Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa militer Israel akan tetap menguasai Jalur Gaza, bahkan jika kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyetujui kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
“Kami hampir menyelesaikan perang di Gaza. Namun kami akan tetap mengendalikan Gaza, meskipun Hamas menyetujui gencatan senjata di menit-menit terakhir,” ujar Netanyahu dalam wawancara dengan Sky News Australia, Kamis (22/8).
Ia kembali menyampaikan bahwa tujuan utama operasi militer Israel di Gaza adalah membebaskan seluruh sandera, melucuti senjata Hamas, serta menghancurkan sisa kekuatan kelompok tersebut. Menurutnya, ketiga hal itu menjadi syarat mutlak bagi tercapainya perdamaian jangka panjang di kawasan.
“Perang bisa selesai hari ini jika Hamas meletakkan senjatanya dan membebaskan para sandera yang tersisa,” katanya.
Meski menyatakan tidak berniat menduduki Gaza secara permanen, Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan terus mengontrol wilayah itu demi memastikan keamanan jangka panjang.
“Tujuan saya bukan menduduki Gaza, tetapi memberi masa depan yang berbeda bagi Gaza dan Israel. Saya percaya kita hampir mencapainya,” ujarnya.
Dalam pernyataan yang sama, Netanyahu juga mengklaim bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendukung penuh langkah militer Israel untuk menguasai Kota Gaza sebagai bagian dari upaya mengeliminasi Hamas sepenuhnya.