Saturday, September 6, 2025
HomeBeritaUpaya diam-diam hidupkan kembali negosiasi Hamas–Israel

Upaya diam-diam hidupkan kembali negosiasi Hamas–Israel

Sumber-sumber politik dan keamanan Israel menyebut adanya upaya baru di balik layar untuk menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata dengan Hamas.

Langkah ini disebut-sebut digerakkan oleh utusan Amerika Serikat (AS), Steven Witkoff, yang berusaha membuka jalur komunikasi menuju kesepakatan pertukaran tawanan.

Menurut Jerusalem Post, Witkoff bekerja secara senyap agar jika negosiasi kembali digelar, pembicaraan bisa berjalan lebih cepat dibanding sebelumnya.

Sementara itu, Wall Street Journal melaporkan sejumlah pejabat dan menteri Israel mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu—yang kini berstatus tersangka di Mahkamah Pidana Internasional atas tuduhan kejahatan perang di Gaza—untuk segera menyetujui kesepakatan gencatan senjata.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Herzi Halevi, memperingatkan bahwa pendudukan Kota Gaza berisiko menyeret Israel pada kewajiban hukum internasional jika harus menerapkan pemerintahan militer.

Laporan yang sama menyebut Kepala Mossad David Barnea dan Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar juga masih ragu terhadap rencana serangan ke Gaza.

Sa’ar dikabarkan khawatir terhadap dampak diplomatik berlarutnya perang serta mendesak penyelamatan segera sebanyak mungkin tawanan.

Dari Washington, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa prioritas saat ini adalah mengakhiri perang dan “menghancurkan Hamas”.

Rubio menekankan bahwa perang bisa berakhir segera jika Hamas menyerah dan membebaskan tawanan yang mereka tahan.

Penolakan Netanyahu

Dari Doha, Qatar, delegasi Hamas yang dipimpin Khalil al-Hayya pada Kamis (5/9) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi.

Pertemuan membahas dinamika diplomatik terkait upaya penghentian perang, termasuk peran mediasi Mesir dan Qatar.

Namun, Netanyahu tetap menolak jalan kompromi. Dalam rapat kabinet keamanan pada Minggu lalu, ia menolak opsi kesepakatan parsial pembebasan tawanan, meski didukung oleh sebagian besar pejabat militer.

Sikap ini dinilai sebagai upaya memperpanjang perang demi kepentingan politik pribadinya sekaligus menghindari akuntabilitas.

Sebelumnya, pada 18 Agustus, Hamas sudah menerima proposal mediator untuk kesepakatan parsial.

Namun Israel hingga kini belum memberikan jawaban, kendati isi proposal itu hampir identik dengan tawaran yang pernah mereka setujui.

Oposisi Israel dan keluarga tawanan menuding Netanyahu kerap mengajukan tuntutan baru setiap kali perundingan hampir mencapai titik temu, sehingga proses berlarut-larut.

Sejak serangan militer Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023, korban jiwa terus bertambah.

Data terakhir menyebut lebih dari 64.200 warga Palestina tewas, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 161.500 orang terluka.

Selain itu, masih ada ribuan warga yang hilang, ratusan ribu lainnya mengungsi, sementara krisis pangan ekstrem menewaskan setidaknya 370 orang, di antaranya 131 anak.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular