Wednesday, August 13, 2025
HomeBeritaNorwegia tarik investasi dari perusahaan Israel terkait genosida Gaza

Norwegia tarik investasi dari perusahaan Israel terkait genosida Gaza

Dana kekayaan negara Norwegia senilai 2 triliun dollar AS mengumumkan telah mengakhiri kontrak dengan manajer aset eksternal yang menangani investasinya di Israel serta mulai melakukan divestasi sebagian portofolio di negara tersebut. Langkah ini diambil menyusul keprihatinan mendalam terhadap tindakan militer Israel di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Dalam pernyataan resminya, dana yang dikelola oleh Norges Bank Investment Management (NBIM) ini mengatakan, semua investasi di perusahaan Israel yang sebelumnya dikelola oleh pihak eksternal kini akan ditangani secara internal.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari peninjauan mendesak yang dilakukan sejak pekan lalu, setelah muncul laporan bahwa dana tersebut telah menanamkan modal di sebuah perusahaan mesin jet Israel yang diketahui memberikan layanan perawatan pesawat tempur untuk militer Israel.

Hingga 30 Juni lalu, dana kekayaan Norwegia tercatat memiliki saham di 61 perusahaan Israel. Namun dalam beberapa hari terakhir, pihak pengelola menyebut telah menjual sahamnya di 11 perusahaan, meski tidak merinci nama-namanya.

“Kami telah sepenuhnya menjual posisi kami di perusahaan-perusahaan tersebut,” demikian pernyataan resmi NBIM. Dana tersebut juga menegaskan bahwa mereka masih melakukan peninjauan terhadap perusahaan Israel lainnya untuk kemungkinan divestasi lebih lanjut.

Ke depan, dana kekayaan negara Norwegia hanya akan mempertahankan investasinya di perusahaan-perusahaan Israel yang masuk dalam indeks acuan saham global, namun tidak serta merta berinvestasi di semua perusahaan dalam daftar tersebut.

Direktur Eksekutif NBIM, Nicolai Tangen, menyatakan bahwa keputusan ini diambil sebagai respons terhadap situasi yang dinilai luar biasa.

“Situasi di Gaza adalah krisis kemanusiaan yang sangat serius,” kata Tangen. “Kami memiliki investasi di perusahaan-perusahaan yang beroperasi di negara yang sedang berperang, dan kondisi di Tepi Barat serta Gaza telah memburuk dalam beberapa waktu terakhir.”

Menurut catatan NBIM, hingga akhir 2024, dana tersebut tercatat memiliki saham di 65 perusahaan Israel, dengan nilai mencapai 1,95 miliar dollar AS. Selama satu tahun terakhir, dana ini juga telah menjual sahamnya di perusahaan energi dan telekomunikasi Israel atas dasar pertimbangan etika.

Lembaga pengawas etika NBIM kini juga tengah mengkaji apakah akan menarik investasinya dari lima bank Israel yang masih tercatat dalam portofolio.

Pada Juni lalu, parlemen Norwegia menolak proposal yang mengusulkan agar dana kekayaan negara melakukan divestasi total dari semua perusahaan yang memiliki aktivitas di wilayah Palestina yang diduduki.

Menteri Keuangan Norwegia, Jens Stoltenberg, yang juga mantan Sekretaris Jenderal NATO, menyatakan keyakinannya terhadap kebijakan yang diambil oleh NBIM, termasuk peninjauan ulang terhadap seluruh investasi di Israel.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular