Thursday, August 28, 2025
HomeBeritaRibuan pemukim Israel gelar protes, tuntut kesepakatan pembebasan sandera

Ribuan pemukim Israel gelar protes, tuntut kesepakatan pembebasan sandera

Sejak Selasa (27/8/2025) pagi, ribuan pemukim Israel turun ke jalan di berbagai kota menuntut dihentikannya perang di Gaza serta segera dicapainya kesepakatan pembebasan sandera.

Aksi-aksi itu melumpuhkan sejumlah ruas jalan utama di Israel bagian tengah dan utara.

Menurut Forum Keluarga Sandera, ratusan ribu orang ambil bagian dalam unjuk rasa yang berlangsung serentak di sejumlah wilayah.

Media Israel melaporkan ribuan demonstran bergerak menuju kompleks kantor pemerintahan di Yerusalem, lokasi pertemuan kabinet keamanan yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Di Haifa, para demonstran memblokir jalan utama, sementara di Yerusalem massa mengepung kediaman Netanyahu.

Aksi juga digelar di depan rumah beberapa menteri, di antaranya Menteri Pendidikan Yoav Kisch, Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar, serta Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

Spanduk dan poster bertuliskan tuntutan “Bebaskan Sandera” mewarnai demonstrasi itu.

Forum Keluarga Sandera memperingatkan bahwa Israel hanya “selangkah lagi menggagalkan” peluang kesepakatan.

Mereka menilai Netanyahu justru menghambat pembahasan proposal pertukaran tahanan yang disebut sudah ada di mejanya, tetapi belum diajukan untuk diputuskan dalam rapat kabinet.

“Kami menyesalkan kenyataan bahwa pemerintah lebih memilih mempertahankan perang abadi daripada menyelamatkan sandera,” demikian pernyataan forum itu.

Mereka juga menegaskan bahwa kabinet Netanyahu—yang kini menghadapi tuntutan di Mahkamah Pidana Internasional atas dugaan kejahatan perang di Gaza—tidak memiliki mandat moral maupun politik untuk terus melanjutkan perang.

Keluarga narapidana menyesal

Keluarga sandera bahkan menyerukan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump agar memenuhi janjinya membantu pembebasan mereka.

“Saatnya menepati janji Anda,” tulis mereka dalam sebuah pernyataan terbuka.

Pemerintah Israel memperkirakan Hamas masih menahan sekitar 50 sandera, di antaranya 20 orang diyakini masih hidup.

Sebaliknya, otoritas Israel menahan lebih dari 10.800 warga Palestina di penjara-penjara, dengan tuduhan berbagai pelanggaran.

Organisasi hak asasi manusia berulang kali menuding Israel melakukan penyiksaan serta kelalaian medis terhadap para tahanan.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Gaza dengan dukungan AS.

Serangan itu telah menewaskan 62.744 warga Palestina, melukai 158.259 orang, dan membuat lebih dari 9.000 orang hilang. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Selain itu, ratusan ribu warga terusir dari rumah mereka, sementara kelaparan yang meluas telah menewaskan sedikitnya 300 orang, termasuk 117 anak-anak.

Meskipun Mahkamah Internasional telah memerintahkan penghentian operasi, Israel terus melanjutkan ofensif militernya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular