Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, menyerukan penerapan sanksi terhadap Israel dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Sabtu (27/9/2025).
“Kita harus bertindak sekarang dan menjatuhkan sanksi terhadap Israel,” ujar Mohamad dalam pernyataannya, seperti dikutip Anadolu.
Ia menggambarkan tindakan militer Israel sebagai “metastasis kekejaman” yang tidak bisa terus dibiarkan di Timur Tengah. Ia juga mengutuk serangan Israel ke Doha awal bulan ini, yang menurutnya bukan hanya serangan terhadap beberapa perwakilan Hamas, tetapi juga “penghinaan terhadap semua pihak yang telah berupaya menengahi gencatan senjata” antara Israel dan Hamas.
“Dampaknya akan meluas ke seluruh dunia. Kekejaman ini mungkin dimulai di Palestina, tapi pasti tidak akan berakhir di sana,” tambahnya.
Mohamad menyebut hanya ada tiga langkah nyata untuk menyelesaikan konflik:
- Tindakan tegas terhadap pihak pendudukan,
- Dukungan jangka panjang bagi pembangunan negara Palestina yang berdaulat, dan
- Reformasi PBB agar tragedi serupa tidak terulang.
Saat PBB memperingati ulang tahun ke-80, Mohamad mempertanyakan makna selebrasi tersebut. “Apakah kita pantas memberi selamat kepada diri sendiri atas kegagalan mengakhiri pendudukan Palestina? Atau karena membiarkan satu negara melanggar Piagam PBB dan merusak upaya di Gaza?” katanya. “Waktu terus berjalan. Bom terus dijatuhkan. Cahaya mulai meredup. Kita telah gagal.”
Usulan reformasi PBB
Mohamad mengusulkan tiga reformasi mendesak demi kelangsungan PBB:
- Pembatasan atau penghapusan hak veto di Dewan Keamanan,
- Pengembalian kewenangan kepada Majelis Umum,
- Desain ulang sistem pembiayaan global agar lebih adil dan transparan, khususnya bagi negara-negara di Selatan Global.
Seruan ini disampaikan menyusul veto Amerika Serikat terhadap resolusi Dewan Keamanan yang menuntut gencatan senjata permanen dan tanpa syarat di Jalur Gaza awal bulan ini.
“Reformasi bukan lagi pilihan. Ini keharusan moral. Kita harus berubah bersama. Miliaran nyawa bergantung pada keberhasilan kita,” tegasnya.
Mohamad juga menekankan upaya perdamaian yang terus diusung oleh ASEAN, yang saat ini diketuai oleh Malaysia.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah menewaskan hampir 66.000 warga Palestina di Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak. Situasi ini membuat wilayah tersebut nyaris tidak layak huni, serta memicu kelaparan dan penyebaran penyakit.