Pemerintah Mesir menyatakan penolakan tegas terhadap setiap upaya Israel untuk memindahkan warga Palestina dari tanah mereka. Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdel Aty, dalam percakapan telepon dengan Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, pada Jum’at (19/9/2025).
Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Mesir, kedua pejabat membahas situasi terkini di Jalur Gaza, upaya meredakan ketegangan di kawasan, serta isu nuklir Iran. Abdel Aty menyoroti dampak kemanusiaan yang sangat serius akibat operasi militer Israel yang masih berlangsung di Gaza, dan mendesak penghentian segera atas serangan tersebut.
“Pemindahan paksa adalah elemen mendasar yang menciptakan ketidakstabilan di kawasan, dan secara langsung merusak keamanan regional,” ujar Abdel Aty. Ia menambahkan, setiap bentuk pemindahan warga Palestina “akan melemahkan bahkan menghapus perjuangan rakyat Palestina,” dan Mesir dengan tegas menolak langkah tersebut dalam bentuk apa pun dan dengan alasan apa pun.
Abdel Aty juga menyerukan gencatan senjata segera untuk meredakan ketegangan, membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan memulihkan stabilitas kawasan.
Selain isu Palestina, pembicaraan juga mencakup upaya meredakan ketegangan regional yang lebih luas, termasuk perkembangan terbaru terkait program nuklir Iran. Kedua pihak menyinggung kesepakatan yang dicapai pada 9 September antara Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Kairo, yang membuka kembali kerja sama antara kedua pihak.
Abdel Aty menyampaikan kepada Witkoff hasil komunikasi terbaru Mesir dengan pejabat Iran, termasuk pembahasan mengenai penundaan mekanisme “snapback” sanksi Dewan Keamanan PBB, serta peluang dilanjutkannya kembali negosiasi antara AS dan Iran.