Tuesday, September 30, 2025
HomeBeritaTiga drone Turki kawal armada Global Sumud Flotilla menuju Gaza

Tiga drone Turki kawal armada Global Sumud Flotilla menuju Gaza

Pemerintah Turki bergabung dengan Spanyol, Italia, dan Yunani dalam memantau pergerakan armada internasional yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza, yang tetap melanjutkan pelayaran ke arah timur di Laut Tengah pada Senin (29/9/2025), meski mendapat peringatan keras dari Israel.

Data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa tiga unit drone berdaya tahan tinggi yang lepas landas dari Pangkalan Udara Corlu di Turki telah terbang berputar di atas armada selama tiga hari berturut-turut. Kehadiran drone ini menyoroti meningkatnya perhatian internasional terhadap armada yang bertekad untuk menembus blokade laut Israel di Jalur Gaza.

Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan Turki serta badan intelijen negara tersebut belum memberikan keterangan resmi atas aktivitas drone tersebut.

Armada bernama Global Sumud Flotilla, yang terdiri atas puluhan kapal sipil dan mengangkut berbagai kalangan—termasuk anggota parlemen, pengacara, dan aktivis seperti Greta Thunberg dari Swedia—saat ini masih berada ratusan mil dari garis pantai Gaza. Namun, armada telah mendekati wilayah yang sebelumnya menjadi titik pencegatan oleh militer Israel.

Situs pelacakan menunjukkan sekitar 40 kapal tergabung dalam armada ini. Pelayaran mereka sempat tertunda selama beberapa hari akibat serangan drone pada pekan lalu yang merusak sejumlah kapal. Meski tidak ada korban jiwa, armada harus bersandar di wilayah Yunani untuk menjalani perbaikan.

Pada akhir pekan lalu, armada kembali melanjutkan pelayaran menuju Gaza. Penyelenggara menyatakan bahwa mereka memperkirakan akan tiba di perairan Gaza dalam empat hari ke depan.

Negara Eropa Siaga, Tapi Tidak Akan Terlibat Militer

Italia dan Spanyol telah mengerahkan kapal angkatan laut mereka untuk mendampingi armada tersebut jika diperlukan dalam operasi penyelamatan atau bantuan kemanusiaan. Namun kedua negara menegaskan tidak akan terlibat dalam aksi militer.

Sementara itu, penjaga pantai Yunani turut memantau pergerakan armada selama berada dalam zona tanggung jawab penyelamatan negara tersebut.

Pemerintah Italia pada Minggu (28/9/2025) kembali mengingatkan bahwa armada sudah mendekati zona berisiko tinggi, dan mengulangi usulan agar bantuan dibawa ke Siprus, untuk kemudian didistribusikan ke Gaza oleh pihak Gereja Katolik Roma. Namun, usulan ini ditolak oleh penyelenggara armada.

Kekhawatiran atas Respons Israel

Anggota Parlemen Eropa dari Italia, Benedetta Scuderi, yang turut berada di atas kapal armada, menyatakan kekhawatiran atas kemungkinan tindakan dari pihak Israel.

“Israel telah beberapa kali menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki batasan. Tentu kami khawatir dengan apa yang mungkin mereka lakukan. Namun kami akan tetap bersikap damai dan non-kekerasan,” ujarnya kepada stasiun radio Italia, Radio 24.

Pihak Israel sendiri belum memberikan komentar terkait insiden drone pekan lalu. Namun, pemerintah Israel sebelumnya menyatakan akan menggunakan segala cara untuk mencegah kapal mencapai Gaza, dengan dalih bahwa blokade laut merupakan tindakan sah dalam upaya melawan kelompok Hamas.

Surat kabar La Stampa di Italia melaporkan bahwa Presiden Israel, Isaac Herzog, pada Minggu (28/9) meyakinkan duta besar Italia bahwa Israel “tidak akan menggunakan kekuatan mematikan” terhadap peserta flotilla. Namun, Reuters menyatakan belum dapat mengonfirmasi pernyataan tersebut secara independen.

Israel meluncurkan ofensif ke Gaza pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan membawa 251 orang sebagai sandera ke Gaza. Sejak saat itu, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza, dan menyebabkan krisis kemanusiaan besar-besaran.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler