Monday, August 25, 2025
HomeBeritaMedia Inggris ungkap alasan mengapa Israel akan gagal duduki Gaza

Media Inggris ungkap alasan mengapa Israel akan gagal duduki Gaza

Sejumlah media internasional menyoroti rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menduduki Kota Gaza, berikut proyeksi serta kekhawatiran yang menyertainya.

Di saat bersamaan, perhatian juga tertuju pada eskalasi terbaru di Yaman setelah serangan Houthi dan respons Israel.

Dalam analisisnya, The Times (Inggris) memprediksi rencana Netanyahu akan gagal.

Alasannya, Netanyahu tidak mungkin melenyapkan Hamas tanpa sekaligus membahayakan para tawanan Israel yang masih ditahan kelompok itu.

Lebih jauh, rencana tersebut juga dinilai kehilangan unsur penting: visi politik yang jelas mengenai siapa yang akan mengelola Gaza setelahnya.

Penolakan koalisi pemerintah Israel membentuk otoritas sipil alternatif dipandang sebagai kelemahan strategis yang mendasar.

Sementara itu, Financial Times menyoroti kecemasan mendalam warga Gaza. Banyak yang khawatir operasi militer Israel akan menjadi dalih untuk mengusir hampir sejuta penduduk secara permanen dari kota.

Kendati menghadapi kondisi serba sulit, sebagian besar warga masih bertahan karena tidak ada pilihan realistis. Sebagian lagi enggan kembali mengungsi setelah berulang kali terusir dari rumah.

Menurut Financial Times, paksaan Israel agar warga bergerak ke selatan—ke daerah seperti Al-Mawasi (selatan) atau Deir al-Balah (pusat)—dipersepsikan sebagai bagian dari rencana lama yang kerap diutarakan kalangan ekstremis Israel.

Padahal, kedua wilayah itu sudah sesak melampaui kapasitasnya menampung pengungsi.

Dalam tulisannya, The Guardian menilai deklarasi resmi PBB mengenai kondisi kelaparan di Gaza seharusnya menjadi titik balik perang.

Namun, Israel justru menanggapi dengan menafikan tanggung jawab, menyebut para korban “sebelumnya memang menderita penyakit lain.”

Lebih jauh, Israel bahkan mengancam melancarkan operasi besar di Gaza—wilayah yang paling parah dilanda kelaparan—alih-alih menerima gencatan senjata dan mengizinkan masuknya bantuan darurat.

Eskalasi di Yaman

Di luar Gaza, eskalasi juga terlihat di Yaman. Maariv (Israel) menulis, serangan udara Israel pada Minggu (kemarin) memang mengenai sasaran di Yaman, tetapi pesan sebenarnya ditujukan ke Teheran.

Serangan itu, menurut Maariv, menyampaikan pesan ganda: Israel bisa beroperasi jauh di dalam wilayah Yaman dan menghantam target strategis.

Akibatnya, Houthi mengalami kerugian besar, termasuk terputusnya aliran listrik di wilayah luas serta hancurnya Istana Kepresidenan yang selama ini menjadi simbol pemerintahan pusat.

Jerusalem Post menambahkan, Houthi kini tengah menguji coba senjata baru terhadap Israel.

Serangan balistik pada Jumat lalu, menurut militer Israel, menggunakan amunisi tandan (cluster munitions).

Lebih dari itu, kelompok Houthi diyakini semakin percaya diri bahwa teknologi rudal hipersonik mereka akan mengubah peta pertempuran.

Ancaman yang dulunya bersifat teoritis kini dianggap nyata, bahkan mampu menembus sistem pertahanan udara canggih Israel maupun Amerika Serikat (AS).

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular