Friday, September 26, 2025
HomeBeritaItalia kirim kapal perang untuk dampingi Global Sumud Flotilla ke Gaza

Italia kirim kapal perang untuk dampingi Global Sumud Flotilla ke Gaza

Pemerintah Italia mengerahkan kapal fregat Angkatan Laut, Fasan, untuk memberikan perlindungan kepada warganya yang tergabung dalam armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang tengah menuju Gaza. Langkah ini diambil menyusul dugaan serangan terhadap kapal-kapal flotila oleh drone tak dikenal, Rabu (25/9/2025) pagi waktu setempat.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu sore, Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengatakan, kapal Fasan yang sebelumnya berada di utara Pulau Kreta kini diarahkan menuju lokasi armada. “Saya telah memberikan otorisasi untuk intervensi segera,” kata Crosetto, seraya menambahkan bahwa pengerahan kapal ini dilakukan dalam kerangka operasi pengawasan maritim Mare Sicuro.

Global Sumud Flotilla merupakan ekspedisi kemanusiaan yang membawa bantuan ke Jalur Gaza. Lebih dari 300 aktivis dari 44 negara ikut serta, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg. Armada ini diklaim sebagai konvoi bantuan laut terbesar ke Gaza sejak eskalasi kekerasan Israel-Palestina meningkat pada Oktober 2023.

Pada Selasa malam, sejumlah aktivis melaporkan terdengar ledakan dan kehadiran drone di sekitar kapal mereka yang berada di perairan dekat Yunani. Pihak penyelenggara kemudian merilis rekaman video yang menunjukkan ledakan di salah satu kapal.

“Beberapa drone, benda tidak dikenal dijatuhkan, komunikasi terganggu, dan terdengar ledakan dari sejumlah kapal,” tulis Global Sumud Flotilla dalam pernyataan resmi.

Hingga saat ini, Israel belum memberikan tanggapan resmi atas insiden tersebut. Namun dalam beberapa hari terakhir, pihak Israel melontarkan tudingan bahwa armada ini memiliki keterkaitan dengan Hamas, meskipun tidak disertai bukti. Pemerintah Israel juga menuduh bahwa ekspedisi ini bersifat provokatif.

Italia, melalui Menteri Luar Negeri Antonio Tajani, menyerukan kepada Israel agar menjamin keselamatan seluruh peserta flotila. “Kami meminta Pemerintah Israel untuk menjamin perlindungan penuh kepada warga kami dan seluruh peserta konvoi,” ujar Tajani melalui pernyataan yang disampaikan Kedutaan Besar Italia di Tel Aviv.

Sementara itu, juru bicara delegasi Italia dalam flotila, Tony La Piccirella, menyebut keputusan pemerintahnya sebagai hasil dari tekanan gerakan sosial dan aksi serikat pekerja. “Ini adalah kemenangan masyarakat sipil. Namun ini belum cukup,” katanya.

“Perlindungan bagi warga Italia penting, tetapi kami juga menuntut penghormatan terhadap hukum internasional, serta perlindungan bagi rakyat Palestina,” lanjutnya.

Aktivis asal Amerika Serikat, Tommy Marcus, mengaku sempat merasa takut saat insiden terjadi. “Saya tahu apa yang saya hadapi saat memutuskan bergabung dalam misi ini. Saya tahu kemampuan Israel dan apa yang mereka lakukan terhadap rakyat sipil,” ujarnya.

Insiden ini bukan yang pertama. Sebelumnya, pada 8 dan 9 September lalu, kapal flotila juga sempat diserang saat bersandar di Tunisia. Pemerintah Tunisia menyebut serangan itu sebagai “tindakan yang direncanakan”, namun Israel belum mengakui keterlibatan dalam peristiwa tersebut.

Anggota parlemen Polandia, Franek Sterczewski, melalui akun media sosial X mengatakan, sejauh ini telah terjadi 13 serangan terhadap 10 kapal, dengan tiga di antaranya mengalami kerusakan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menyerukan penyelidikan segera terkait dugaan serangan ini. “Kami sangat prihatin dan mendesak investigasi atas laporan ini,” demikian pernyataan singkat juru bicara PBB.

Sumeyra Akdeniz-Ordu, penyelenggara flotila asal Turki-Jerman, mengatakan suara ledakan yang ia dengar mengingatkannya pada penderitaan warga Gaza. “Mereka hidup dalam ketakutan tanpa kepastian keamanan. Suara ledakan bisa datang kapan saja, dari arah mana saja,” katanya.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular