Sebuah rombongan kapal bantuan kemanusiaan internasional yang menuju Gaza dilaporkan telah memasuki jarak 150 mil laut dari wilayah pesisir Gaza yang masih diblokade oleh Israel. Informasi ini disampaikan oleh media Israel pada Selasa (1/10), seperti dilansir kantor berita Anadolu.
Menurut laporan penyiar publik Israel, KAN, lebih dari 50 kapal yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla telah memasuki wilayah yang disebut sebagai “zona intersepsi” oleh militer Israel.
“Angkatan Laut Israel terus mempersiapkan diri untuk menyita kapal-kapal tersebut di laut,” tulis KAN dalam laporannya.
Karena jumlah kapal yang cukup besar, militer Israel dikabarkan tengah menyiapkan kapal perang berukuran besar untuk mengevakuasi para aktivis dan menarik kapal-kapal tersebut menuju Pelabuhan Ashdod di Israel selatan. Media tersebut juga menyebut adanya kemungkinan beberapa kapal akan tenggelam selama operasi berlangsung.
Pimpinan politik Israel, menurut KAN, telah menginstruksikan militer agar tidak mengizinkan armada bantuan tersebut mencapai wilayah Gaza “dalam kondisi apa pun”.
Sementara itu, organisasi HAM Amnesty International pada hari yang sama menyerukan perlindungan bagi armada kemanusiaan tersebut. Amnesty menyampaikan keprihatinan atas ancaman dari pihak Israel terhadap flotila yang membawa bantuan medis dan pangan ke Gaza.
Sebelumnya pada Minggu lalu, KAN juga melaporkan bahwa Israel telah mulai mempersiapkan langkah penyitaan kapal-kapal flotila, sebagaimana yang pernah dilakukan terhadap kapal Madleen dan Handala yang dicegat pada Juni dan Juli lalu.
Flotila ini membawa berbagai bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis, dan telah berlayar sejak beberapa hari lalu dalam upaya menembus blokade Israel yang telah berlangsung selama 18 tahun atas wilayah Gaza, tempat tinggal sekitar 2,4 juta warga Palestina.
Blokade terhadap Gaza diperketat sejak 2 Maret 2024, ketika Israel menutup semua perlintasan perbatasan dan menghentikan masuknya bantuan, makanan, serta obat-obatan. Kondisi ini telah mendorong wilayah Gaza menuju bencana kelaparan, meskipun truk-truk bantuan menumpuk di sisi perbatasan.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Pemboman tanpa henti telah membuat Gaza nyaris tidak layak huni dan menyebabkan kelaparan serta merebaknya penyakit.