Militer Israel melaporkan bahwa empat tentaranya mengalami luka ringan akibat ledakan amunisi saat menjalankan operasi militer di wilayah selatan Suriah, Rabu (20/8/2025).
“Selama aktivitas IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di selatan Suriah, sebuah amunisi meledak di area tersebut. Akibatnya, empat prajurit mengalami luka ringan dan telah dievakuasi ke rumah sakit,” demikian pernyataan resmi militer Israel.
Harian lokal Maariv melaporkan bahwa ledakan tersebut diduga berasal dari granat yang dibawa oleh salah satu unit militer saat menjalankan misi di kawasan Gunung Hermon (Jabal al-Sheikh) yang dikuasai Israel di Dataran Tinggi Golan. Granat itu disebut meledak ketika para prajurit mencoba memindahkannya, menyebabkan luka-luka pada mereka.
Israel telah menduduki sebagian besar wilayah Dataran Tinggi Golan sejak Perang Enam Hari pada 1967. Setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada Desember 2024, Israel juga mengambil alih zona penyangga Suriah dan menyatakan bahwa perjanjian pelepasan pasukan tahun 1974 antara kedua negara kini tidak lagi berlaku.
Gunung Jabal al-Sheikh yang strategis—terletak sekitar 35 kilometer dari ibu kota Damaskus, di perbatasan antara Suriah dan Lebanon—kini berada di bawah kendali militer Israel. Wilayah tersebut memiliki posisi penting karena memberikan pandangan langsung ke wilayah Israel.
Meskipun pemerintahan baru Suriah di bawah Presiden Ahmad al-Sharaa belum menyampaikan ancaman langsung terhadap Israel, serangan udara Israel ke wilayah Suriah masih terus berlangsung. Serangan tersebut telah menewaskan sejumlah warga sipil dan menghancurkan fasilitas militer, kendaraan, serta persenjataan milik tentara Suriah.
Sebagaimana diketahui, Bashar al-Assad yang memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada Desember 2024. Kepergiannya menandai berakhirnya kekuasaan Partai Ba’ath yang telah memerintah sejak 1963. Pemerintahan transisi dipimpin oleh Ahmad al-Sharaa mulai terbentuk pada Januari 2025.