Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, membantah telah menerima proposal baru terkait gencatan senjata di Jalur Gaza dari pihak mediator. Pernyataan ini disampaikan pada Minggu (28/9/2025), di tengah laporan media yang menyebut adanya inisiatif damai baru dari Amerika Serikat.
“Hamas menegaskan bahwa pihaknya belum menerima proposal baru dari mediator mana pun,” demikian bunyi pernyataan resmi Hamas, dikutip Anadolu.
Sebelumnya, sejumlah media melaporkan bahwa Hamas telah menerima usulan dari Amerika Serikat yang bertujuan mencapai gencatan senjata permanen dan mengakhiri perang di Gaza.
Menurut Hamas, proses negosiasi telah mandek sejak serangan udara Israel di ibu kota Qatar, Doha, pada 9 September lalu, yang menewaskan lima anggota kepemimpinan kelompok tersebut.
Meski demikian, Hamas menyatakan tetap terbuka untuk membahas setiap usulan dari para mediator secara “positif dan bertanggung jawab,” selama hal itu menjamin hak-hak nasional rakyat Palestina.
Rencana Perdamaian AS
Pada 25 September lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan mengajukan rencana perdamaian berisi 21 poin kepada sejumlah pemimpin Arab. Rencana itu mencakup seruan gencatan senjata permanen, pembebasan seluruh sandera Israel, pembentukan pemerintahan Gaza tanpa keterlibatan Hamas, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah tersebut.
Sejumlah pemimpin Arab dikabarkan mendukung sebagian besar isi proposal tersebut, namun mengusulkan penambahan poin, antara lain:
- Jaminan tidak ada aneksasi wilayah Tepi Barat,
- Status quo Yerusalem tetap dipertahankan,
- Bantuan kemanusiaan ditingkatkan, serta
- Permasalahan permukiman Israel dibahas secara tuntas.
Sejak Oktober 2023, militer Israel telah menewaskan hampir 66.000 warga Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan yang berlangsung terus-menerus itu telah menjadikan wilayah Gaza nyaris tidak layak huni, dengan tingkat kelaparan dan penyebaran penyakit yang meningkat tajam.