Tuesday, September 23, 2025
HomeBeritaPresiden Suriah hadiri sidang umum PBB, pertama dalam 6 dekade

Presiden Suriah hadiri sidang umum PBB, pertama dalam 6 dekade

Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa dijadwalkan berangkat ke Amerika Serikat (AS), Minggu (21/9), untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York.

Kehadirannya menandai momen bersejarah: untuk pertama kalinya dalam enam dekade, seorang presiden Suriah kembali berbicara di forum PBB.

Keterangan resmi dari kantor kepresidenan menyebutkan bahwa Sharaa akan menghadiri sidang ke-80 Majelis Umum.

Ia menjadi kepala negara Suriah pertama yang tampil di podium PBB sejak Presiden Noureddine Al-Atassi pada 1967.

Sharaa naik ke tampuk kekuasaan setelah memimpin serangan faksi-faksi oposisi yang menggulingkan rezim Bashar Al-Assad pada Desember lalu.

Meski kini berstatus kepala negara, ia masih tercatat sebagai subjek sanksi internasional akibat masa lalunya dalam kelompok bersenjata.

Setiap perjalanan ke luar negeri harus melalui mekanisme pengecualian khusus.

Sebelum lawatan ke New York, Sharaa sempat bertemu Presiden AS Donald Trump di Arab Saudi, 14 Mei lalu, hanya beberapa hari setelah kunjungan perdananya ke Paris untuk bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Suriah As’ad Al-Shibani menjadi pejabat pertama yang berbicara di Dewan Keamanan PBB pada 25 April, usai pengibaran bendera nasional baru Suriah di markas besar PBB bersama 192 negara anggota lainnya.

Shibani saat ini tengah melakukan kunjungan resmi ke Washington dan telah bertemu sejumlah pejabat senior serta anggota Senat AS.

Kementerian Luar Negeri Suriah menyebut kunjungan tersebut “titik balik bersejarah”.

Karena, katanya, menjadi yang pertama oleh menlu Suriah dalam 25 tahun terakhir, serta membuka jalan baru dalam hubungan Suriah-AS setelah puluhan tahun terputus.

Menurut keterangan resmi, agenda pembahasan meliputi isu politik, keamanan, dan ekonomi yang menjadi kepentingan bersama.

“Langkah ini mencerminkan keterbukaan Suriah pada dialog langsung dengan Amerika Serikat, sebagai upaya membuka lembaran baru dalam hubungan bilateral,” demikian pernyataan Kemenlu.

Seorang sumber di Kementerian Luar Negeri Suriah sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa Shibani juga akan membicarakan pencabutan sanksi tersisa terhadap Suriah serta melanjutkan perundingan dengan Israel.

“Sudah ada kemajuan dalam pembicaraan dengan Israel, dan serangkaian kesepakatan diharapkan tercapai sebelum akhir tahun ini, terutama di bidang keamanan dan militer,” ungkap sumber itu.

Pekan lalu, Sharaa sendiri menyampaikan dalam wawancara dengan televisi Al-Ikhbariyah Suriah bahwa Damaskus sedang menggelar perundingan dengan Israel.

Tujuannya, mencapai kesepakatan yang akan memastikan penarikan pasukan Israel dari wilayah yang mereka duduki setelah kejatuhan Assad.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular