Jurnalis Palestina Hind Khoudary dari Al Jazeera mengungkapkan alasan di balik kehadiran para jurnalis Palestina di rumah sakit-rumah sakit di Gaza, yang belakangan kerap menjadi sasaran serangan.
Dalam keterangannya dari Deir el-Balah, Gaza, Hind menjelaskan bahwa rumah sakit telah menjadi salah satu dari sedikit tempat yang memungkinkan jurnalis untuk tetap bekerja di tengah keterbatasan ekstrem.
“Saya adalah salah satu dari jurnalis Palestina yang melaporkan langsung dari rumah sakit,” ujar Hind.
Menurutnya, perang yang telah berlangsung hampir dua tahun telah melumpuhkan sebagian besar infrastruktur di Gaza, termasuk pasokan listrik dan jaringan internet.
“Kami telah hidup dalam perang dua tahun terakhir ini, tanpa listrik dan internet. Karena itulah, banyak jurnalis Palestina menggunakan fasilitas yang tersedia di rumah sakit agar tetap bisa melaporkan situasi,” katanya.
Selain itu, rumah sakit merupakan pusat dari berbagai peristiwa kemanusiaan yang terjadi setiap hari—mulai dari kedatangan korban luka, jenazah yang dibawa untuk pemakaman, hingga kasus kelaparan akut akibat blokade dan pembatasan bantuan.
“Kami selalu mengikuti warga Palestina yang terluka, prosesi pemakaman, dan kasus-kasus malnutrisi—semuanya berakhir atau dirawat di rumah sakit. Karena itu, rumah sakit menjadi basis utama bagi kami,” jelas Hind.
Namun, keberadaan para jurnalis di rumah sakit menjadikan mereka rentan.
“Itulah mengapa jurnalis Palestina menggunakan rumah sakit sebagai basis, dan akhirnya menjadi target,” tambahnya.
Pernyataan ini datang di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional atas keselamatan jurnalis di Gaza, setelah serangan terbaru yang menewaskan empat jurnalis di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.