir Friedrich Merz pada 28 Juli menyatakan bahwa pemerintahnya tengah mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel, terkait situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
Jerman selama ini dikenal sebagai salah satu sekutu utama Israel di Eropa, dengan para pemimpin politiknya secara konsisten menekankan tanggung jawab historis negara itu terhadap Israel, menyusul kekejaman rezim Nazi dan Holocaust terhadap kaum Yahudi pada masa Perang Dunia II.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 60.000 orang dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza. Blokade yang diberlakukan Israel juga telah menyebabkan kekurangan pangan parah serta kematian akibat kelaparan di wilayah tersebut.