Kapal-kapal dari armada bantuan yang menuju Gaza akan berkumpul di dekat Malta sebelum bersama-sama berlayar melintasi Laut Mediterania menuju wilayah yang diblokade oleh Israel, demikian menurut para penyelenggara pada hari Selasa, dilansir oleh Anadolu.
“Lebih dari 50 kapal dari Global Sumud Flotilla telah berlayar dari berbagai pelabuhan di Tunisia, Italia, Yunani, dan Libya,” kata International Committee to Break the Israeli Siege of Gaza dalam sebuah pernyataan.
“Kapal-kapal tersebut dijadwalkan berkumpul di titik temu dekat Malta sebelum bersama-sama menuju pantai Gaza,” lanjut pernyataan itu, tanpa menyebutkan tanggal keberangkatan.
Komite tersebut menyatakan bahwa kapal-kapal dalam armada membawa pasokan bantuan kemanusiaan, obat-obatan, susu formula bayi, serta ratusan aktivis dan pendukung dari lebih dari 40 negara.
“Banyak aktivis dan pendukung dari negara-negara Arab ikut serta, termasuk puluhan tokoh publik, anggota parlemen, dokter, dan pemimpin komunitas dari negara-negara Afrika Utara.”
Armada bantuan ini juga mencakup puluhan peserta dari berbagai negara lain, termasuk Turki dan Malaysia.
“Armada ini, mengingat ukurannya yang belum pernah terjadi sebelumnya serta keberagaman para pesertanya, diperkirakan akan menjadi titik balik dalam upaya untuk mematahkan blokade Israel atas Gaza,” kata komite tersebut.
Konvoi saat ini merupakan yang terbesar dalam sejarah, dengan tujuan untuk menantang blokade tersebut dan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza, yang kini menghadapi kondisi kelaparan parah akibat penutupan semua jalur masuk oleh Israel selama berbulan-bulan.
Sejak Oktober 2023, militer Israel telah menewaskan hampir 65.000 warga Palestina di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Pemboman tanpa henti ini telah membuat wilayah tersebut nyaris tidak layak huni, serta menyebabkan kelaparan dan penyebaran berbagai penyakit.