Tuesday, September 23, 2025
HomeBeritaAhmad Sharaa : Dari buronan bernilai 10 juta dolar ke mimbar PBB

Ahmad Sharaa : Dari buronan bernilai 10 juta dolar ke mimbar PBB

Setahun lalu, mustahil membayangkan Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa menjejakkan kaki di New York.

Kala itu, pemerintah Amerika Serikat (AS) masih mencantumkan namanya dalam daftar buronan, dengan imbalan 10 juta dolar bagi siapa saja yang memberi informasi yang bisa berujung pada penangkapannya.

Sebab, Shar’a dituding sebagai pemimpin Jabhat al-Nusra—yang kemudian bertransformasi menjadi Hay’at Tahrir al-Sham—dan memiliki keterkaitan dengan jaringan Al-Qaeda.

Kini, pemandangan berbeda terjadi. Sharaa hadir di New York untuk mengikuti Sidang Majelis Umum PBB, menjadi Presiden Suriah pertama yang berkunjung ke AS sejak 1967.

Kunjungan bersejarah itu sontak menyita perhatian publik, terutama di media sosial. Banyak warganet menilai perjalanan politik Sharaa sebagai ironi besar.

Dari seorang tahanan di penjara AS di Irak hingga kini berdiri di mimbar PBB dengan pengawalan kenegaraan.

“Bukan sekadar perjalanan panjang atau keberuntungan, tetapi buah dari serangkaian langkah berisiko,” tulis salah seorang pengguna.

Komentar lain mengingatkan kembali bahwa Sharaa, yang lebih dikenal dengan nama Abu Muhammad Al-Joulani, sempat resmi menjadi buronan Washington.

Namanya masuk daftar pencarian orang pada 16 Mei 2013. Empat tahun kemudian, tepatnya 10 Mei 2017, Amerika menawarkan hadiah 10 juta dolar bagi informasi yang bisa memastikan penangkapannya.

Namun, pada 21 September 2025, ia berdiri di ibu kota AS bukan sebagai buronan, melainkan sebagai Kepala Negara Suriah.

“Presiden Ahmad Al-Sharaa kini tiba di Amerika Serikat, padahal dulu ada hadiah besar bagi siapa pun yang bisa menyerahkannya,” tulis seorang komentator di platform X.

Bagi sebagian pengamat, perjalanan politik Sharaa memberi pelajaran tentang keberanian mengambil risiko demi mencapai tujuan besar.

“Jika ambisi tinggi, keberanian menghadapi bahaya adalah syaratnya,” tulis seorang aktivis.

Banyak pula yang menafsirkan langkah Sharaa ke AS sebagai pertanda babak baru bagi Suriah.

Setelah lebih dari satu dekade konflik, kekerasan, dan pengungsian massal, kunjungan presiden ke Washington dianggap sebagai isyarat terbukanya harapan bagi masa depan rakyat Suriah.

Kehadiran Sharaa pun dibarengi strategi komunikasi yang diperhitungkan matang. Ia tampil dalam program populer 60 Minutes di televisi Amerika, bertepatan dengan kunjungannya ke New York. Keputusan itu menuai pujian sebagai manuver politik cerdas.

“Saat Sharaa berkeliling Washington, wawancaranya ditayangkan di layar kaca AS. Itu ibarat tamparan simbolis bagi kelompok separatis maupun sisa-sisa lawan politiknya,” tulis seorang blogger.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular